Thursday, June 23, 2016

PENGALAMAN MENDEKATI KEMATIAN SYEIKH ABDULLAH FAIZ

(Mawlana Syaikh HishamKabbani qs, Dari Buku Silsilah Rantai Emas Naqshbandi Haqqani). Bismillahir Rohmaanir Rohim. Syaikh `Abdullah Faiz ad-Daghestani bercerita dalam sebuah insiden penembakan yang terjadi selama pengabdian beliau dalam kemiliteran Ottoman. Suatu hari ada serangan dari musuh dan kami, 100 orang tertinggal dibelakang untuk mempertahankan wilayah perbatasan. Aku adalah seorang penanda yang ulung, mampu memukul sebuah ancaman dari jarak jauh. Kami tidak mampu mempertahankan posisi kami di bawah serangan yang tajam. Aku merasakan sebuah peluru menembus jantungku, aku pun terjatuh di tanah.

APA ITU CINTA?

Tahukah Engkau Apakah Cinta itu? Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzili. Itulah pertayaan yang diajukan oleh seseorang kepada Syeikh Abul Hasan asy-Syadzily ra:

KISAH TENTANG PENGGALI KUBUR

(Maulana Syaikh Muhammad Nazim Adil al-Haqqani dalam Mercy Oceans (Book Two). Rasulullah bersabda, “Wahai ummatku, jangan berpikir bahwa kuburan hanya sebuah lubang di dalam tanah, seperti yang lain. Tidak demikian. Beberapa di antaranya adalah kebun Surga dan beberapa yang lain adalah lubang neraka, penuh dengan api yang menyala”. Rasul-rasul mempunyai kekuatan tertentu, jiwa mereka terhubung dengan surga, mereka dapat melihat dan mendengar apa yang tidak bisa dilihat dan didengar oleh orang biasa. Mereka juga bisa mengetahui apa yang tidak bisa diketahui oleh orang-orang biasa. Oleh sebab itu mereka dapat memberi tahu kita mengenai kehidupan dalam kubur.

RAHSIA PARA AWLIA

(Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani, Philadelphia 10.5.’94). Sayyidina Abdul Qadir Jailani kala itu sedang berada di Baqhdad. Beliau dengan murid terbaiknya mendaki bukit yang sangat tinggi. Beliau ingin mengujinya. Didorongnya murid itu agar jatuh ke sungai. Murid itu menyerah, tunduk pada syaikhnya. Dia adalah bayangan syaikhnya. “Bayangan” berarti kalian menyerah, namun tidak secara total. Masih ada keraguan di dalam hati . Apakah yang dimaksud sebagai ‘menyerah secara total’? Para syaikh mengatakan: “ Kami tidak ingin seseorang datang pada kami seperti mayat, karena meskipun sudah jadi mayat, mereka masih menyimpan keinginan.”

MAQAM BERDEKATAN DENGAN SYEIKH

(Mawlana Syaikh Hisyam, Philadelphia, Mei 1994). Apakah ilham yang benar itu? Sebelum kalian mencapai tingkat kedekatan pada Syaikh, maka tidak ada ‘penampakan/penglihatan’ dalam ilham yang kalian terima. Tidak ada pendengaran, tidak ada penciuman, dan tidak ada penglihatan. Jadi hanya sesuatu yang masuk ke dalam hati. Setiap yang memasuki hati bisa jadi benar atau bisa juga salah. Mungkin hanya imajinasi atau bisa juga sesuatu yang nyata.

DATANGLAH PADANYA DENGAN QALBUN SALIM

(Syaikh Muhammad Adnan Kabbani, Fenton, Miami 29.8.1993). Siapapun yang takut pada Allah, Allah membuatnya tidak takut pada apapun. Semua kitab dan para Utusan-Nya di kirim agar mengajari anak-anak Adam agar takut pada-Nya. Dari pohon takut dan kecintaan pada-Nya, tumbuhlah semua maqam dan semua ilmu pengetahuan. Siapa yang takut pada-Nya akan dianugerahi Pengetahuan tentang Allah (‘ilmun ladunni) yang sebelumnya belum pernah dia dengar, lihat atau pelajari.

AKAN TERJADI BANYAK FITNAH

(Mawlana Syaikh Hisham Kabbani). Nabi (SAW) mengatakan bahwa akan terjadi banyak fitnah (kebingungan). Ada 1,5 milyar Muslims yang mereka percaya pada Nabi (SAW), tetapi pembimbing-pembimbing mereka membawa mereka tersesat. Nabi (SAW) bersabda, satakuunu fitanun, akan terjadi banyak kebingungan. Kalian harus memastikan bahwa apa yang kalian berikan / lakukan adalah baik dan tidak menyakiti siapapun. Bila ada situasi apapun yang memberikan kebingungan pada orang-orang, jangan turut campur. Duduklah di rumah, maksudnya JANGAN TURUT CAMPUR. Kemarin, suatu fitnah baru muncul di Eropa, di antara dua negara, dan jika fitnah ini berkembang, mungkin ia bisa menjadi masalah yang lebih besar. Jadi, apa yang mesti kita lakukan sebagai warganegara - taatilah hukum dan bekerjalah sebaik-baiknya serta jangan turut campur pada hal-hal yang tidak terkait dengan diri kita.

SYEIKH ABU BAKAR AL-KATTANI, SANG PELITA MASJIDIL HARAM

Sepanjang hidupnya dia beribadah di Masjidil Haram, mimpi didamaikan dengan Ali bin Abi Thalib oleh Rasulullah s.a.w. Pada abad IV H, ada seorang ulama besar yang mendapat julukan Masjid yang megah dan selalu diterangi lampu-lampu sepanjang siang dan malam itu, semakin semarak dengan hadirnya. Ia adalah Abu Bakar Muhammad bin Ali bin Ja’far Al-Kattani - yang setiap hari selalu membaca dan mengkhatamkan Al-Qur’an. “Pelita Masjidil Haram” “Sang Pelita”

NASIHAT SYEIKH ABDUL QADIR AL-JAILANI

Telah berkata Syeikh Abdul Qadir Al Jilani dalam Kitabnya 'Futuhul Ghaib’: "Janganlah kamu mengira bahwa diri kamu termasuk dalam golongan kerohanian, kecuali jika kamu telah menjadi musuh diri kamu, terpisah dari anggota-anggota badan kamu, kaki dan tangan kamu serta memutuskan hungunganmu dengan wujud kamu, dengan gerak dan diam kamu, dengan pendengaran dan penglihatan kamu, dengan percakapan dan pegangan kamu, dengan usaha dan tindak tanduk kamu dan dengan apa saja yang kamu anggap datang dari diri kamu sendiri. 

PENTINGNYA MENGENAL ALLAH

Kenapa Perlu Mengenal Allah? Pertanyaan ini mungkin jarang sekali kita dengar. Bahkan bagi banyak orang akan terasa aneh dan terkesan tidak penting. Padahal mengenal Allah dengan benar (makrifatullah) merupakan sumber ketenteraman hidup di dunia maupun di akhirat. Orang yang tidak mengenal Allah, niscaya tidak akan mengenal kemaslahatan dirinya, melanggar hak-hak orang lain, menzalimi dirinya sendiri dan menebarkan kerusakan di atas muka bumi tanpa sedikitpun mengenal rasa malu.