Pedidikan Perdamaian juga ada dalam kalimat Al-Baaqiyatus Sholihat: “Subhaanallah walhamdulillah walaailaaha illallah huwa Allahu Akbar laahaulaa walaa quwwata illa billahil aliyyil adzim.” Subhanallah (Maha Suci Allah) adalah pengakuan dan proklamasi atas kemerdekaan manusia dari penjajahan nafsunya yang kotor, kebebasan atas belenggu duniawi dan hasrat ukhrowi, kemenangan atas perlawan teradap musuhnya, syetan. Proklamasi akan kehambaannya yang fana, dan Hanya Dia Yang Maha Suci.
Subhanallah adalah terbang tanpa sayap, gerak tanpa tubuh, hasrat tanpa kehendak, berjalan tanpa kaki, memandang tanpa mata, mendengar tanpa telinga, berkata tanpa lisan, berpejuru tanpa ruang, berwaktu tanpa perubahan, dikehendaki tanpa mengendaki. Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah) adalah manifestasi kehambaan setelah bertemu Tuhannya. Ia mengenal kesatuan dalam keragaman dan keragaman dalam kesatuan yang sempurna. Tak ada yang melebihi ucapan Alhamdulillah bagi ungkapan damai dalam hidup lahir dan batin. Ia telah Baqa’ Billah (menyadari keabadianNya bersama Dia).
Laa ilaaha illAllah (Tiada Tuhan selain Allah) adalah statemen keyakinan yang tak tergoyahkan atas keimanan terhadap Allah. Sejak ucapan itu diungkapkan, seseorang telah diwajibkan memasuki Negeri Damai, (syurga). Kalimah Thoyyibah inilah wujud syurga damai yang diekspressikan di muka bumi. Sebab di dalamnya mengandung kerelaan demi kerelaan menjadi hambaNya, dan dalam kerelaan (ridho) itu ada atmosfir syurgawiNya.
Allahu Akbar (Allah Maha Besar), adalah puncak ketakberdayaan, dan ketakmampuan hamba. Bentuk takbir atas nafsu dan syetan, atas hasrat dunia dan akhirat, atas segala hal selain Allah. Maka kita akan bertemu dengan :“Laahaulaa walaa quwwata illa billahil aliyyil adzim.” Tak ada dan daya dan kekuatan kecuali bersama Allah Yang Maha Luhur dan Maha Agung. (KHM Luqman Hakim).
No comments:
Post a Comment