Sunday, May 1, 2016

RAJA ASHMAN SHAH QS DI DALAM MAQAM WALI TINGGI (ARBAIN)

(Sultan Aulia Mawlana Syaikh Nazim Adil Haqqani qs, 1 Mei 2012 – Lefke Cyprus). Audzubillahi minas syaithanir rajim, Bismillahir Rahmaanir Rahim. Ketika Raja Asman meninggal dunia, (Semoga Allah merahmati ruhnya), kesehatan Mawlana Syaikh Nazim qs sangat tidak stabil sehinga kami tidak menginformasikan kepadanya tentang wafatnya Raja Ashman Shah qs yang merupakan berita yang sangat sedih. Hari ini ketika Syaikh Bahaudin menceritakan kepada ayahnya (Mawlana Syaikh Nazim qs) untuk mendapatkan berkah dari Raja Asman Shah qs yang merupakan Wali Arbain (40 Wali Tinggi), tetapi sebelum Syaikh Bahaudin menceritakan hal tersebut Mawlana Syaikh Nazim qs lebih dahulu mengungkapkan Maqom (Tingkatan Spiritual) Raja Ashman dimana beliau, Raja Ashman terlihat berada di Sham (Damaskus).

WILAYAH (KEWALIAN) SEORANG IBU DAN GHAWTS UL-A’ZHAM

Shaykh Zakaria Bagharib (q.s.). Cerita ini dikisahkan oleh almarhum Syaikh Zakariya bin ‘Umar Bagharib Singapore (qaddasAllahu sirrahu wa nafa’anaa bibarakaatih), yang adalah putra dari Syaikh ‘Umar bin Abdullah Bagharib (qaddasAllahu sirrahu wa nafa’anaa bibarakaatih), seorang mursyid Tariqah Qadiriyah di Singapore. Syaikh Zakariya Bagharib pernah bercerita bahwa suatu saat di masa hidup Ghawtsul A’zham Syaikh ‘Abdul Qadir al-Jailaniy1) (qaddasAllahu sirrahu wa nafa’anaa bibarakaatih), sang Sulthanul Aulia’ tengah berada di lingkungan Masjidil Haram. Saat berada di sana, beliau (Syaikh ‘Abdul Qadir) merasa takjub ketika melihat seorang wanita yang tengah melakukan thawaf mengelilingi Ka’bah dengan hanya satu kakinya. Melalui firasat beliau, fahamlah Syaikh ‘Abdul Qadir bahwa wanita tersebut bukanlah wanita biasa, melainkan pastilah seorang Wali.

MAKNA SORBAN BERTINGKAT-TINGKAT

Guru Mulia Alhafidz Almusnid Alhabib Umar bin Hafidz memakai sorban hingga bertingkat-tingkat, apakah ada maknanya? Habib Mundzir Almusawwa menjawab: Sorban/ Turban/ Imamah, Khirqoh hukumnya sunnah. Semua muslim boleh memakainya, namun sebagian Ulama' kita menjadikan sorbannya lebih besar sebagai tanda bahwa ia siap ditanya, dan memberi penjelasan atas hukum dan syari’ah. Semakin besar sorbannya maka semakin luas ilmunya. Habib Umar membolehkan kita memakai sorban sepanjang 5 hasta, jika sudah menjadi guru/pimpinan pesantren,pemuka agama maka boleh ditambah. Rasulullah SAW bersabda: perbedaan antara kita dengan musyrikin adalah 'imamah diatas kopyah/peci. (Almustadrok alas-shohihain, hadits no: 5903).

KISAH AL-HABIB AHMAD AL-MUHDHAR (QUWEREH, YAMAN)

Gurauannya Disukai Nabi SAW. Terik matahari memanggang kota Mekah. Masjidil Haram tengah disesaki jemaah haji. Hari itu Jumat. Seorang khatib berdi­ri di atas mimbar Ia membacakan se­buah khutbah yang teramat panjang. Lama sekali sang khatib berkhut­bah. Jamaah tersiksa oleh sengatan siang. Maklum, saat itu bertepatan musim panas. Keringat becucuran deras. Usai khutbah, sang khatib mengimami salat. Anehnya, salat ini dilakukan dengan sangat cepat. Surat yang ia pakai pun yang pendek-pendek.

WILAYAT DAN QUTBANIYYAT

Ar-Risalah Al-Aqrabiyat Fi Nubuwwat Wa Risalat Wa Wilayat Wa Qutbaniyat. WILAYAT berarti maqam kewalian dan ia merupakan maqam yang khas di kalangan Ummat Baginda Nabi Muhammad Rasulullah s.a.w yang beriman. Seseorang yang telah mengamalkan Syari‘at Islam dengan sempurna dan menuruti Tariqat yang dibawakan oleh Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Rasulullah s.a.w dengan menuruti segala Adab dan Sunnahnya, Makrifat dan mengenal Zat Allah dengan Sifat-SifatNya, Nama- NamaNya serta Perbuatan-PerbuatanNya dengan keyakinan yang sempurna serta telah mencapai Haqiqat dalam kefahamannya tentang wajibnya kewujudan Allah S.w.t, hakikat Kenabian Baginda Nabi Muhammad Rasulullah s.a.w, hakikat Agama, hakikat kewujudan diri, dan segala hakikat kewujudan makhluk dan alam semesta, dia pasti akan Allah s.w.t angkatkan ke darjat Para WaliNya.

WALI ALLAH HANYA DATANG SEKALI PADA KITA

Syekh Hisyam bercerita, Saat itu saya masih muda, di pertengahan tahun 50-an. Saya sedang bersama kakak saya yang tertua, usia kakak saya saat itu 25 tahun; kami berada di Masjid Agung Beirut. Tiba waktunya salat Ashar dan paman saya, seorang mufti sedang menjadi imam.

WALI ALLAH, MEREKA DIBERIKAN HIKMAH

(Mawlana Syaikh Mehmet Adil Qs - 16 September 2012 - Lefke Cyprus). Audzubillahi minasy syaithanir rajim. Bismillahir Rahmaanir Rahim. Kita akan berbicara tentang Aulia Allah (Wali Allah), teman-teman Allah. Dan Wali Allah berbeda dengan Ulama biasa yang hanya tampilan luar saja. Wali Allah mereka mengetahui ilmu syariat dan juga ilmu tariqat sama baiknya. Bisa saja seseorang melihat seorang Wali sepertinya dia tidak paham Syariat, bahkan kadang seperti berlawanan dengan apa yang dikatakan dalam syariat. Tetapi sebenarnya mereka tidak pernah menentang dan berlawanan dengan syariat.

KETIKA KALAM ILAHI TIDAK DIHORMATI

(Subha Mawlana Syaikh Nadzim Adil Al-Haqqani Qs - Lefke, Siprus: 29 November 2001- Shuhba Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS).  A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim. Bismillaahir rahmaanir rahiim. Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma’iin. 

ADAM, ALLAH DAN MUHAMMAD TIDAK TERPISAH

Adam adalah seorang manusia yang di cipta oleh Allah s.w.t, yang dimaksudkan manusia itu ialah apabila Rohani itu sudah memiliki jasad jika ada jasmani tanpa Rohani maka ia bukan manusia, demikian juga jika Rohani tanpa jasmani maka ia bukan manusia, maka yang dimaksudkan manusia itu adalah dzuriat daripada Adam sebagaimana firman Allah menyatakan: (manusia adalah jasmani sementara ia ialah Rohani): Artinya Dan sesungguhnya Kami telah muliakan Bani Adam, dan Kami angkat mereka di darat dan juga di laut dan Kami beri rezeki yang baik, dan sesungguhnya Kami lebihkan mereka dari kebanyakan (makhluk) yang telah Kami jadikan sebenar-benar kelebihan (QS. Al Isra': 70)

TANDA TERPUTUSNYA ABID PADA AL-MA’BUD

Ketahuilah terputusnya makhluk dari Allah adalah karena bergantungnya mereka pada makhluk dan pada diri mereka serta fokus mereka pada perbuatan sendiri. Penyimpangan mereka dari aqidah yang benar disebabkan mereka telah menyalahi fitrah yang atasnya jiwa manusia diciptakan. Selain itu, karena mereka teramat cinta pangkat - harta - dunia - kekuasaan - syahwat - panjang angan-angan, menunda amal, kikir, emosional, ujub, makanan, minuman dan pakaian yang buruk serta kerusakan dunia mereka dan dominasi syahwat atas hati mereka.