Saturday, May 14, 2016

ABDUL WAHID BIN ZAID DAN CALON SUAMI BIDADARI TERCANTIK DI SYURGA

Abdul Wahid bin Zaid, salah seorang teman Hasan al Basri, yang berasal dai Bashrah Iraq, Abdul Wahid bin Zaid meninggal pada 177 H. Abdul Wahid bin Zaid diliputi rasa takut kepada Allah, berpaling dari kelezatan duniawi, baik dalam makan maupun minum sekedarnya, ataupun dalam tindakan lain, yang tidak keluar dari batasan kezuhudan Nabi Muhammad dan para sahabatnya. Jalaludin Rumi, Abdul Wahid bin Zaid dalam Al-Wa’dh wa ar-Qaqaiq, Abdul Wahid bin Zaid menceritakan, Suatu hari aku berkumpul bersama beberapa orang dalam suatu majlis. Kami sedang bersiap untuk keluar berperang menghadapi musuh. Aku telah memerintahkan para sahabatnku agar segera bersiap untuk membacakan beberapa ayat Alquran.” Maka seorang laki-laki segera membaca Q.S. At-Taubah: 111, “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin jiwa dan harta mereka dengan jannah.” (Q.S. At-Taubah: 111).

ZUN NUN AL-MISHRI, PELAJARAN TERAKHIR DARI SANG GURU

Zun Nun Al Misri mendapatkan wejangan dari Sang Guru. Zun Nun al-Mishri Rahimahullah, selesai bermalam di rumah gurunya selama tujuh puluh hari. Sang guru ialah ulama besar yang wafat di tahun 186 Hijriyah, Imam Syuqran al-Qairawani. Imam Syuqran merupakan seorang ahli ibadah, orang zuhud yang sebenarnya, dan shalih. Di akhir kunjungannya, Zun Nun al-Mishri meminta nasihat dan pelajaran terakhir, sebelum melanjutkan perjalanan untuk berguru kepada ulama lain. “Ketahuilah,” tutur Imam Syuqran, “orang yang zuhud terhadap dunia itu; makanannya apa yang ditemukan, tempat tinggalnya di mana saja berada, pakaiannya adalah semua yang menutup auratnya, tempat duduknya adalah khalwat (menyendiri bersama Allah Ta’ala), ucapannya adalah al-Qur’an, kawan akrabnya adalah Allah Ta’ala yang Mahaperkasa, teman satu perjalanannya adalah zikir kepada Allah Ta’ala, pendampingnya adalah hidup sederhana, kesukaannya adalah diam, tujuannya adalah rasa takut, kendaraannya ialah rindu, ambisinya adalah nasihat, pemikirannya adalah mengambil pelajaran, bantalnya adalah kesabaran, alas tidurnya adalah debu tanah, teman-temannya adalah orang yang sesuai antara perkataan dan perbuatannya, tutur katanya adalah hikmah, dalilnya adalah akal, sahabat sejatinya ialah kesabaran untuk tidak marah, nafkah untuknya ialah tawakkal, lauknya adalah lapar, dan penolongnya adalah Allah Ta’ala.”

JUNAID AL-BAGHDADI DIUJI DENGAN WANITA CANTIK

Junaid al Baghdadi yang paling mendalam  pemahamannya. Nama lengkap beliau adalah Abu al-Qasim al Junaid al Baghdadi. Junaid al Baghdadi digelari Syeikh al-Thaifah (guru kelompok sufi). Keluarga al Junaid berasal dari Nehwand beliau lahir dan dewasa di Irak beliau berguru pada pamannya, al-Sirri al-Saqathi serta pada al-Harits ibn ‘Asad al-Muhasabi (meninggal tahun 297H).

SYARIAT ITU POKOK, HAKEKAT ITU CABANG

Ibrahim al Dasuqi, Fana dalam Kebaqaan Tariqat Birhamiyyah didirikan oleh Ibrahim al Dasuqi, yang nama lengkapnya, Ibrahim al Dasuqi al-Qursyi, Ibrahim al Dasuqi meninggal dunia tahun 676 Hijriyyah di Damaskus. Tariqat Birhamiyyah tersebar di kawasan Mesir, Syria, Hijaz, Yaman dan Hadhramaut. Ibrahim al-Dasuqi ber kata, “Syariat adalah pokok, sementara hakekat adalah cabang. Jadi Syari’at menghimpun seluruh ilmu yg diwajibkan dan hakekat menghimpun seluruh ilmu yg disembunyikan. sementara semua tingkatan dan keadaan justru berada dibawah keduanya.”

IBRAHIM BIN ADHAM DITEGUR LANGSUNG OLEH NABI KHIDIR

Ibrahim ibn Adham merupakan raja Balkh yang sangat luas wilayah kekuasaannya. Kemana pun ia pergi, empat puluh buah pedang emas dan empat puluh buah tongkat kebesaran emas diusung di depan dan di belakangnya. Pada suatu malam ketika ia tertidur di kamar istananya, langit-langit kamar berderik-derik seolah-olah ada seseorang yang sedang berjalan di atas atap.  Ibrahim ibn Adham terjaga dan berseru “Siapakah itu?!”. “Seorang sahabat”, terdengar sebuah sebutan. “untaku hilang dan aku sedang mencarinya di atas atap ini.” “engkau hendak mencari unta di atas atap?” seru Ibrahim. “Wahai manusia yang lalai.” Suara itu menjawab. “Apakah engkau hendak mencari Allah dengan berpakaian sutera dan tidur di atas ranjang emas?”.

KISAH SYEIKH SARRI AS-SAQATI DAN TUHFAH BUDAK YANG CANTIK

As Saqati merupakan murid dari Ma’ruf al-Kurkhi, Siri as-Saqothi adalah imam masjid Baghdad, yang meninggal tahun 257 H. Siri as-Saqothi berkata, “Kekuatan paling dahsyat ialah hendaknya kau mampu mengendalikan dirimu. Dan barang siapa tidak mampu mengendalikan dirinya, niscaya dia lebih tidak mampu mengendalikan orang lain.” Dan kata as-Saqothi pula, “Aku tidak tahu hal yang lebih meluluhlantakkan amal, menghancurleburkan kalbu, lebih mempercepat keruntuhan seorang hamba, memperlambat perasaan sedih, mempermudah perasaan dengki, dan mendorong pada perasaan cinta kemegahan serta kesombongan, selain dari sedikitnya pengetahuan seorang hamba Allah mengenai dirinya ataupun kecenderungan pandangannya mencari-cari keburukan orang-orang lain.”

AL-HALLAJ, ANA AL HAQQ (AKULAH KEBENARAN TINGGI)

Al Hallaj atau Husain ibn Mansur al Hallaj atau biasa disebut dengan Al Hallaj, beliau lahir di Thur di kawasan Baidhah, Iran Tenggara, pada tanggal 26 Maret 866M. Ia merupakan seorang keturunan Persia. Kakeknya adalah seorang penganut Majusi dan ayahnya memeluk Islam. Al-Hallaj merupakan syekh sufi abad ke-9 dan ke-10 yang paling terkenal. Ia terkenal karena berkata: “Ana al Haqq (Akulah Kebenaran)”, ucapan yang membuatnya dihukum mati secara kejam.

KUMPULAN KATA MUTIARA SUFI

Para Sufi mengungkapkan yang dirasakannya ataupun pengalaman spiritualnya dengan menuliskannya dalam bentuk kitab-kitab, dari kitab-kitab meraka kita dapat mengambil pelajaran tentang Kata Mutiara Sufi  yang penuh dengan makna dan pelajaran bagi kita.

KISAH MALIK BIN DINAR, KAKEK TUA DAN ULAR BESAR

Malik bin Dinar, yang meninggal pada 131H. Ibn Khallikan menulis sebagai berikut: “Malik bin Dinar adalah ilmuwan yang zuhud dan rendah hati. Dia adalah seorang yang suka merendah dan tidak mau makan kecuali dari hasil kerjanya sendiri. Dan kerjanya adalah menulis mushaf dengan upah.” Malik bin Dinar Ber kata: “Barang siapa menyertaiku dalam kesederhanaan hidup, dia besertaku. Kalau tidak, dia berpisah dariku.” Dalam do’a nya Malik bin Dinar, berkata : “Ya Tuhanku, janganlah Kau masukkan apapun ke dalam rumah Malik bin Dinar”. Al-Sya’rani mengutarakan, bahwa Malik bin Dinar makan dari hasil kerjanya mengambil pelepah kurma. Sementara di dalam rumahnya tidak mempunyai isi kecuali mushaf al Qur’an, kendi dan tikar, tidak ada perabot lain, apa lagi uang atau emas.

SUFI SEJATI

Ciri-ciri SUFI SEJATI:

Mereka mematuhi ajaran Al-Quran dan mematuhi amalan dan peraturan yang dicontohkan dari perilaku dan kata-kata Nabi Muhammad Saw. Mereka mengikuti panduan tersebut dalam perkataan, dalam bertindak, dalam pemikiran dan dalam perasaan mereka. Mereka mengikuti maksud di dalam hati atau intisari yang tersirat dan yang terpendam dalam ajaran Islam.