Wednesday, March 23, 2016

BERTEMU WALI, INGAT ALLAH

Salik pergi menemui Matin di Sor Baujan, tempat berteduh bagi mereka yang merindukan ilmu hikmah. Matin tampak sedang duduk dan berzikir dengan khusyuk. 
“Assalamualaikum,” seru Salik.
“Wa’alaikum salam warahmatullahiwabarakatuh,” jawab Matin menghentikan zikirnya. 
“Syekh, tadi saya bertemu dengan orang yang aneh.”
“Aneh?! Kenapa?”
“Ketika saya sedang berjalan kaki menuju jalan raya, dari arah Mall, tiba-tiba saya dikejutkan dengan sosok orang yang berwajah aneh.”
“Aneh bagaimana?”

NASIHAT UNTUK MALAMMU, WAHAI SAHABAT

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani qaddasallahu sirrahu berkata: “Taatilah dan jangan merusaknya. Bertauhidlah dan jangan menyekutukannya. Bersihkanlah sesuatu yang haqq dan jangan mencampuradukkannya. Jujurlah dan jangan suka mengadu-domba. Bersabarlah dan jangan merasa takut dan sedih. Istiqamahlah dan jangan melarikan diri. Bertanyalah dan jangan merasa bosan. Tunggulah dengan sabar dan nantikanlah, jangan berputus asa.

KEAJAIBAN SHOLAWAT NARIYAH

Kadang-kadang, implikasi ilmu memang tidak bisa dirasakan secara langsung. Sebab, tak semua diri mampu merekam dan memahami makna-makna batin. Allahlah yang membangkitkan kesadaran dan memberi pemahaman kepada seseorang dengan caranya masing-masing. Seorang sahabat, yang sebelumnya begitu keras mengkritik, menghujat dan menganggap kita bidah dan musyrik, bisa jadi akan berlaku sebaliknya di saat yang berbeda. 

JANGAN KAU DUAKAN CINTANYA

“Tidaklah engkau mencintai sesuatu melainkan engkau menjadi hamba baginya dan Allah tidak ingin engkau menjadi hamba bagi selain-Nya”. (Syekh Ibnu Atha’illah dalam kitab Al-Hikam). Syekh Abdullah Asy-Syarqawi menjelaskan bahwa jika engkau mencintai dunia, engkau akan menjadi budaknya karena kecintaanmu terhadap sesuatu membuatmu tunduk dan terikat kepadanya. Bahkan, engkau juga tidak akan mau melepas dan mencari gantinya. Sebagaimana dikatakan, “Cintamu kepada sesuatu akan membutakan matamu dan membuatmu bisu.” Artinya, apa yang engkau cintai akan memperbudakmu. Jika engkau mencintai selain Allah, apa pun bentuknya, maka ia akan memperbudakmu.

NABI PUN PAKAI KEMENYAN, SIAPA BILANG BID’AH?

Sejak zaman Nabi dan Salafush Shaleh kemenyan sudah jadi bagian dari beberapa ritual umat Islam. Rasulullah SAW dan para Sahabat sendiri sangat menyukai wangi-wangian, baik yang berasal dari minyak wangi hingga kemenyan. Karena itu, tuduhan bid'ah terhadap masyarakat Islam di Jawa, Sunda, Melayu, dan suku-suku di Nusantara lain adalah tidak berdasar. Para wali dan ulama yang menyebarkan ajaran Islam di wilayah kita adalah orang-orang yang sangat alim terhadap agama, kebudayaan, tradisi dan seni. Sehingga Islam mudah diterima oleh masyarakat kita.

SOPAN SANTUN ALA SUFI

Dzu Nun Al-Mishri mengatakan, “Jika seorang murid telah keluar dari kesopanan, berarti dia kembali dari mana asal dia datang.” Allah SWT berfirman, “Dan, (ingatlah kisah) Ayyub ketika ia menyeru Tuhannya, ‘(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.” (QS Al-Anbiya: 83)

MENYIAPKAN BEKAL RUHANI

Dalam sebuah perjalanan antara Surabaya dan Jakarta, saya mendapat nasehat langsung dari Syekh Dr. Muhammad Fadhil, cucu Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dan Syekh Rohimuddin Nawawi Al-Bantani tentang menjadikan Al-Qur'an dan Sunnah sebagai dasar tasawuf.

MENITI TANGGA-TANGGA KENIKMATAN ILAHIAH

Menurut Imam Al-Ghazali, pada perkembangan spiritual tertentu, sebenarnya manusia melalui jenjang kenikmatan. Jenjang kenikmatan tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut: Di awal pertumbuhannya, naluri yang menguasai anak-anak adalah kenikmatan bermain. Tak ada yang lebih menyenangkan daripada bermain. Lalu, pada perkembangan selanjutnya, ia mulai dikuasai oleh kenikmatan berhias, mengenakan pakaian dan atau menaiki kendaraan. Sejak itu, ia mulai melupakan kenikmatan bermain.

KELUARLAH DARI SELUBUNG NAFSU

Syekh Abu Yazid Al-Busthami pernah bertutur: "Aku melihat Tuhanku dalam tidur. Aku pun bertanya kepada-Nya, 'Bagaimanakah jalan untuk menuju kepada-Mu, wahai Zat yang dapat melemahkan manusia?’ Lalu Dia menjawab, 'Tinggalkanlah hawa nafsumu, dan kemarilah mendekat kepada-Ku’ Kemudian aku terlepas dari mimpiku sebagaimana ular terkelupas dari kulitnya."

9 JURUS SABAR DARI RASULULLAH

Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Imam An-Nawawi mencantumkan 29 hadis yang memuat tentang kesabaran. Ilmu sabar yang diajarkan oleh Rasulullah SAW begitu banyak, baik yang dicontohkan melalui perkataan, perbuatan ataupun keputusan-keputusan beliau. Kita juga menjumpai 103 kali kata “sabar” disebut Allah dalam Al-Qur’an, baik berbentuk isim maupun fi’ilnya. Sabar merupakan bagian dari maqam tasawuf yang harus diamalkan bagi seorang salik. Hanya kekasih-kekasih Allah-lah yang memiliki sifat sabar dalam dirinya.