Sunday, March 27, 2016

TANDA TANDA MENCINTAI NABI

Al-Allamah Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ari (pendiri Nahdatul Ulama di Indonesia, wafat 25 Julai 1947) di dlm kitab beliau berjudul an-Nur al-Mubin. Menyatakan alamat (tanda2) mencintai Nabi s.a.w. Beliau menulis: Barangsiapa yg zahir pada dirinya tanda2 tersebut, adalah ia benar2 mencintai Nabi s.a.w. Dan sekiranya tidak, maka cintanya hanya perkataan semata. Tanda2 tersebut adalah:

1)   Meneladani Baginda s.a.w samada dalam percakapan, perbuatan dan ahwal, zahir dan batinnya.

TAFSIRAN SURAH AL-MAIDAH AYAT 51

Tidak ada yang lebih paham bagaimana menafsirkan Al-Quran surah Al-Maidah ayat 53 lebih dari Umar bin Khattab r.a. “Suatu hari Umar bin Khattab r.a memerintahkan Abu Musa Al Asy’ari r.a untuk segera menunjuk pemimpin kepercayaan untuk pencatat pengeluaran dan pemasukan pemerintah Islam di Syam”. Abu Musa lalu menunjuk seorang yang beragama Nasrani dan Abu Musa pun mengangkatnya untuk mengerjakan tugas tadi.

BELAJAR MENGHADAPI MUSIBAH CARA SUFI

Syekh Abdul-Qadir al-Jailani qaddasallahu sirrahu mengatakan: "Ketika seorang hamba diberikan musibah, maka pertama kali di dalam hatinya akan terdetik tentang pertolongan dari dirinya sendiri. Jika dia tidak dapat menyelamatkan dirinya dari musibah itu, dia akan minta tolong kepada sesama makhluk seperti raja, pemimpin, orang-orang yang mempunyai kedudukan dan kekayaan, ahli-ahli ilmu jiwa dan ahli pengobatan. Jika dari semuanya itu tidak dapat mendapatkan keselamatan yang dia harapkan, dia kembali menuju Tuhannya dengan manghaturkan doa, tadharru’, dan pujian kepada-Nya. 

PANJANGKAN MALAM, JANGAN GELAPKAN SIANG

Nabi Muhammad bersabda, “Malam itu panjang, jangan memendekkannya dengan tidurmu. Siang itu terang, jangan menggelapkannya dengan dosa-dosamu”. Malam itu panjang untukmu agar kau menyuarakan rahasia-rahasiamu yang terdalam dan memohon kebutuhan-kebutuhanmu tanpa gangguan orang lain, tanpa gangguan dari teman dan musuh. Kamu diberikan kedamaian dan kesendirian karena Allah memasang tirai di hadapan mata orang lain, sehingga tindakanmu akan jujur, benar dan dilakukan sepenuhnya untuk Allah. (Jalaluddin Rumi, Fihi Ma Fihi).

MAKNA SABAR

Menurut Imam al-Ghazali sabar adalah keteguhan yang dapat mendorong hidup beragama dalam menghadapi dorongan hawa nafsu.Sabar merupakan kecenderungan hati pada unsur kemalaikatan dalam diri dan mampu melawan dorongan-dorongan nafsu kebinatangan dan nafsu birahi.Seperti malaikat yang tidak dikuasai oleh hawa nafsu. Mereka semata-mata diarahkan pada kerinduan untuk menelusuri keindahan hadirat ketuhanan dan dorongan ke arah derajat kedekatan dengan-Nya. Mereka bertasbih menyucikan Allah SWT sepanjang siang dan malam tiada henti.

SYAFA'AT NABI MUHAMMAD SAW

Rasulullah SAW bersabda: Ketahuilah bahwa mimbarnya Nabi Ibrahim a.s berada disebelah kanan ARSY dan mimbarku disebelah kiri ARSY. Para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah engkau lebih utama dari Nabi Ibrahim dan Mengapa engkau ditempatkan disebelah kiri ARSY sedangkan Nabi Ibrahim disebelah kanan ARSY? Rasulullah menjawab: Jalan ke Surga berada disebelah kanan ARSY sedangkan jalan menuju Neraka berada disebelah kiri ARSY.

DAHSYATNYA CINTA KEPADA RASULULLAH

Al-Qasthulani dalam kitab Al-Mawahib Al-Laduniyah mengatakan, "Allah menjadikan pahala bagi orang yang dengan tulus mengikuti Rasulullah SAW berupa kecintaan-Nya kepadanya. Karena, ketulusan mengikuti Nabi SAW dapat menumbuhkan rasa mencintai dan dicintai sekaligus. Dengan begitu, sempurnalah proses cinta. Tidak cukup engkau mencintai Allah. Allah pun harus mencintaimu juga. Dia tidak akan mencintaimu jika kamu tidak mengikuti kekasih-Nya lahir dan batin.

HAKIKAT JALAN SUFI DARI SYEKH ABU HASAN ASY-SYADZILI

Menurut Imam Asy-Syadzili, jalan tasawuf itu bukanlah jalan kerahiban, menyendiri di goa, meninggalkan tanggung jawab sosial, tampak miskin menderita, memakan makanan sisa, pakaian compang-camping dan sebagainya. Tetapi, jalan sufi adalah jalan kesabaran dan keyakinan dalam petunjuk Ilahi. Allah SWT berfirman, “Dan, Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar (dalam menegakkan kebenaran) dan mereka meyakini ayat-ayat Kami. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang memberikan keputusan di antara mereka pada hari Kiamat tentang apa yang selalu mereka perselisihkan padanya.” (QS As-Sajadah [32]: 24-25)

AJARAN CINTA PARA SUFI

Dapat dikatakan bahwa semua perbuatan baik dan akhlak mulia yang diajarkan oleh agama adalah buah dari cinta. Sedangkan segala yang tidak dibuahkan oleh kecintaan kepada Allah adalah karena mengikuti hawa nafsu dan merupakan akhlak yang tercela. Memang, kadang-kadang seseorang mencintai Allah karena kenikmatan yang diterimanya. Tapi, kadang seorang juga mencintai Allah karena keagungan dan keindahan-Nya meskipun Dia “tidak memberikan” kenikmatan kepadanya. Para pecinta tidak terlepas dari kedua macam cinta tersebut.

PESAN GURU TENTANG WARA

Syekh Abdul-Qadir al-Jailani waddasallahu sirrahu menerangkan: “Engkau harus bersifat wara’. Jika tidak, kebinasaan dan kehancuran akan berada di dalam kerah bajumu (sangat dekat.) yang melekat terus dalam dirimu, dan kamu tidak akan selamat darinya selamanya. Kecuali Allah swt akan melimpahkan dalam dirimu dengan rahmat-Nya. Seperti yang telah dijelaskan dalam hadis Rasulullah SAW “Tiang atau sendi agama itu adalah wara’. Adapun kehancuran agama itu adalah dengan kerakusan. Dan, sesungguhnya seseorang yang berada di pinggir jurang itu hampir saja jatuh ke dalamnya. Seperti seekor hewan yang digembala yang berada di dekat sebuah tanaman, maka dia hampir mendekatkan mulutnya ke tanaman tersebut sehingga tanaman itu nyaris tidak selamat dari ancamannya”.