Ada yang mengatakan bahwa tasawuf itu menggunakan bahasa yang tidak tegas. Tapi, itu boleh jadi kerana tasawuf berbicara tentang masalah batiniah. Yang batiniah itu, tentu saja, tidak bisa diungkapkan secara lugas dan tegas. Dalam fiqh, bahasa yang digunakan tegas dan lugas. Tapi, jika terjadi perbedaan pendapat antara satu faqih dengan faqih yang lain, bukankah itu juga menjadi tidak tegas?
Lalu, kita katakan bahwa hal itu tegas bagi masing-masing faqih. Kalau demikian, yang kita anggap tidak tegas di dalam tasawuf itu, bukankah bagi para sufi yang mengutarakannya itu, jelas merupakan suatu ungkapan yang lugas dan tegas dan mereka memahami dan meyakini maknanya? Berbicara tentang Tuhan, kadang, membingungkan.
Kalau kita bingung dengan ungkapan "Tuhan itu Berbeda dengan segala yang baharu", bukankah tidak ada akal yang mampu menggambarkan dan menangkap makna, bagaimana sesungguhnya Dzat yang berbeda itu? Hal ini jelas kerana akal hanya bisa bekerja berdasarkan contoh-contoh dan ide-ide yang muncul dari persepsi inderawi, sedangkan Tuhan jauh...jauh sekali untuk dapat dicapai oleh persepsi inderawi itu.
No comments:
Post a Comment