Thursday, January 21, 2016

ADAB-ADAB SALIK TERHADAP DIRI SENDIRI

Berhubung dengan adab-adab salik terhadap diri sendiri, Shaikh Muhammad Amin al-Kurdi menghuraikannya sebanyak 24 perkara. (Muhammad Amin Al-Kurdi, Tanwir al-Qulub, 531-534). Di sini kita ringkaskan beberapa perkara yang difikirkan penting. Antaranya ialah seperti berikut:

TINGKATAN IKHLAS SALIKIN

Salikin adalah orang2 yang menelurusi jalan Makrifat Ketuhanan menurut adab dan syarat2nya di bawah bimbingan seorang Shaikh /Mursyid yang telah menerima ijazah dari Gurunya yang mempunyai Silsilah Nabi (susur galur penerimaan Ilmu dari guru kepada guru tanpa putus). Si salik (murid yang berjalan di jalan Makrifat Ketuhanan) di bimbing melalui beberapa peringkat zikir, muraqabah (merenung Hakikat Ketuhanan) dan mushahadah (melihat Hakikat Ketuhanan) berperingkat-peringkat sehingga datang pembukaan Allah Ta'ala ke dalam hati mereka kepada pintu2 Makrifat ( di baca pintu2 Tauhid).

ALLAH ITU DEKATKAN DENGAN KITA

Allah s.w.t. berfirman:

وَنَحْنُ اَقْرَبُ اِلَيْهِ مِنْكُمْ وَلٰـكِنْ لَّا تُبْصِرُوْنَ

Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu, tetapi kamu tidak melihat, [QS. Al-Waqi'ah: Ayat 85]

Tafsir al-Jailani menyebut: {{ وَنَحْنُ }} [Dan Kami] pada saat itu {{ اَقْرَبُ اِلَيْهِ}} [lebih dekat kepadanya] maksudnya, kepada orang yang sedang sekarat itu {{ مِنْكُمْ}} [daripada kalian] dan Kami lebih mengetahui keadaan serta kesibukannya. Tapi kedekatan Kami dengannya itu bukan kedekatan berupa inkarnasi (hulûl), dan bukan pula berupa penyatuan manunggal (ittihâd), melainkan kedekatan Pemilik Bayangan kepada bayangan-Nya, atau Pemilik Rupa dengan rupa yang terpantul di depan cermin, {{ وَلٰكِنْ لَّا تُبْصِرُوْنَ}} [tetapi kalian tidak melihat {85}] kalian berada dekat, tetapi tidak kepadanya dan tidak pula kepada diri kalian sendiri, wahai orang-orang yang terhijab dan terhalang. Kalian juga tidak mengetahui malapetaka apa yang terjadi pada diri orang itu.

PENGERTIAN KASYAF

Meluruskan faham terhadap pengertian Kasyaf (Bukanlah Ahli Tasawwuf dan Ahli Tareqah beribadah semata-mata mencari Kasyaf).

DEFINISI KASYAF (menurut Ulama’ Tasawwuf).

Sayyid berkata: “Firasat secara etimologi bererti ketetapan dan penglihatan. Sedangkan menurut istilah ahli hakikat, firasat bererti terbukanya keyakinan dan menyaksikan yang ghaib (Sayyid, Ta’riffat as-Sayyid, hlm 10). Ibnu Ujaibah berkata: Firasat adalah fikiran yang menyerang hati, atau sesuatu yang nampak di dalamnya. Biasanya dia tidak akan salah, apabila hati itu bersih. Dalam hadis disebutkan,

CINTA NAN AGUNG

Sebuah Redha pada Perintah Syariat dan Taslim terhadap Ketentuan Hakikat

Hajar protes. Mengapa suaminya meninggalkan dia dan anaknya yang masih kecil di padang pasir tak bertuan. Seperti jamaknya dia hanya bisa menduga bahwa ini akibat kecemburuan Sarah, istri pertama suaminya yang belum juga bisa memberi putra. Hajar mengejar Ibrahim, suaminya, dan berteriak: "Mengapa engkau tega meninggalkan kami di sini? Bagaimana kami bisa bertahan hidup?" Ibrahim terus melangkah meninggalkan keduanya, tanpa menoleh, tanpa memperlihatkan air matanya yang meleleh. Remuk redam perasaannya terjepit antara pengabdian dan pembiaran.

DISEBAIK LIRIK LAGU SUFI (DAMASUTRA)

Sufi selangkah tirai kasihmu ku buka… 
Engkau serahkan cinta hingga dirimu tiada… 
Kasih sufi kau rela pilih derita di dunia… 
Biar rebah dihina kau tak berubah…

Kau menguasai selautan… 
Yang tersembunyi di genggaman… 
Nafi dan Isbat kau sandingkan… 
Sebagai tali pegangan…

MENGHADAPLAH HATIMU PADA-NYA DENGAN PENUH TAUHID

Barangsiapa menyembah Allah SWT kerana suatu yang diharapkan daripada-Nya atau kerana merasa dia berbuat dengan sifat taatnya dari sisi taat dia maka akan datang siksa daripada-Nya, maka tiadalah ia berdiri pada haq segala sifat-Nya kerana bahawasanya Hak Tuhan atas segala hamba-Nya itu bahawa menyembah mereka itu akan Dia kerana segala Sifat-Nya yang Jamilah. Mengikut Ahli Tahqiq, yang dimaksudkan 'Menyembah Allah' bukanlah semata-mata dengan maksud mendirikan solat, berpuasa, berzikir dan melaksanakan hak-hak yang dituntut oleh syarak, dan bukanlah pula hanya bermaksud kepada pengabdian diri yang berkaitan dengan seluruh hal-ehwal diri sendiri sama ada yang berkaitan dengan makhluk atau pun yang bersangkutan dengan ketuhanan.

KELEBIHAN AHLI MAKRIFAT

Jika mempelajari dengan cermat ajaran-ajaran agama, kita dapat memahami bahwa puncak dan inti dari semua­nya adalah mengenal Allah, makrifat kepada Allah. Dan inilah yang dirindukan dan dicari oleh setiap mukmin yang se­sungguhnya. Betapa tingginya keduduk­an makrifat kepada Allah dan orang-orang yang mencapainya disebutkan oleh pengarang dalam uraian berikut ini dan dijelaskan oleh pensyarah, yakni Syaikh Muhammad Nawawi Al-Bantani, dalam kitab Salalim al-Fudhala. Selain itu dalam uraian ini juga ditambahkan beberapa tambahan keterangan dari pensyarah yang lain, yaitu Sayyid Bakri Syatha, dalam kitabnya, Kifayah al-Atqiya’. Marilah kita perhatikan apa yang dikatakan pengarang dan penjelasan lebih lanjut dari pensyarah.

SAYAP-SAYAP AMPUNAN

Pada malam Mi’raj, sebagaimana termaktub dalam sebuah hadist qudsi, saat Rasulullah sedang melakukan perjalanan didampingi Malaikat Jibril A.s, tiba-tiba ada sesosok malaikat yang jatuh di depan Beliau. Bulu-bulu malaikat itu telah rontok dan bentuk amat berbeza dengan kebanyakan malaikat lain.

HIJRAH MENUJU CAHAYA ALLAH

Oleh: Ustaz Iqbal Zain

Pada hari pertama tahun baru Hijrah ini, mari kita berangkat dari kegelapan dan kekelaman menuju cahaya Allah yang penuh dengan pencerahan dan terang benderang. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. [Ibrahim (14): 1] Jalan yang di terangi oleh cahaya di atas cahaya sebagaimana dijelaskan dalam surah An-Nur 35 dan jalan yang merupakan pintu langsung menuju Allah SWT yaitu Wasilah perantaraan sebagaimana dijelaskan dalam surat al-Maidah 35.