Ada tajali yang berbeda, serta keberkahan dan pemahaman yang berbeda setiap hari yang diberikan oleh Awliyaullah. Tidak ada detik yang sama dengan detik lainnya. Setiap detik mempunyai keadaannya sendiri dan setiap menit, setiap jam dan setiap hari mempunyai cita rasanya masing-masing. Bayangkan, dari satu detik ke suatu hari, ada berapa menit yang kita miliki? Dalam satu menit ada 60 detik, dan dalam satu jam ada 60 menit. Jadi ada 3600 detik dalam satu jam, 3600 dikalikan 24 jam dalam sehari, jadinya berapa? Akan ada 80.000 detik atau lebih, atau bahkan 90.000 detik dlm sehari. Dan dalam setiap detik turun tajali yang berbeda-beda.
Ini artinya dalam satu hari kalian akan menerima pada level sebagaimana yang disebutkan sebelumnya, pada Hadratillah kedua, yaitu `Alam al-Malakuut, Alam Surgawi. Itu adalah tempat di mana seluruh anwaar qudsiyya tajalla, cahaya-cahaya suci termanifestasi. Beliau tidak mengatakan, al-nuur al-qudsi (satu cahaya termanifestasi), beliau mengatakan, al-anwaar al-qudsiyyah, (seluruh cahaya suci termanifestasi), yang artinya setiap orang termanifestasi di dalam `Alam al-Malakuut.
Ketika awliyaaullah berbicara, mereka membawa murid-muridnya ke sepanjang jalan menuju (hadirat) awliyaaullah. Kata-kata atau nasihat mereka sebagian besar adalah untuk Akhirat, bukan untuk dunia. Sebagian orang mungkin datang untuk dunia, dengan mengatakan bahwa mereka mempunyai masalah ini atau itu. Bagi awliyaaullah, ini adalah permintaan level terendah, tetapi mereka senang bila murid-muridnya mempunyai qalbu yang ingin mempelajari lebih dalam tentang alam surgawi, `Alam al Malakuut. Mereka membawa murid-muridnya ke sana dan menunjukkan pada mereka al-faydh al-nuur, (limpahan cahaya), al-anwaar al-qudsiyah, tajali dari cahaya-cahaya (suci). Dan cahaya-cahaya ini bisa saja 1, 2, 10, atau 100 juta cahaya, mereka selalu turun. Kita dapat mengatakan bahwa ketika Allah (swt) memanifestasikan Cahaya-Cahaya-Nya maka itu tidak ada batasnya. Bisa jadi triliunan, quadriliun, tak terhingga.
Tidak ada batasan bagi cahaya-cahaya surgawi yang turun pada level kedua dari awliyaaullah. Orang-orang yang hadir dalam level ini dengan qalbu-qalbu mereka akan menerima cahaya-cahaya itu, dan bagi mereka yang tidak hadir dengan qalbunya, mereka akan yuhramu, terhalangi, dijauhkan untuk mendapatkannya. Tetapi rahmata ‘n-Nabi, Rahmatan li 'l-`Alamiin, Sayyidina Muhammad, `alayhi afdhalu 's-shalaatu wa ‘s-salaam, yaa Sayyidii, yaa Rasuulullah, yaa Rahmatan li 'l-`Alamiin, adrikna yaa Rasuulullah. Dari rahmatu ‘n-Nabi (saw) (dari rahmatnya Nabi (saw)) yang diwarisi oleh para awliyaaullah, mereka memohon agar para pengikutnya yang malas dalam mencapai level itu juga dianugerahkan tajali dari cahaya-cahaya tersebut. Itu bukanlah sesuatu yang mudah! (Mawlana Shaykh Hisham Kabbani. Alfakir. - HAMBA).
No comments:
Post a Comment