Sunday, July 3, 2016

KEKASIH ALLAH YANG TERSEMBUNYI

Allah menyembunyikan kekasihNya diantara manusia. Ujar Umar ibn Al Khathtab, “Sebagaimana Dia menyembunyikan Lailatul Qadr diantara malam-malam bulan Ramadhan.”

BILA DIBUKA JALAN MAKRIFAT

Apabila Tuhan membukakan bagimu jalan untuk makrifat, maka jangan hiraukan tentang Tuhan membuka kan bagimu jalan utk makrifat, maka jangan hiraukan tentang amalmu yg masih sedikit kerana Allah swt tidak membuka jalan tadi melainkan Dia berkehendak memperkenalkan diriNya kepada kamu. Kalam2 Hikmat yang dihuraikan terlebih dahulu mengajak kita merenung secara mendalam ttg pengertian amal, Qada' dan Qadar, tadbir dan ikhtiar, doa dan janji Allah s.w.t , yg semuanya itu mendidik rohani agar melihat kecilnya apa yg datangnya dpd hamba dan betapa besar pula apa yg dikurniakan oleh Allah s.w.t. Rohani yg terdidik begini akan membentuk sikap beramal tanpa melihat kpd amalan itu sebaliknya melihat amalan itu sebagai kurniaan Allah s.w.t ng wajib disyukuri. Org yg terdidik spt ini tidak lagi membuat tuntutan kpd Allah s.w.t tetapi membuka hati nuraninya utk menerima taufik dan hidayat dpd Allah s.w.t.

HIKAM IBN ATHA'ILLAH OLEH TOK PULAU MANIS

من علامة الإعتماد على العمل نقصان الرجاء عند وجود الزلل

Ertinya : "Setengah dpd alamat org yg berjabat (bersandar) atas amal itu kurang harapannya tatkala diperoleh kesalahan."

Syarah Tok Pulau Manis: yakni kurang harapnya tatkala maksiat dan sempurna harapnya tatkala taat. Dan demikian itu (org yg kurang harap tatkala maksiat dan sempurna harap tatkala taat) hal segala org yg jahil, yg menilik bagi dirinya amal dan org yang arif itu tiada sekali2 menilik bagi dirinya amal. Tauhid itu ialah menunggalkan Allah pada Zat, Sifat dan Aaf’al Nya. Tauhid pada Zat ialah meyakini bahawa hanya Zat Allah yg wajibul wujud dan wujud selainNya adalah di dlm Qabdah (Genggaman) Ar Rahman. Sesuatu yg berada di antara ada dan tiada itu dikatakan tiada pada hakikatnya. Hal ini kerana kewujudannya itu semata2 ihsan Sang Pencipta.

SIKAP ORANG ARIF KETIKA KHILAF

"Diantara tanda sikap mengandalkan amal ialah berkurangnya harap kepada Allah tatkala khilaf.” -Ibnu Atha’illah al-Iskandari. Amal yang dimaksud disini adalah amal ibadah, seperti shalat dan zikir. Ada dua kelompok orang yang mengandalkan amal mereka atau menggantungkan keselamatan diri mereka pada amal ibadah (bukan pada Allah secara murni). Mereka itu adalah para 'Abid (orang yang tekun ibadah) dan para murid (orang yang menghendaki kedekatan dengan Allah). Golongan pertama menganggap amal ibadah sebagai satu-satunya sarana untuk meraih surga dan menghindari siksa Allah. Sementara itu, golongan kedua menganggap amal ibadah sebagai satu-satunya cara yang bisa mendekatkan diri kepada Allah, menyikap tirai penghalang hati, membersihkan keadaan batin, mendalami hakikat ilahiah (mukasyafah), dan mengetahui berbagai rahasia ketuhanan lainnya.

PROSES PEMECAHAN WAJAH (KHAWASUL KHAWAS)

Wajah di dalam wajah kita ada 9 :

1. Sirrus sirr
2. Sirr
3. Ahdah
4. Wahdah
5. Wahdiah
6. Ahmad
7. Muhammad 
8. Mustafa
9. Mahmud

Ada 9 (Sembilan) Tashahud juga yang kita lakukan dalam Sholat 5 waktu.. dan pada waktu-waktu itulah wajah-wajah ini akan keluar. “Inni Wajjahtu wajhiya lillazi fatar-as-samawati wal arda hanifam wama ana min-al-mushrikin.”

Bagi mereka yg belum menjalani Maqam Sholahuddaim, maka dia tidak dapat mengeluarkan wajah2 ini, karena apabila wajah Ahmad dan Muhammad keluar dan mereka tidak menapaki Maqam Sholahuddaim maka itu artinya dia akan mati. Hanya yg sudah mencapai Maqam Sholahuddaim saja yg boleh keluarkan wajah2 ini. Misalnya untuk pergi ke18.000 Alam, utk beribadah atau menjalankan tugas Allah. Banyaknya alam ini karena Allah RABBUL ALAMIN dan Nabi Muhammad juga RAHMATALLIL ALAMIN dan kita RAHMATAN FIL ALAMIN.

UTK SAMPAI KEPADA ALLAH SWT, HARUSKAH MEMPUNYAI MURSYID?

Perjalanan menuju Allah sangatlah berat dan mengandung bahaya, sehingga kehadiran Mursyid sangat lah diperlukan. Tetapi apakah kehadirannya merupakan suatu keharusan bagi si salik ? Syekh Muhammad Nafis bin Idris Al Banjarie (Pengarang Kitab Ad-Durunnafis) memberikan pendapatnya sbg berikut :

ALLAH HU ALLAH

1) Suruhan Allah s.w.t supaya sentiasa menyebut namaNya seperti dalam FirmanNya (76:25): 

وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ بُكْرَةً وَأَصِيلاً 

        "Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang." 

YANG DIKATAKAN AHLI MAKRIFAT

Ahli makrifat itu tidak dikatakan makrifat jika ia tidak mengenal Allah dari segenap sudut dan dari arah mana saja ia menghadap. Mereka hanyalah ada satu kiblat (arah) iaitu yang Hakiki itu sendiri. “Ke mana saja kamu memandang, di situ ada wajah (zat) Allah” (ilmu). Ke mana saja kamu memandang samada dengan deria atau akal atau khayalan, maka di situ ada wajah (zat) Allah (ilmu). Oleh itu, dalam setiap sesuatu ain ada (wujud zat ilahi) dan semuanya adalah kerana “La ilalaha illal-Lah”. “Jgnlah tinggalkan ruhmu dan jgnlah lawan dia ttpi turutilah ia dan carilah apa yg ada di dlmnya.” “Siapa yg menyembunyikan rahsia adalah terhijab, dan siapa yg membuka Rahasia itu akan binasa.”

KITAB: SYARAH AL-HIKAM

OLEH: SYEIKH IBNU ATHA'ILLAH

Syarah oleh: MOHAMAD NASIR BIN MAJID (TOK FAQIR AN-NASIRIN), Seberang Takir Terengganu.

APABILA TUHAN MEMBUKAKAN BAGIMU JALAN UNTUK MAKRIFAT, MAKA JANGAN HIRAUKAN TENTANG AMALMU YANG MASIH SEDIKIT KERANA ALLAH S.W.T TIDAK MEMBUKA JALAN TADI MELAINKAN DIA BERKEHENDAK MEMPERKENALKAN DIRI-NYA KEPADA KAMU.

SYUHUDUL KATSRAH FIL WAHDAH

(Memandang yang Satu (Nur) ada pada yang banyak, memandang yang banyak ada pada yang Satu)

Pandanganmu akan Hakikat Nur yg ada hanya pada dirimu saja atau yg ada hanya pada org yg engkau kagumi dan istemawakan saja membuktikan bahwa tanpa engkau sadari engkau telah tenggelam dan mabuk di dlm sifat JAMALULLAH/KEINDAHAN ALLAH. Ketahuilah! Bahwa utk sampai kepada Allah Swt dengan melalui EMPAT tahapan, yaitu : JALALULLAH (Kebesaran dan Keagungan Allah) JAMALULLAH (Keindahan Allah) QOHARULLAH (Kekerasan/Kepastian Allah) KAMALULLAH (Kesempurna’an Allah) UTk bisa menaiki tahapan2 tersebut agar sampai kepada KAMALULLAH (KESEMPURNAAN ALLAH), maka wajib baginya Satu Pandangan yaitu Allah Swt tanpa melalui perantara selain Nur Muhammad.