Kini manusia di dunia dipenuhi dengan dendam dan amarah, sedangkan Rasulullah s.a.w sendiri tersenyum tatkala dihina oleh perempuan tua Jahiliyyah di depannya sendiri yang mana akhirnya wanita tua itu memeluk agam Islam. Persoalannya, dimanakah perginya kelembutan dan pemaafan didalam Islam?Adakah sekadar di hari raya sahaja atau ucapa di mulut sahaja? Hayati kisah bagaimana sebuah kemaafan itu memudahkan jalan ke syurga. Suatu hari, Rasulullah saw. sedang berkumpul dengan para sahabatnya. Di tengah para sahabatnya, tiba-tiba Rasulullah saw. tertawa ringan sampaI terlihat gigi depannya. Umar r.a. yang berada di di situ, berkata, ‘Demi engkau, ayah dan ibuku sebagai tebusannya, apa yang membuatmu tertawa, wahai Rasulullah?’ Rasulullah saw.menjawab, ‘Aku diberitahu bahawa pada hari kiamat nanti, ada dua orang yang duduk bersimpuh sambil menundukkan kepala mereka di hadapan Allah. Salah satunya mengadu kepada Allah sambil berkata, ‘Ya Rabb, ambilkan kebaikan dari orang ini untukku kerana dulu dia pernah berbuat zalim kepadaku’. Allah swt. berkata, ‘Bagaimana mungkin saudaramu ini bisa melakukan itu, karena tidak ada kebaikan sedikitpun yang tersisa dalam dirinya?’ Orang itu berkata, ‘Ya Rabb, kalau begitu, biarlah dosa-dosaku dipikul olehnya’. Sampai di sini, mata Rasulullah saw. berkaca-kaca. Beliau saw. tidak mampu menahan titisan airmatanya. Beliau menangis. Lalu, beliau saw. berkata, ‘Hari itu adalah hari yang begitu mencekam, di mana setiap manusia ingin agar ada orang lain yang memikul dosa-dosanya’.
Thursday, March 17, 2016
PESAN HIKMAH YAHYA IBN MU'ADZ AR-RAZI
Menurut Imam Ibnu As-Sam’ani, sebenarnya tokoh yang pertama kali mengenalkan ucapan 'man ‘arafa nafsahu faqad ‘arafa rabbahu' (Barang siapa yang mengenal dirinya maka telah mengenal Tuhannya) Yahya ibn Mu’adz Ar-Razi (w. 257 H). Ucapan ini menjadi sangat populer di dunia tasawuf, bahkan banyak menyebut sebagai hadis. Penjelasan ini disebut Imam As-Sam’ani dalam kitab Ad-Durar Al-Mutanatsirah fil al-ahadits al-musytabirah.
ENAM NASIHAT YAHYA BIN MU’ADZ AR-RAZI
Yahya bin Mu’adz Ar-Razi berkata:
1. “Ilmu itu pembimbing amal.
2. Pemahaman itu wadahnya ilmu.
3. Akal itu penuntun kepada kebaikan.
4. Hawa nafsu itu kendaraan dosa.
5. Harta itu pakaian orang-orang yang takabbur.
6. Dunia itu pasarnya akhirat.”
REZEKI BERLIMPAH SETELAH KEYAKINAN SEMPURNA
"Abdullah ibn Utbah menuturkan, 'Ketika Usman bin Affan r.a.terbunuh, kekayaan yang dimilikinya sebanyak 100.000 dinar, sejuta dirham, seribu kuda, seribu budak, beserta sumur Aris, Khaibar, dan Wadil Qura yang nilainya sekitar 200.000 dinar. Sedangkan Amr bin Ash meninggalkan 300.000 dinar. Lalu, harta Zubair Ibn Awwam mencapai 50.000 dinar, 1000 kuda dan 1000 budak.
MEMBURU SYAFAAT RASULULLAH
Anas bin Malik telah menyampaikan sebuah kabar dari Nabi Muhammad mengenai syafaat Allah yang dikejar kaum beriman di akhirat kelak. Pada saat seluruh manusia dibangkitkan nanti, hari-hari akan terasa sangat panjang bagi manusia. Oleh karena itu, sebagian mereka menyeru temannya yang lain, “Mari kita temui Adam, nenek-moyang kita, agar dia memohonkan syafaat kepada Tuhan kita, sehingga Tuhan memberi keputusan yang baik untuk kita.”
MARI BERSHALAWAT NABI
Imam Al-Qasthalani dalam kitab Masalik al-Hanfa menuliskan : “Ketahuilah, tidak mungkin mampu mencontoh perbuatan dan akhlak Nabi Saw kecuali dengan usaha keras, tidak mungkin mau berusaha dengan keras kecuali sangat cinta kepada Nabi Saw, dan tidak mungkin cinta mati kepada Nabi Saw kecuali dengan cara memperbanyak bacaan shalawat. Sebab, barang siapa yang suka pada sesuatu, maka dia akan sering menyebut-nyebutnya. Karenanya, bagi seorang salik mesti memulai jalan spiritualnya dengan memperbanyak bacaan shalawat atas Nabi Muhammad saw.
MAHADAYA CINTA DARI SYEKH ABDUL QADIR
Syekh Abdul Qador Al-Jailani mengatakan: “Betapa banyak Mukmin yang mengatakan, ‘Si Fulan didekatkan, aku dijauhkan. Si Fulan diberi, sedangkan aku tidak. Si Fulan diberi pujian, sedangkan aku dicela. Si Fulan dibenarkan, sedangkan aku didustakan”. Tidakkah engkau mengetahui sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah satu. Sesungguhnya Zat yang Satu itu mutlak bersifat Tunggal dan Esa dalam satu mahabbah-Nya, serta mencintai keesaan dalam Mencintai (mahabbah).
ENAM HAL PENTING DARI ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ
Abu Bakar Ash-Shiddiq mengatakan:
إِنَّ إِبْلِيْسَ قَائِمٌ أَمَامَكَ وَالنَّفْسُ عَنْ يَمِيْنَكَ وَالْهَوَى عَنْ يَسَارِكَ وَالدُّنْيَا مِنْ خَلْفِكَ وَالْأَعْضَاءُ عَنْ حَوْلِكَ وَالْجَبَّارُ فَوْقَكَ فَإِبْلِيْسُ لَعَنَهُ اللهُ يَدْعُوْكَ إِلَى تَرْكِ الدِّيْنِ وَالنَّفْسُ تَدْعُوْكَ إِلَى الْمَعْصِيَةِ وَالْهَوَى يَدْعُوْكَ إِلَى الشَّهَوَاتِ وَالدُّنْيَا يَدْعُوْكَ إِلَى اخْتِيَارِهَا عَلَى الْآخِرَةِ وَالْأَعْضَاءُ تَدْعُوْكَ إِلَى الذُّنُوْبِ وَالْجَبَّارُ يَدْعُوْكَ إِلَى الْجَنَّةِ وَالْمَغْفِرَةِ قَالَ اللهُ تَعَالَى أُلَئِكَ يَدْعُوْنَ إِلَى النَّارِوَاللهُ يَدْعُوْ إِلَى الْجَنَّةِ وَالْمَغْفِرَةِ فَمَنْ أَجَابَ إِبْلِيْسَ ذَهَبَ عَنْهُ الدِّيْنُ وَمَنْ أَجَابَ النَّفْسَ ذَهَبَ عَنْهُ الرُّوْحُ وَمَنْ أَجَابَ الْهَوَى ذَهَبَ عَنْهُ الْعَقْلُ وَمَنْ أَجَابَ الدُّنْيَا ذَهَبَتْ عَنهُ الْآخِرَةُ وَمَنْ أَجَابَ الْأَعْضَاءَ ذَهَبَتْ عَنْهُ الْجَنَّةُ وَمَنْ أَجَابَ اللهَ تَعَالَى ذَهَبَتْ عَنْهُ السَّيِّئَاتُ وَنَالَ جَمِيْعَ الْخَيْرَاتِ
KEAJAIBAN SHALAWAT DI HARI JUMAAT
Janji Allah tak pernah salah. Ajaran Rasulullah itu benar. Saya membuktikannya 30 menit yang lalu tentang keajaiban Shalawat Nabi di hari Jum’at. Jam 15.00 WIB, seorang sahabat lama mengirim SMS:
"Apa kabar Pak? Punya beras nggak? Anak-anak saya belum makan?"
Saya tak merasa kaget dengan pesan seperti ini. Pasti ini adalah keadaan gawat darurat di dapurnya. Tak perlu ada pertanyaan lanjutan, sebab pertanyaan apa pun tentang hal itu hanya akan menyakitinya.
JADILAH JANTUNG YANG TERUS BERDENYUT
Rasulullah Muhammad SAW bersabda: “Jadilah engkau orang 'ALIM atau orang yang BELAJAR atau orang yang MENDENGARKAN atau orang yang CINTA dan janganlah jadi yang kelima maka engkau BINASA. (HR MUSLIM).
Subscribe to:
Posts (Atom)