Wednesday, June 15, 2016

KISAH DATU ABULUNG BERTEMU NABI KHIDIR AS

Entah sudah berapa lama Datu Abulung berjalan, berapa kampung yang ia lewati dan berapa gunung yang ia daki, sampai akhirnya di ujung suatu kampung ia ada melihat sebuah gunung yang sangat tinggi, di kaki gunung tersebut dilihatnya ada sebuah gua, namun sebelum menaiki gunung itu ia akan berhenti dulu sebentar untuk shalat Ashar dan beristirahat sebentar di gua tersebut, karena saat itu hampir tiba, pikirnya.

MISTERI DIALOG SUNAN KALIJAGA DENGAN SUNAN LAWU

Konon, Prabu Brawijaya memilih mengasingkan diri di gunung tersebut lantaran menghindari kejaran anaknya, Raden Patah. Prabu Brawijaya menghindari pertumpahan darah karena menolak mengikuti aliran kepercayaan yang dianut Raden Patah. Beliau juga mendapat wangsit bahwa kejayaan Majapahit dengan kepercayaan Hindu akan pudar, dan diganti dengan kejayaan kerajaan baru yaitu Demak, yang dipimpin putranya, Raden Patah. Keberadaan Prabu Wijaya di Gunung Lawu ditandai dengan adanya batu nisan yang dipercaya sebagai petilasan. Penduduk sekitar menyebutnya Sunan Lawu. Tempat itupun dikeramatkan hingga kini.

TUJUH MANFAAR ZIARAH KE MAKAM WALI

Sunan Ampel adalah orang yang pertama kali di nusantara ini melakukan ziarah ke makam para wali. Yaitu makam kakek dan ayahnya,kemudian makam pamannya. Dalam berziarah, beliau mengajak murid-muridnya. Setelah berziarah beliau menjelaskan manfaat-manfaat ziarah, yaitu ada tujuh manfaat. Bagaimana nasihat beliau?

RAUHAH HABIB UMAR BIN HAFIZ TENTANG KITAB QUUTUL QALB

Termasuk jalan mensucikan jiwa seseorang dengan tujuh macam dzikir:
1. Baca ﻻﺍﻟﻪ ﺍﻻ ﺍﻟﻠﻪ sebanyak 70.000 kali (membebaskan dirinya dari nafsu ammaroh menuju nafsu lawwamah)
2. Baca ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻠﻪ sebanyak 60.000 kali dapat mengokohkan nafsu lawwamah.
3. Baca ﻫﻮ ﻫﻮ sebanyak 50.000 kali memperoleh nafsu mulhimah
4. Baca ﻳﺎ ﺣﻖ (Ya Haqqu) sebanyak 40.000 kali memperoleh nafsu muthmainnah.
5. Baca ﻳﺎ ﺣﻲ (Ya Hayyu) sebanyak 30.000 kali memperoleh nafsu ar-rodhiyah.
6. Baca ﻳﺎ ﻗﻴﻮﻡ (Ya Qoyyuum) sebanyak 20.000 kali memperoleh nafsu mardhiyyah.
7. Baca ﻳﺎ ﻗﻬﺎﺭ (Ya Qohhar) sebanyak 10.000 kali memperoleh nafsu kamilah.

SULUK SARIDIN (SYEKH JANGKUNG)

Bismillah, wengi iki ingsung madep, ngawiti murih pakerti, pakertining budi kang fitri, sujud ingsun, ing ngarsané Dzat Kang Maha Suci. Artinya : Bismillah, malam ini hamba menghadap, mengawali meraih hikmah/hikmah budi yang suci, hamba bersujud, di hadapan Keagungan Yang Mahasuci.

RUH ADALAH RAHSIA DARIPADA ALLAH

Qull ruuhi min amri robbi: Ruh adalah urusan Tuhan ~ (AL ISRA 17 : 85).. Ruh manusia serta segala macam ruh lainnya adalah merupakan rahasia daripada Allah. Ketika di Alam Arwah, ruh manusia bersama para ruh lainnya termasuk ruh para malaikat bisa berkomunikasi langsung kepada Tuhan dan telah berikrar kepada Tuhan tatkala Tuhan bertanya kepada para ruh tersebut: Bukankah Aku adalah Tuhan-mu? Kemudian para Ruh menjawab : Benar kami bersaksi ~ (AL A’RAF 7 : 172). Ayat tersebut merupakan syahadat awal dan juga merupakan penjelasan bahwa Ruh bisa berkomunikasi dengan Tuhan, bukan jasmaninya yang berkomunikasi.

PENJELASAN RIJALUL GHAIB DAN WIRID ZIKIRNYA

Banyak sekali orang yang membicarakan tentang derajat kewalian, walaupun banyak sekali perbedaan pendapat tentang derajat kewalian ini, ada yang percaya ada yang tidak dan lain sebagainya. Bagi mereka yang percayapun juga banyak perbedaan, ada yang menyatakan bahwa kewalian bisa di dapatkan oleh siapa saja, ada yang menyatakan bahwa kewalian itu mutlak hak pilihan Allah, tidak bisa di minta dan di pelajari dan tidak bisa di tolak dan di hindari. Terlepas dari perbedaan yang ada, karena di sini kita membahas tentang pengetahuan tentu saja kita semua bebas berpendapat tentang kewalian ini, sesuai dengan kekuatan masing-masing dan iman masing-masing yang penting tidak mengganggu standar iman dan peribadatan sesuai aturan yang ada yaitu Qur'an, Hadist, Ijma dan Kias .

PERINGKAT KEWALIAN

Rizalul Ma’ (1 Abad 124 Orang) Wali dengan Pangkat Ini beribadahnya di dalam Air di riwayatkan oleh Syeikh Abi Su’ud Ibni Syabil ” Pada suatu ketika aku berada di pinggir sungai tikrit di Bagdad dan aku termenung dan terbersit dalam hatiku “Apakah ada hamba2 Alloh yang beribadah di sungai2 atau di Lautan” Belum sampai perkataan hatiku tiba2 dari dalam sungai muncullah seseorang yang berkata “akulah salah satu hamba Alloh yang di tugaskan untuk beribadah di dalam Air”, Maka akupun mengucapkan salam padanya lalu Dia pun membalas salam aku tiba-tiba orang tersebut hilang dari pandanganku.

KETIKA AWLIYA’ULLAH BERBICARA

Ada tajali yang berbeda, serta keberkahan dan pemahaman yang berbeda setiap hari yang diberikan oleh Awliyaullah. Tidak ada detik yang sama dengan detik lainnya. Setiap detik mempunyai keadaannya sendiri dan setiap menit, setiap jam dan setiap hari mempunyai cita rasanya masing-masing. Bayangkan, dari satu detik ke suatu hari, ada berapa menit yang kita miliki? Dalam satu menit ada 60 detik, dan dalam satu jam ada 60 menit. Jadi ada 3600 detik dalam satu jam, 3600 dikalikan 24 jam dalam sehari, jadinya berapa? Akan ada 80.000 detik atau lebih, atau bahkan 90.000 detik dlm sehari. Dan dalam setiap detik turun tajali yang berbeda-beda.

KESAKSIAN DALAM DIAM

“Jangan bertanya, Jangan memuja nabi dan wali-wali, Jangan mengaku Tuhan, Jangan mengira tidak ada padahal ada, Sebaiknya diam, Jangan sampai digoncang oleh kebingungan…” Kenapa kita disarankan oleh Sunan Bonang untuk diam khususnya saat membicarakan soal-soal makrifatullah sebagaimana yang tertera dalam suluk Jebeng? Sebab, daripada sesat karena bila belum mengalami sendiri keadaan makrifat, maka yang biasa terjadi adalah saling beradu argumentasi untuk nggolek benere dhewe, nggolek menange dhewe padahal kasunyatannya tidak seperti yang digambarkan masing-masing orang.