Saturday, March 5, 2016

SABAR DAN SYUKUR SEBAGAI JALAN TAWAKAL

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan: “Wahai anakku, hendaklah engkau mempelajaru ilmu dan bersikap ikhlas sehingga engkau bersih dari perangkap dan tali kemunafikan. Carilah ilmu karena Allah Azza wa Jalla, bukan karena makhluk atau karena dunia. Dan, ciri pencari ilmu karena Allah adalah, engkau merasa takut kepada Allah ketika datang perintah dan larangan-Nya. Engkau merasa takut dan hina di hadapan-Nya. Lalu, bersikap rendah hati terhadap makhluk tanpa membutuhkannya. Tidak berambisi terhadap apa yang mereka miliki.

BELAJAR MAKNA TAWAKAL DARI PEMULUNG

Jangan coba mengajarkan makna tawakal kepada para pemulung, tukang batu, penggali tanah dan pekerja keras lainnya, sebab setiap saat mereka telah membanting tulang, mengais rezeki dengan keringat, panas dan airmata. Panas matahari sama sekali tak membuatnya terbakar. Bahkan mereka tak paham dengan suhu udara telah mencapai 37 °c. Teriknya hanya mampu menimbulkan keringat, tapi tak mengeringkan hatinya untuk berusaha. Bau busuk, serbuan lalat, kecoak, tikus dan segala macam bakteri jahat tak membuatnya gentar.

SHALAWAT SHUGRADARI SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI

"Ya Allah curahkanlah keselamatan atas junjungan kami Muhammad, yang cahayanya mendahului keberadaan semua makhluk, yang kehadirannya menjadi rahmat bagi seluruh alam; rahmat yang jumlahnya sebanyak makhluk-makhluk-Mu, yang telah musnah dan yang masih ada, yang berbahagia ataupun yang menderita. Yaitu sebuah keselamatan yang melampaui bilangan dan batasan, yang tiada akhir, yang tak pernah putus; sebuah keselamatan yang kekal abadi seperti kekekalan-Mu. Shalawat serta salam yang demikian itu juga semoga dicurahkan kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya.”

JEJAK CINTA SEORANG HAMBA

Abu Bakar Asy-Syibli menceritakan: Aku berjumpa dengan seorang perempuan yang berasal dari Habsyah yang tampak linglung tak tentu arah. Dia berlari-lari dan berjalan cepat tak tahu tujuan. Lalu, kukatakan kepadanya, “Wahai Ibu, kasihanilah dirimu!” Tiba-tiba dia menjawab, “Huwa (Dia).” “Darimana engkau sebenarnya?” tanyaku. “Dari Huwa (Dia).” “Engkau mau pergi kemana?” “Pergi ke Dia.” “Apa yang kau inginkan dari Dia?” “Dia.” 

NASIHAT SYEKH ABDUL QADIR JAILANI

TENTANG BEKAL PERJALANAN 

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan: "Orang yang beriman mempersiapkan bekal, sementara orang kafir bersenang-senang. Seorang Mukmin mempersiapkan bekal, karena dia sedang dalam perjalanan. Baginya, sedikit harta dunia sudah cukup. Yang banyak justru dipersembahkannya untuk akhirat. Ia hanya membawa bekal sekadarnya seperti orang bepergian dan seukuran yang bisa dibawa.Segala sesuatu untuk di akhirat.

MELURUSKAN KIBLAT CINTA

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menuturkan: “Jika Allah telah memberi harta benda kepada engkau, lalu kau sibuk dengannya dan melupakan ketaatan kepada Allah SWT, maka Dia akan membuat penghalang antara engkau dan Dia dengan harta benda tersebut di dunia dan akhirat.

LIMA SIFAT TERCELA DI SEKITAR KITA

Sayyidina Ali ibn Abi Thalib ra. berkata, 

لَوْ لَا خَمْسُ خِصَالٍ لَصَارَ النَّاسُ كُلُّهُمْ صَالِحِيْنَ اَلْقَنَاعَةُ بِالْجَهْلِ وَالْحِرْصُ عَلَى الدُّنْيَا وَالشُّحُّ بِالْفَضْلِ وَالرِّيَاءُ فِي الْعَمَلِ وَالْإِعْجَابُ بِالرَّأْيِ

“Jika bukan karena lima sifat tercela ini, niscaya manusia akan selamat dari kehancuran. Sifat-sifat tercela tersebut yaitu:

ADAB MENCARI ILMU MENURUT IMAM SYAFII

"Aku melihat pemilik ilmu hidupnya mulia , meskipun ia dilahirkan dari orangtua yang terhina. Dia terus menerus menerus terangkat hingga pada derajat tinggi dan mulia. Umat manusia mengikutinya dalam setiap keadaan, seperti pengembala kambing ke sana sini diikuti hewan ternaknya. Tanpa ilmu umat manusia tidak akan merasa bahagia dan tidak akan mengenal halal dan haram."

LIMA KEGELAPAN DAN PENERANG

Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. berkata, 

اَلظُّلُمَاتُ خَمْسٌ وَالسُّرُوْجُ لَهَا خَمْسٌ حُبُّ الدُّنْيَا ظُلْمَةٌ وَالسِّرَاجُ لَهَا اَلتَّقْوَى وَالذَّنْبُ ظُلْمَةٌ وَالسِّرَاجُ لَهُ التَّوْبَةُ وَالْقَبْرُ ظُلْمَةٌ وَالسِّرَاجُ لَهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ وَالْآخِرَةُ ظُلْمَةٌ وَالسِّرَاجُ لَهَا الْعَمَلُ الصَّالِحُ وَالصِّرَاطُ ظُلْمَةٌ وَالسِّرَاجُ لَهُ الْيَقِيْنُ

“Kegelapan itu ada lima beserta lima penerangnya, yaitu:

KEMATIAN PASTI AKAN DATANG

Ummu Al-Mundzir menuturkan, “Pada suatu sore Rasulullah SAW muncul di tengah-tengah para sahabat, lalu beliau bersabda, ‘Wahai manusia, apakah kalian tidak merasa malu kepada Allah?’ Mereka bertanya, “Mengapa kami harus merasa malu, Ya Rasulullah?’