Orang yang selalu melanggengkan bershalawat Kepada Nabi dan berzikir kepada Allah swt, niscaya mereka bertambah dekat kepada Allah dan Rasulullah-Nya, seperti sabda Rosullullah: “Orang yang paling utama bersamaku kelak pada hari kiamat adalah mereka yang palig banyak membaca shalawat untukku”. Dan Rasulullah saw memperingatkan bilamana mereka tidak berzikir dan bershalawat di dalam kehidupannya, bahkan melalaikan sholawat dan berzikir, mereka akan merugi di hari kiamat, sebagaimana sabda beliau Nabi Muhammad saw: “Tidaklah sesuatu kaum duduk dalam suatu tempat dimana mereka tidak berzikir kepada Allah s.w.t serta membaca shalawat kepada nabi saw. kecuali mereka menyesal kelak pada hari kiamat”. Adapun Zikir Kolbu yg langgeng, yaitu zikirnya para malaikat yg selalu patuh kepada Allah swt. Dan selalu taat melaksanakan tugasnya masing2.
Sedangkan manusia harus melalui latihan-latihan dalam melaksanakan Zikir Kolbu kepada Allah. Di saat latihan-latihan ber Zikir Kolbu tentulah mengalami berbagai rintangan dan hambatan tetapi harus dan tetap tabah, karena rintangan dan hambatan itu sebagai cambuk semangat dalam melaksanakan Zikir Kolbu kepada Allah, dalam firman Allah dijelaskan disurat Al-A’raf ayat 205-206: “Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut dan tidak mengeraskan suara diwaktu pagi dan petang dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. Sesungguhnya malaikat2 yg ada disisi (Allah) (Tuhanmu) tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkanNya dan hanya kepadaNyalah mereka bersujud”.
Zikir Kolbu diawali dari zikir lisan atau zikir nafas, bila hatinya tergetar, sekecil apapun getaran di hati/kalbu lalu dikembangkan ke seluruh anggota tubuh. Dan dilanjuntukan gerakan kalbu untuk ber Zikir Kolbu, suarakan kalbumu untuk mengatakan; Allah, Allah, Allah. Proses itu membutuhkan waktu, mungkin hanya satu hari atau dua hari, mungkin juga bisa berbulan-bulan, sampai Anda mengalami pengalaman spiritual dalam zikir posisi yang di alam sana: memasuki tempat yang maha luas tak terlindungi oleh naungan apapun, tempat itu terbuka amat luasnya terisi oleh para jamaah, yang sedang berzikir, tempat ini “ladang para jamaah” nya org2 yg sedang berzikir.
Kalau sudah memasuki alam itu berarti kita sudah terpaling ke tempat jamaahNya dimana di dalam al Qur’an ditegaskan disurat Al-Fajr ayat 27-30:
27. hai jiwa yang tenang.
28. kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas (ridlo) lagi diridhaiNya.
30. maka masuklah kedalam jamaah hamba-hambaKu.
30. dan masuklah ke dalam surgaKu.
Sepatutnya kita dapat terpanggil seperti yang maksud dari ayat tersebut diatas.
No comments:
Post a Comment