Wednesday, March 30, 2016

MEMAHAMI RUH DAN NUR MUHAMMAD

Salik dan Matin sedang duduk di Sor Baujan (di bawah Pohon Trembesi) saat libur Maulid Nabi. Keduanya hanya menikmati rindangnya Baujan dengan angin sepoi-sepoi. Tiba-tiba, Salik merasa heran melihat Matin bercucur air mata ketika sayup-sayup terdengar suara orang mengucapkan Selawat Nabi.

AJARAN ZUHUD PARA SUFI

Sikap zuhud adalah amalan hati, sangat samar, dalam dan memerlukan kekuatan besar untuk menumbuhkannya. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Zuhud itu di sini! Takwa itu di sini! Ketulusan (ikhlas) itu di sini!” seraya menunjuk tangan ke dadanya. Orang yang mampu menumbuhkan prinsip-prinsip zuhud dalam kalbunya telah meneguhkan bangunan tauhid yang kokoh. Hanya Allahlah yang dia tuju, akhirat adalah negeri tujuan hidupnya, serta tak mudah terpikat oleh rayuan dan gemerlap dunia. Dia tidak mengejar-ngejar hal-hal duniawi, tapi dunia justru mengejarnya. 

AYAT SAAT KESEMPITAN

Tersebutlah satu orang laki laki yg menempuh perjalanan dari Damsyik ke Zabadani. ditengah jalan, ada laki laki lain yg berniat menyewa keledainya. Walau tidak dikenali, beliau membolehkan lelaki asing utk menyewa keldainya. Keduanya terjadi menuju satu tempat, beriringan. Ayo melalui arah sini, ajak Lelaki penyewa keldai. "Tidak, saya belum sempat melalui jalan itu. Sila tempuh jalan lain. "Jawab si laki laki. Mengelak. Tenang saja, "rayu laki laki penyewa keldai," aku yg bakal jadi penujuk jalan. “ Keduanya pula berunding sampai lelaki perdana mengikuti saran lelaki yg menyewa keldainya.

TUNGGULAH HINGGA MATANG JANGAN TERGESA-GESA

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan: "Engkau menginginkan agar kebahagiaan dan kedamaian terlimpahkan kepada dirimu, padahal engkau masih berusaha membinasakan nafsu hewanimu. Engkau pun masih berharap balasan di dunia dan akhirat, dan masih memiliki banyak keinginan lain dalam dirimu.

AKU CAMBUK KAU, HURUF DEMI HURUF

Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh akan datang suatu zaman atas manusia: 

1. Perut-perut mereka menjadi tuhan-tuhan mereka. 
2. Perempuan-perempuan mereka menjadi kiblat mereka. 
3. Dinar-dinar (uang) mereka menjadi agama mereka. 
4. Kehormatan mereka terletak pada kekayaan mereka.

BIMBINGAN RUHANI SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Jala Al-Khathir mengatakan bahwa Allah Ta’ala telah berfiman dalam salah satu firman-Nya yang diwahyukan melalui hadis qudsi: “Telah berdustalah orang yang mengaku mencintai-Ku, tetapi pergi tidur dan melupakan Aku begitu malam menjelang.”

APAKAH ALLAH DAPAT DILIHAT?

Apakah di dunia mungkin Allah dapat dilihat? Apakah Allah hanya dapat dilihat nanti di akhirat? Apakah mungkin dapat menyaksikan Tuhan, pencipta dan penguasa alam semesta ini? Jika memang bisa, bagaimana melakukannya? Pertanyaan-pertanyaan semacam ini pasti sering muncul bagi para pencari Tuhan yang baru memulai melakukan tafakur. Ada semacam kebimbangan saat memulai perenungan. Apalagi jika merujuk pada ayat dan hadis yang masih belum dapat dipahami.

BELAJAR TENTANG MEDAN MAGNET TUHAN

DIALOG SOR BAUJAN (Di bawah Pohon Trembesi)

Salik (S):Mengapa Rasulullah beristigfar berkali-kali dalam sehari?
Matin (M): Karena Nabi juga manusia biasa.
S: Bukankah Nabi itu ma'sum (terjaga)?
M: Ya. Beliau sangat sadar bahwa dirinya hanya seorang hamba.
S: Maksudnya?
M: Dia sangat sadar bahwa sebagai manusia biasa pasti akan melakukan kesalahan, disadari atau tidak.

TAKWA DAN HAKIKAT DIRI

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani pada pembukaan Surah An-Nisa dalam Tafsir Al-Jailani mengatakan: “Sungguh! Tidaklah tersembunyi bagi para Ahli Tauhid yang merenungi bagaimana Keesaan Zat dapat meluas menjangkau pelbagai lembaran entitas yang bersifat mungkin (tidak mutlak), fana` (tidak kekal), dan berbatas, bahwa al-Haqq jalla jalaluh wa 'amma nawaluh (sesuai dengan ketunggalan Zat-Nya) selalu memanifestasi di setiap butir zarah yang ada di alam terkecil sekali pun, berdasarkan isti’dad (kesiapan) dan potensi pada alam untuk memansifestasikan semua sifat dan asma-Nya dalam kegaiban huwiyah (identitas kedirian)-Nya.

MENGENAL KESADARAN JIWA DENGAN AL-QU’RAN

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani pada penutup Surah Al-Baqarah dalam Tafsir Al-Jailani mengatakan: “Wahai pengikut Muhammad yang selalu bertawajuh menuju tauhid Zat Allah, semoga Allah melapangkan dadamu dan memudahkan urusanmu. Sesuai kemampuanmu, engkau harus mengambil sesuatu untuk dirimu dari Surah (Al-Baqarah dalam Al-Qur’an) yang mencakup semua tuntutan agama dan martabah yaqin.