Thursday, March 10, 2016

NASIHAT SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI TENTANG FIQIH

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan: “Wahai anak muda, tidakkah engkau mendengar ucapan, "Perdalamlah ilmu agama dahulu, lalu barulah menjalankan uzlah?" Perdalamlah ilmu fiqih lahiriah, kemudian barulah menyendiri untuk belajar fiqih batin. Beramallah dengan fiqih lahir agar amal tersebut mendekatkanmu kepada ilmu yang belum engkau amalkan.

AJARAN SYUKUR RASULULLAH

Yahya bin Ya'la meriwayatkan dari Abu Khubab, dan dari Atha' diceritakan bahwa ia bertamu kepada Aisyah r.a. dengan Ubaid bin Umair, lalu mengatakan, "Berilah kami kabar tentang sesuatu yang paling mengagumkan dari Rasulullah SAW yang pernah engkau lihat?” Aisyah lalu menuturkan, "Keadaan Rasulullah yang mana yang tidak mengagumkan? Di waktu malam beliau datang kepadaku. Beliau masuk ke tempat tidur bersamaku sehingga kulitku bersentuhan dengan kulitnya. Beliau mengatakan, "Wahai Putri Abu Bakar, tinggalkanlah diriku. Aku sedang beribadah kepada Tuhanku."

NASIHAT IBNU ATHAILLAH

"Untuk mendekat kepada Allah, jangan engkau menunggu hatimu kosong dan bersih dari segala sesuatu selain-Nya. Karena, jika demikian, dapat membuatmu abai terhadap Hak-Nya dalam menetapkan keadaanmu.”

BOLEH JADI, DOA ORANG ARIF PUN TAK DIKABULKAN

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan: “Seorang yang Arif itu tidak dikabulkan setiap kali dia meminta (berdoa) kepada Tuhannya. Tidak dikabulkannya itu agar sang arif tersebut tidak dikalahkan oleh sifat pengharapan, yang dapat menyebabkan dia menjadi binasa karenanya. Sesungguhnya, tak ada satu pun derajat atau maqam yang tidak terdapat sifat takut (khauf) dan berharap (raja’) di dalamnya.

TAFAKUR SETIAP SAAT

Tafakur bisa dilakukan setiap saat. Setiap kali ada kesempatan. Bahkan saat kerja dengan berbagai kesibukan. Karena ia akan melahirkan kekuatan iman, cinta,syukur, waspada dan takut kepada Allah. Jumhur Ulama mengatakan, "Tafakur itu ada lima macam, yakni:

APAKAH IBADAH KITA BEBAS DARI NAFSU?

Syekh Ibnu Atha'illah menjelaskan: “Ibadah yang disertai dengan hawa nafsu memang akan terasa ringan dikerjakan, sedangkan ibadah yang tidak disertai hawa nafsu menjadi sangat berat. Begitu beratnya ibadah yang dikerjakan tanpa dilihat orang. Sebaliknya, begitu ringannya ibadah yang dilakukan saat dilihat, dipuji, dan disanjung oleh orang.

SARAPAN PAGI BAGI JIWAMU

Imam Al-Ghazali mengatakan: “Siapa yang memasuki waktu pagi sedang ia berharap bisa mendapati waktu sore, atau sebaliknya siapa yang berada di waktu sore lalu berharap bisa mendapati waktu pagi, maka sebenarnya ia lemah dan menunda-nunda amalnya. Ia hanya bisa berjalan dengan tidak berdaya. Karena itu, aku nasihati orang itu dan diriku juga dengan nasihat yang diberikan Rasullah SAW ketika beliau bersabda, “Shalatlah seperti shalatnya orang yang akan berpisah (dengan dunia).”

ILMU LAHIR DAN ILMU BATIN

Rasulullah SAW bersabda, “Ilmu itu ada dua macam. Pertama, ilmu lisan, sebagai hujjah Allah dan kepada hambanya. Kedua, ilmu batin yang bersumber di lubuk hati, ilmu inilah yang berguna untuk mencapai tujuan pokok dalam ibadah.” (HR. Ad-Darimi)

TAHAPAN RUHANI SEORANG HAMBA

Syekh Abdul-Qadir Al-Jailani mengatakan tentang sabda Rasulullah SAW dalam sebuah Hadis Qudsi: “Barangsiapa yang disibukkan berzikir kepada-Ku dan jauh dari meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberikan sesuatu yang paling baik yang diberikan kepada orang yang meminta.” Menurut Syekh, hal tersebut terjadi, karena sesungguhnya seorang Mukmin itu jika dia menginginkan Allah swt, maka Allah akan menyucikan dan memilihnya. Semua keadaan akan dijalaninya dengan pertolongan Allah SWT. Dan, Allah juga akan memberikan ujian kepadanya dengan berbagai macam ujian dan cobaan. Maka, orang tersebut akan menjadi miskin setelah dia kaya. Dia terpaksa meminta rezeki kepada makhluk ketika semua usahanya sudah buntu.

TIGA MACAM ORANG YANG MENUNTUT ILMU

Imam Al-Ghazali dalam Kitab Bidayatul Hidayah mengatakan “Terdapat 3 jenis manusia yang menuntut ilmu: Pertama: Seseorang yang menuntut ilmu guna dijadikan bekal untuk akhirat dimana ia hanya ingin mengharap rida Allah dan negeri akhirat. Ini termasuk kelompok yang beruntung;