Sunday, March 6, 2016

PERINGATAN SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan: “Kebanyakan dari kalian tidak bersentuhan dengan kenyataan. Kalian berpura-pura mempraktikkan Islam, sedangkan pada kenyataannya kalian tidak mengamalkannya secara sungguh-sungguh. Celakalah kalian! Kalian hanya menyandang nama Islam saja, tetapi tidak mendatangkan kebaikan apa pun karena kalian melalaikannya.

BELAJAR MAKRIFATULLAH DARI IMAM AL-QUSYAIRI

Imam Al-Qusyairi menjelaskan: Abu Bakar al-Syibli pernah berkata demikian, “Allah adalah Zat Yang Esa yang telah dikenal sebelum ada batasan dan huruf. Maha Suci Allah yang tidak ada batasan bagi-Nya dan tidak ada huruf bagi kalam-Nya.”

CARA PANDANG SUFI

TENTANG REZEKI

Imam Al-Qusyairi menjelaskan:  Sesungguhnya rezeki yang diterima setiap hamba adalah makhluk Allah. sebagaimana tidak ada pencipta benda fisik selain Allah, begitu pula tidak ada pencipta segala yang non-fisik selain Dia.

BELAJAR ILMU TAUHID KAUM SUFI

Imam Al-Qusyairi menjelaskan: Imam Al-Wasithi suatu saat ditanya tentang arti kufur kepada Allah atau karena Allah. Ia menjawab bahwa kufur dan iman, dunia dan akhirat adalah dari, menuju, dengan, dan bagi Allah. Dari Allah segala permulaan dan pertumbuhan, kepada-Nya tempat kembali dan berakhir, bersama-Nya sesuatu yang tetap dan yang lenyap, dan bagi-Nya semua makhluk, baik sebagai kerajaan maupun ciptaan.

MEMAHAMI DUNIA DAN TUJUAN AKHIRAT

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan, “Engkau celaka jika tidak merasa malu kepada Allah SWT, jika engkau telah menjadikan dinar sebagai tuhanmu dan menjadikan dirham sebagai tujuanmu. Sedangkan engkau melupakan-Nya sama sekali. Sungguh takdirmu telah dekat!

RAHASIA LISAN DAN HATI PARA WALI

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan: “Bersungguh-sungguhlah engkau dalam meraih derajat makrifatullah, karena engkau akan menyelam bersama-Nya, kokoh dengan keteguhan diri menuju kepada Allah, serta dengan ilmu-Nya engkau menuju kepada-Nya.

HIDUP INI HANYA PINJAMAN

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan, “Engkau melakukan perbuatan penduduk neraka, tetapi engkau mengharapkan surga! Sungguh, kalian hanya mengharapkan sesuatu yang tak mungkin. Jangan tertipu dengan pinjaman yang kalian anggap sebagai hak milik. Ingatlah bahwa sebentar lagi pinjaman itu akan diambil. Allah meminjamkan kehidupan ini untuk kalian.agar dipergunakan sebaik-baiknya.di jalan ketaatan.

MARI MEMPERBAIKI, SELAGI MASIH ADA WAKTU

Menurut Imam Al-Ghazali, salah satu yang membuat besar nilai dosa adalah sikap tidak menghargai anugerah Allah yang telah menutupi aib-aibnya, yang menangguhkan siksa-Nya. Orang seperti ini tidak menyadari bahwa sesungguhnya ia diberi tangguh (tempoh) agar dosanya main bertambah dan murka Allah akan semakin besar padanya, jika ia tidak bersegera untuk bertobat. Lebih parah lagi, ia malah menganggap kesempatan yang diperolehnya untuk melakukan maksiat itu sebagai tanda bahwa Allah memerhatikan dirinya, sehingga ia pun merasa aman dari makar-Nya.

RENUNGAN MALAM BUAT SUFI

Syekh Ibnu Atha'illah mengatakan:

كَيْفَ يَتَصَوَّرُ أَنْ يَحْجِبَهُ شَيْءٌ وَهُوَ الَّذِى أَظْهَرُ كُلَّ شَيْءٍ؟

Bagaimana mungkin Tuhan terhalang sesuatu, padahal Dia yang menampakkan segala sesuatu?

كَيْفَ يَتَصَوَّرُ أَنْ يَحْجِبَهُ شَىْءٌ وَهُوَ الَّذِى ظَهَرَ بِكُلِّ شَىْءٍ؟

Bagaimana mungkin Tuhan terhalang sesuatu, padahal Dia tampak (nyata) bersama segala sesuatu.

DAN BILA TOBAT, SYUKUR & SABAR SAMPAI KEPADANYA

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan: “Seharusnya kesibukan seorang Mukmin itu dengan berzikir mengingat Allah, kembali kepada-Nya, mengingat dosa-dosanya, memohon ampunan-Nya, dan mencela nafsunya sendiri. Ketika selesai mengerjakan semua itu, ia akan kembali kepada qadha dan qadar Tuhannya. Lalu ia berkata,”Ini adalah qadha dan qadar-Nya. Dan, ini sudah ditetapkan Allah untukku.”