Tuesday, March 8, 2016

REKAMAN TENTANG CINTA DARI HAKIM AT-TIRMIDZI

Sebagian ahli ibadah telah berhasil meninggalkan hawa nafsunya secara total. Ruh meraka telah terpikat dengan alam malakut. Mereka menikmati keindahan hidup. Melupakan segala kondisi yang terjadi di dunia, baik berupa kesulitan-kelapangan, kemuliaan-kehinaan, kenistaan-kenikmatan, dan panas-dingin kehidupan.

SELURUH ALAM BERSELAWAT PADA NABI

Di sudut pagi, Rasulullah tampak sangat ceria dan berseri-seri. Lalu, sahabat menanyakan kepadanya tentang apa yang membuat beliau terlihat gembira. Kemudian Nabi menjawab bahwa Jibril telah datang kepadanya dan berpesan, “Hai Muhammad jika ada seseorang memberi shalawat kepadamu sekali, maka Allah akan bershalawat untuk orang itu 10 kali, dan akupun akan bershalawat untuk orang itu 10 kali.”

HAKIKAT DUKA CITA

Ibnu Khafif mengatakan bahwa duka cita dapat memperkecil keinginan hawa nafsu dari bergolaknya suka cita. Maka, bisa jadi rasa berduka merupakan kesempatan yang diberikan Tuhan untuk menyadarkan kesadaran batin kita.

CARA BERTEMU ALLAH DAN RASULNYA

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan: “Wahai anak muda! Engkau mengaku sebagai Sufi, tetapi engkau merasa terganggu dan bingung. Sufi adalah orang yang lahir dan batinnya telah dimurnikan (shafa) dengan mengikuti Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya SAW semakin meningkat kemurniannya, dia semakin muncul dari lautan eksistensinya dan meninggalkan kehendak, pilihan serta kemauannnya sendiri dikarenakan kemurnian kalbunya. Ketika kalbu seseorang telah murni, maka Nabi SAW akan menjadi duta antara dia dan Rabbnya, sebagaimana halnya Jibril. Dasar kebaikan adalah mengikuti Nabi SAW dalam perkataan dan perbuatannya.

SARAPAN PAGI DENGAN KIMIYA AS-SA’ADAH

Menurut Imam Al-Ghazali, seorang yang bijak pasti akan melakukan muhasabah setiap pagi, terutama setelah shalat subuh, lalu berkata kepada jiwanya: “Wahai jiwaku, tujuan hidupmu hanya satu. Meski sedetik, saat yang telah terlewat takkan bisa dikembalikan, karena dalam perbendaharaan Allah bagian nafasmu sudah ditentukan, tak bisa ditambah atau dikurangi. Saat kehidupan telah berakhir, tak ada lagi laku batin yang dapat kaujalani. Maka, apa yang bisa kau kerjakan, kerjakanlah sekarang!” (Imam Al-Ghazali dalam kitab Kimiya As-Sa’adah). 

AJARAN TASAWUF JUNAID AL-BAGHDADI

Syekh Al-Juniad Al-Baghdadi mengatakan, “Seorang sufi tidak seharusnya hanya berdiam diri di masjid dan berzikir saja tanpa bekerja untuk nafkahnya. Sehingga untuk menunjang kehidupannya orang tersebut menggantungkan diri hanya pada pemberian orang lain. Sifat-sifat seperti itu sangatlah tercela. Karena sekali pun ia sufi, ia harus tetap bekerja keras untuk menopang kehidupannya sehari-hari. Dimana jika sudah mendapat nafkah, diharapkan mau membelanjakannya di jalan Allah SWT.”

IBADAH HARUS DISERTAI ILMU

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan: “Berbahagialah orang yang mengakui nikmat Allah SWT di hadapan-Nya dan menyandarkan segala sesuatu hanya kepada-Nya. Lalu, dia juga melepaskan dirinya dari segala sebab dan kekuatan dirinya. Orang yang berakal adalah orang yang tak pernah menghitung-hitung amalnya kepada Allah SWT dan tidak mengharap balasan dari-Nya dalam segala hal.

CARA WUSHUL (SAMPAI) KEPADA ALLAH

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan: “Ketahuilah, bahwa hati memiliki dua mata yakni mata kecil dan mata besar. Mata kecil hanya mampu melihat Tajalli Sifat dengan cahaya Asma Ash-Shifat hingga ke alam-alam derajat (jannatul ma’wa, jannatun na’im dan jannatul firdaus). Sedangkan, mata besar mampu melihat cahaya Tajalli Zat dengan cahaya tauhid yang Maha Tunggal di Alam Lahut dan Alam Al-Qurbah.

BUKALAH PINTU GAIB DENGAN SHALATMU

“Shalat adalah pembersih kalbu dari kotoran dosa dan pembuka pintu kegaiban.” (Syekh Ibnu Atha’illah dalam kitab Al-Hikam). Syekh Abdullah Asy-Syarqawi menjelaskan bahwa shalat yang sesungguhnya adalah sesuatu yang menjadi pembersih kalbu dari pengaruh kotoran duniawi dan noda dosa, serta sifat-sifat lain yang menjauhkan pelakukanya dari pandangan kepada Rabb yang Maha Perkasa.

MARI MEMBUMIKAN SYAHADAT TAUHID DAN RASUL

Ubadah ibn al-Shamit r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “ Siapa yang bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa tanpa ada sekutu bagi-Nya, bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, bahwa Isa a.s. adalah hamba dan utusannya yang merupakan kalimat dan ruh yang ditiupkan pada Maryam, dan bahwa surga dan neraka adalah benar adanya maka Allah Swt. akan memasukkannya dalam surga sesuai amal perbuatannya.” (HR. Bukhari)