Monday, February 29, 2016

DIRI DAN ILMU

Anjuran setiap diri menuntut ilmu ialah sampai masuknya Jasad ke Liang lahad. Dari Ilmu Qalam, Hadits, Akhlaq, Tasawwuf, Fiqih, pengobatan dll.. semua adalah tuntutan agar terwujud kedamaian diatas bumi ini, dengan Ilmu manusia jadi syukur, dan dg Ilmu manusia jadi kufur.

MAKNA FILOSOFI PLASENTA DAN ARI ARI BAGI MASYARAKAT TRADISIONAL JAWA

Ilmu Jawa melihat bahwa roh manusia  memiliki pamomong (pembimbing) yang disebut pancer atau guru sejati.Pamomong atau Guru Sejati berdiri sendiri menjadi pendamping dan pembimbing roh atau sukma.   Lebih jauh dikatakan bahwa guru sejati merupakan kehadiran Illahi dalam diri manusia.Berbeda dengan watak kemanusiaan (kamanungsan), Guru Sejati  memiliki hakekat “sifat-sifat” Tuhan (frekuensi kebaikan) yang abadi konsisten, tidak berubah-ubah (kang langgeng tan owah gingsir).  Jiwa, hawa atau nafs yang telah diperkuat dengan sukma sejati dalam terminologi Arab disebut ruh al quds’, disebut juga sebagai an-nafs al-muthmainah, adalah sebagai “penasihat spiritual” bagi jiwa/nafs/hawa.Jiwa perlu di dampingi oleh Guru Sejati karena ia dapat dikalahkan oleh nafsu yang berasal dari jasad/raga/organ tubuh (badan wadhag)  manusia.

SALAH MENEMPATKAN SESUATU

Tatanan kehidupan sosial seharusnya harmonis, itulah tujuan Tuhan sang Pengasih menurunkan para Nabi-Nya / Wakil-wakil-Nya ke dunia ini, untuk mengatur tatanan kehidupan ini menjadi seimbang dengan alam semesta raya ini. Aturan / Syariat yang menjadi printah dan larangan-Nya tertuang dalam kitab2 Suci sebagai pedoman tatanan kehidupan dunia yang harmonis selaras dan seimbang dg alam semesta ini.

KISAH KUNJUNGAN AL-HABIB UMAR BIN HAFIZ KE BRUTONIA INGGERIS

Al-Habib Qasim bin Husain al-Atthos (Khadim Guru Mulia ketika di Darul Mushthofa), menceritakan kejadian yang beliau dengar langsung dari lisan al-Habib Muhammad bin Umar bin Hafidz (putra Guru Mulia).

JEBAKAN

Gelora ingin tahu yang menggebu dalam memperbaiki diri banyak dialami dalam awal perjalanan ketaqwaan, mencari hikmah haqikat hidup ini, dengan luasnya sarana begitu banyak dapat kita jumpai berbagai merek hikmah haqikat yang di tawarkan, yang saat ini banyak kita jumpai dalam media Sosial dan internet, melalui blog, situs, Medsos, disana banyak kita jumpai kalimat2 nyentrik yg mungkin kita inginkan sebagai pemuas keingintahuan diri.

SYUKUR MENURUT IMAM GHAZALI

Allah Swt berfirman :

وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلاَ تَكْفُرُوْنَ (البقرة: ۱٥٦)

“Dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku.”

Menurut Imâm al-Ghazâlî Ra syukur termasuk maqam yang tinggi. Maqam syukur lebih tinggi dari sabar, khauf, zuhud dan maqam-maqam lainnya yang telah disebutkan sebelumnya. Sebab, maqam-maqam itu tidak diproyeksikan untuk diri sendiri, tetapi untuk pihak lain.

MENYINGKAP KESUFIAN IBNU TAIMIYAH

Kajian tentang keterkaitan Ibnu Taimiyah dengan Tasawuf memang menarik untuk dibahas.tentu saja, pro-kontra terkait sosok pria agung ini dalam berinteraksi dengan Tasawuf kerap menjadi buah bibir. Dikalangan tasawuf, beliau sering mendapat celaan dan fitnah, bahkan sebagian kisah hidup beliau dibalik terali besi adalah ulah tokoh-tokoh Shûfî yang mengusulkan pemenjaraannya kepada Amir kala itu. Kisah ini terekam dalam kitab al-Bidâyah Wannihâyah karangan Muridnya dimana ibnu Athoillah Al Sakandarî  menjadi biang keladi pemenjaraan beliau di Mesir pada tahun 707 Hijriah. 

ZIKIR KAUM SUFI

Yang dimaksud zikir di dalam tarekat adalah bacaan "Allah" atau bacaan "Laa ilaaha illallah". Zikir dengan bacaan 'Allah'; yang biasanya dilakukan didalam hati, disebut dengan Zikir Sirri atau Zikir Khofi atau Zikir Ismuz-Dzat, yang silsilahnya sampai kepada Rasulullah SAW melalui Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq RA. Sedang zikir dengan bacaan 'Laa ilaaha illallah' yang biasanya dilakukan secara lisan, disebut Zikir jahri atau Zikir Nafi Itsbat, yang silsilahnya sampai kepada Rasulullah SAW melalui Sayyidina Ali bin Abi Tholib r.a. Kedua jenis zikir dari kedua sahabat inilah yang menjadi sumber utama pengamalan tarekat, yang terus menerus bersambung sampai sekarang, kepada kita semua.

MENGENAL GHAIB MUTLAK DAN GHAIB NISBI

Allah berfirman: mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka QS 2:3) Yang ghaib ialah yang tak dapat ditangkap oleh pancaindera. Percaya kepada yang ghjaib yaitu, mengi'tikadkan adanya sesuatu yang maujud yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindera, karena ada dalil yang menunjukkan kepada adanya, seperti: adanya Allah, Malaikat-Malaikat, Hari akhirat dan sebagainya. Demikian menurut catatan yang termuat dalam terjemah al Quran yang dikeluarkan oleh Depag RI.

FAKTA DISEBALIK ISLAMNYA NUSANTARA

Merujuk sejarah penyebar agama Islam itu jaman dulu melalui saluran tassawuf, ulama-ulamanya yang terkenal sering mereka sebut sebagai wali (waliyullah). Contohnya di kawasan Sumatera seperti Syaikh Ismail yang mengislamkan Merah Silu (Sultan Malik as-Shalih) dan bangsawan serta rakyat Samudera Pasai dan dianggap kerajaan Islam pertama di Indonesia. Syaikh Abdur Rauf Singkel (Syeh Kuala, yang diabadikan namanya menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) di Aceh, Syaikh Hamzah Fanshuri, Syaikh Syamsuddin as-Samathrani, Syaikh Abdus Shamad al Palimbani Palembang, Syaikh Burhanuddin (Ulakan, Sumatera Barat) dll—mereka dikenal sebagai "wali" atau para wali yang menyebarkan agama Islam di sana.