Wednesday, February 17, 2016

MENGENAL DIRI JASAD, JIWA, RUH DAN HATI

Pada umumnya orang hanya mengetahui manusia itu hanya terdiri dari jasad dan ruh. Mereka tidak memahami sesungguhnya manusia terdiri dari tiga unsur, iaitu: Jasad, Jiwa dan Ruh.

Ini dapat dibuktikan dalam firman Allah Taala surah Shaad (38:71-73) yang bermaksud: Ingatlah ketika Tuhan MU berfirman kepada malaikat: Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Ku sempurnakan kejadiannya, maka Ku tiupkan kepadanya Ruh Ku. Maka hendaklah kamu tunduk bersujud kepadanya. Lalu seluruh malaikat itu bersujud semuannya. Pada ayat yang lain pula, Allah menjelaskan tentang penciptaan jiwa (nafs). Surah Asy Syams (91:7-10) . Firmanya yang bermaksud: “Dan demi nafs (jiwa) serta penyempurnaannya, maka Allah ilhamkan kepada nafs itu jalan ketaqwaaan dan kefasikannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikannya dan sesungguhnnya rugilah orang yang mengotorinya”.

ANTARA AZIMAH DAN RUKHSHAH

Di dalam al-Qur'an Allah berfirman dalam Surah al-Baqarah ayat 185:

.....يريد الله بكم اليسر و لا يريد بكم العسر….

(Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesulitan)

TIADA BERSATU TIADA BERCERAI

Perjalanan itu dimulai dari dalam diri kita sendiri, dari dalam terus kedalam, akhirnya serta alam dengan keindahannya dan dengan keganjilannya, hanyalah sebagai saksi pencari diri. Kata sayidina ali : ANA NUQTATU BA-I-BISMI'MILLAAH ANAA QALMUN WA ANAA LAUHUN MAHFUUDZ ANAA 'ARSYUN WA ANAA KURSIYYUN WA ANAA SAMAAWAAT Artinya : aku adalah titik huruf Baa pada bismi'llah, aku adalah pena (kalam) dan aku adalah luh mahfuz, aku adalah Arash (tahta tuhan) dan aku adalah kursi dan aku adalah petala-petala langit Allahu a'lam

FAHAMI DULU MAKNANYA LALU PELAJARI ILMUNYA

(Syariat, Thorikat, Hakikat dan Ma’rifat) adalah sudah merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Apabila gugur salah satunya berarti gugur pula keseluruhannya. 

1. SYARI’AT: Dari segi bahasa artinya : “Tata-Hukum”. Disadari bahwa dalam alam semesta ini tidak ada yang terlepas dari apa yang dinamakan “Hukum”. Termasuk untuk manusia sebagai makhluk sosial dan sebagai hamba Allah SWT, perlu diatur dan ditata, sehingga tercipta keteraturan yang menyangkut hubungan antar manusia, manusia dengan alam, serta hubungan manusia dengan Allah SWT Sang Maha Pencipta.

ZIKIR DIDALAM ZAUG

Zaug itu berada di dalam kalbu. Zikir di dalam tasawuf sebenarnya bukan melafazkan zikir, bukan pula menghitung zikir. Kerana, kalau zikir itu telah menjadi dawam (tidak pernah putus), bukankah hitungannya hanya satu dikir. Zikir itu adalah mengingat Tuhan di dalam hati (qalbu). Jika kita terpaku dan fokus kepada hitungan zikir dan lafaz zikir, maka bisa saja kita lalai terhadap Tuhan. 

TRILOGI SEORANG MUSLIM SEJATI

Ada "trilogi" yang harus dijalankan kalau kita ingin menjadi seorang muslim sejati. 1) Islam, 2) Iman, dan 3) Ihsan. Islam bahasa agamanya mungkin fiqh. Iman bahasa agamanya mungkin Kalam. Ihsan, bahasa agamanya tasawuf. Fiqh melekat pada anggota tubuh. Kalam melekat pada pikiran.Dan, Tasawuf melekat pada hati. Fiqh adalah hukum yang berkaitan dengan aktifitas nyata. Kalam berkaitan dengan mengesakan Tuhan.Dan, Tasawuf berkaitan dengan aktfitas batin. Ketiganya harus dijalankan serempak. Tidak boleh dipilih-pilih kerana ketiganya hanya dapat dibedakan, tapi tidak dapat dipisahkan. 

MAKRIFAT: MENGENAL DAN BERKENALAN DENGAN TUHAN


عرفت ربى بربى ولو لا ربى لما عرفت ربى

(Aku mengenal Tuhan melalui Tuhan sendiri. Kalaulah bukan kerana Tuhan, aku tidak mengenal Tuhan)

Ungkapan di atas dikemukakan oleh Dzu al-Nun al-Mishri yang menggambarkan maqam ma’rifahnya. Lalu, bagaimanakah tingkat mengenal Tuhan ini jika dihubungkan dengan tingkat keyakinan?

TASAWUF DAN FIQH

Ada yang mengatakan bahwa tasawuf itu menggunakan bahasa yang tidak tegas. Tapi, itu boleh jadi kerana tasawuf berbicara tentang masalah batiniah. Yang batiniah itu, tentu saja, tidak bisa diungkapkan secara lugas dan tegas. Dalam fiqh, bahasa yang digunakan tegas dan lugas. Tapi, jika terjadi perbedaan pendapat antara satu faqih dengan faqih yang lain, bukankah itu juga menjadi tidak tegas? 

DOA HIZIB IKHFA'

Zikir Wirid Amalan Imam Abul Hasan Asy-Syadzili (KSA - 11)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. إِحْتَجَبْتُ بِنُورِ اللهِ الدَّائِمِ الْكَامِلِ, وَتَحَصَّنْتُ بِحِصْنِ اللهِ الْقَوِيِّ الشَّامِلِ, وَرَمَيْتُ مَنْ بَغَى عَلَىَّ بِسَهْمِ اللهِ وَسَيْفِهِ الْقَاتِلِ,

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Ihtajabtu binuu-rillaahid-daa-imil kaamil. Watahash-shantu bi hishnillaahil-qawiyyis-syaamil. Waramaitu man baghaa ‘alayya bisahmillaahi wasaifihil qaatil. 

DOA HIZIB AZ-ZAJR

Amalan Wirid Syaikh Ahmad At-Tijani (KSA - 9).

آمَنْتُ بِاللهِ, وَاعْتَصَمْتُ بِحَوْلِ اللهِ, وَتَحَصَّنْتُ بِحِصْنِ اللهِ, وتَوَكَّلْتُ عَلَى الله, وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ, بِاسْمِ اللهِ الْخَالِقِ اْلأَكْبَرِ, وَهُوَ حِرْزٌ مَانِعٌ مِمَّا أَخَافُ وَأَحْذَرُ, لاَقُدْرَةَ لِمَخْلُوقٍ مَعَ قُدْرَةِ الْخَالِقِ, يُلْجِمُهُ بِلِجَامِ قُدْرَتِهِ, وَكَانَ اللهُ قَوِيًّا عَزِيْزًا. 

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim.Aamantu billaah, wa’tashamtu bihaulillaah, watahash-shantu bi hishnillaah, watawakkaltu ‘alallooh, walaa haula walaa quwwata illaa billaah, bismillaahil khaa-liqil akbar, wahuwa hirzun maani’un mimmaa akhaafu wa ahdzaru, laa qudrata limakhluuqin ma’a qudratil khaaliq, yuljimuhuu bilijaami qudratih, wakaanalloohu qawiyyan ‘aziizaa.