Saturday, April 23, 2016

ADAB MEMOHON DAN HAMPARAN MUNAJAT

(Oleh :Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzily). Model orang memohon itu ada tiga macam:

1. Pemohon yang memohon tentang pembenaran melalui manifestasi taqarrub,
2. Pemohon yang memohon tentang kenyataan hakikat melalui tersingkapnya hijab,
3. Pemohon yang memohon tentang pergantian dirinya melalui fana’ dari dirinya.

PENJARA TAHTA

Berebut Tahta, sungguh seperti berebut sampah. Kecuali bagi mereka yang mampu memilah jiwanya, sebagai hamba, khalifah, pemimpin, bagi ummat dan bangsa. Bukan bagi diri dan golongan. (Bila dihitung dengan quick count ruhani, mana ada dari mereka?) Orang yang mewujudkan kehambaan, pada saat yang sama meraih kekhalifahan, bukan tahta. Tetapi banyak berebut kekhalifahan, sedangkan fondasi kehambaannya keropos dalam rapuh reruntuhan. Akhirnya sebuah titik yang dituju, hanya Tahta.

PENDIDIKAN PERDAMAIAN ADA DI AL-BAAQIYAAT ASH SHOLIHAT

Pedidikan Perdamaian juga ada dalam kalimat Al-Baaqiyatus Sholihat: “Subhaanallah walhamdulillah walaailaaha illallah huwa Allahu Akbar laahaulaa walaa quwwata illa billahil aliyyil adzim.” Subhanallah (Maha Suci Allah) adalah pengakuan dan proklamasi atas kemerdekaan manusia dari penjajahan nafsunya yang kotor, kebebasan atas belenggu duniawi dan hasrat ukhrowi, kemenangan atas perlawan teradap musuhnya, syetan. Proklamasi akan kehambaannya yang fana, dan Hanya Dia Yang Maha Suci. 

RAHSIA CINTA SYEIKH ABDUL QADIR AL-JAILANI

Sudah berapa kali anda belajar tetapi tidak pernah mengamalkan? Lipatelah pustaka ilmu, lalu sibuklah dengan pustaka amal disertai dengan ikhlas, juika tidak, pencarianmu pada ilmu tidak menguntungkan sama sekali. Hanya mencari ilmu saja, berarti anda berdosa pada Allah Swt melalui perbuatan anda. Berarti pula anda melemparkan tirai rasa malumu dari matamuy, hingga orang melihatmu dengan pandangan penuh hina. Anda tersiksa karena hawa nafsumu, gagal karena hawa nafsumu, bergerak karena hawa nafsumu, apalagi anda hancur karena hawa nafsumu. Malulah kepada Allah Azza wa-Jalla dalam seluruh perilakumu dan , dan amalkan ketentuan hukumNya. Bila anda hanya mengamalkan menurut lahiriyahnya hukum belaka, sungguh anda telah memehkan amal anda untuk mengenal Allah Azza wa-Jalla, “Ya Allah ingatkan kami dari kealpaan orang-orang yang lalai. Amiin.”

DILEMA-DILEMA JIWA, BAGAIMANA SOLUSINYA?

“Apabila ada dua perkara yang serupa, maka pandanglah yang paling memberatkan nafsu, lalu ikuti yang paling memberatkan itu. Sebab tidak ada yang memberatkan nafsu kecuali pasti benar.” (Al-Hikam: Ibnu Athaillah as-Sakandary). Manusia seringkali menghadapi dilemma, ketika berhadapan dengan dua masalah yang sulit untuk diputuskan, karena dua-duanya benar, dua-duanya wajib, dua-duanya tidak baik, atau dua-duanya boleh dilakukan. Bukan perkara antara wajib dan haram, antara sunnah dan makruh, antara boleh dan tidak boleh. 

ALLAH PUN BERSEMAYAM DI HATI

(Oleh KHM Luqman Hakim). Apakah yang bisa Anda bayangkan ketika mata Anda saling memandang dengan Mata Allah? Pastilah itu mengingatkan kenangan-kenangan ketika empat mata pecinta saling beradu. Tiba-tiba luruh jantung berhenti seperti gelombang lautan yang menghempaskan sauhnya di pantai. Lalu bayangkan jika gejolak jantung dan gejolak Cinta Ilahi bertemu dalam samudera (demi samudera keluasan dan ketakterbatasan jiwa) maka tak ada yang lebih tepat lagi untuk menyebutkan, melainkan adalah kata ketentraman, kedamaian, ketenangan yang terus menerus menyelami gairah demi gairah.

MENGENAL ALLAH MELALUI ALLAH, MEMBACA MELALUI ASMA-ASMA-NYA

(Oleh KHM Luqman Hakim).  Sebuah peristiwa paling monumental dalam sejarah dunia, adalah turunnya Al-Qur’an pertama kali di Gua Hira’. Pertemuan Rasulullah sayyidina Muhammad SAW, dengan Malaikat Jibril saat itu (bertepatan dengan Lailatul Qadr0 merupakan representasi dari sebuah awal sekaligus akhir dari perjalanan waktu dunia yang terbatas, menuju waktu Ilahi yang tiada hingga ‘azali dan abadi’. Betapa tidak. Ketika Jibril AS, memeluk beliau, sambil mendiktekan bacaan, “Iqra’!,” lalu dijawabnya “Maa anaa bi qaari’” (Aku tak bisa membaca). 

MENGAPA KITA TERHIJAB?

“Sebenarnya, Allah Swt tertirai darimu semata-mata karena sangat Maha DekatNya padamu.” (Ibnu Athaillah as-Sakandary). Dalam syarahnya terhadap Al-Hikam, Syeikh Zarruq menegaskan, bahwa dekatnya Allah swt itu tidak dipahami sebagai dekatnya suatu benda dengan benda lain, atau dekatnya jarak, atau dekatnya sesuatu yang dikaitkan dengan yang lain. Karena dekat semacam itu mustahil bagi Allah Swt.

MUHAMMAD ALI LEGENDA SUFI DARI DUNIA TINJU

Tanggal 3 Juni 2016, tiba-tiba seluruh dunia menggemuruhkan doa. Doa atas wafatnya tokoh terbesar dunia tinju yang legendaries, Muhammad Ali. Berita meninggalnya mengalahkan seluruh berita apa pun di dunia, dan tak ada hadiah surat Al-Fatihah sebanyak itu dari tokoh modern muslim hari ini dari milyaran bibir yang menggetarkan doa padanya, disbanding buat Muhammad Ali. Muhammad Ali, petinju legendaris yang menyatakan dirinya sebagai "The Greatest" dan salah satu atlet paling terkenal dan dicintai di planet ini, meninggal di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat, Jumat, 3 Juni 2016, waktu setempat. Juru bicara keluarganya mengatakan, Ali, 74 tahun, dirawat di sebuah rumah sakit di Phoenix sejak Kamis, 2 Juni 2016. Juru bicara keluarga, Bob Gunnell, mengatakan penyebab kematian Ali kemungkinan akibat masalah pernapasan.

LAILATUL QADAR, JANGAN BIARKAN BERLALU

Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya kami turunkan al-Qur’an di malam Qadar….dst. hingga akhir surat.” Allah menurunkan Al-Qur’an di malam tu, dari Lauhul Mahfudz ke Langit Dunia secara global. Pada malam itu, Jibril as, turun dari Lauhul Mahfudz dengan membawa Al-Qur’an atas izin Allah kepada Nabi SAW dalam seluruh tahun itu, hingga semuanya secara total turun di malam Qadar, di bulan Ramadlan, ke langit dunia. Ibnu Abbas ra, dan yang lain berkata, “Sesungguhnya Kami turunkan Al-Qur’an di malam Qadar,” artinya adalah Kami turunkan Jibril dengan membawa Surat ini dan seluruh Al-Qur’an di malam Qadar, kemudian setelah itu turun secara berkala kepada Rasulullah SAW dalam jangka waktu 23 tahun, dalam seluruh bulan, hari, malam dan waktu-waktu yang ada. Firman Allah “Fii Lailatil Qadr” maksudnya adalah Malam yang Agung. Atau Malam penuh Hikmah. Disebutkan sebagai Lailatul Qadar kerena keagungan yang tak terkira, dan kepastiannya. Karena Allah pada malam itu memastikan takdir perkara setahun yang akan datang.