Abu Bakar Ash-Shiddiq mengatakan:
إِنَّ إِبْلِيْسَ قَائِمٌ أَمَامَكَ وَالنَّفْسُ عَنْ يَمِيْنَكَ وَالْهَوَى عَنْ يَسَارِكَ وَالدُّنْيَا مِنْ خَلْفِكَ وَالْأَعْضَاءُ عَنْ حَوْلِكَ وَالْجَبَّارُ فَوْقَكَ فَإِبْلِيْسُ لَعَنَهُ اللهُ يَدْعُوْكَ إِلَى تَرْكِ الدِّيْنِ وَالنَّفْسُ تَدْعُوْكَ إِلَى الْمَعْصِيَةِ وَالْهَوَى يَدْعُوْكَ إِلَى الشَّهَوَاتِ وَالدُّنْيَا يَدْعُوْكَ إِلَى اخْتِيَارِهَا عَلَى الْآخِرَةِ وَالْأَعْضَاءُ تَدْعُوْكَ إِلَى الذُّنُوْبِ وَالْجَبَّارُ يَدْعُوْكَ إِلَى الْجَنَّةِ وَالْمَغْفِرَةِ قَالَ اللهُ تَعَالَى أُلَئِكَ يَدْعُوْنَ إِلَى النَّارِوَاللهُ يَدْعُوْ إِلَى الْجَنَّةِ وَالْمَغْفِرَةِ فَمَنْ أَجَابَ إِبْلِيْسَ ذَهَبَ عَنْهُ الدِّيْنُ وَمَنْ أَجَابَ النَّفْسَ ذَهَبَ عَنْهُ الرُّوْحُ وَمَنْ أَجَابَ الْهَوَى ذَهَبَ عَنْهُ الْعَقْلُ وَمَنْ أَجَابَ الدُّنْيَا ذَهَبَتْ عَنهُ الْآخِرَةُ وَمَنْ أَجَابَ الْأَعْضَاءَ ذَهَبَتْ عَنْهُ الْجَنَّةُ وَمَنْ أَجَابَ اللهَ تَعَالَى ذَهَبَتْ عَنْهُ السَّيِّئَاتُ وَنَالَ جَمِيْعَ الْخَيْرَاتِ
1. Iblis selalu berdiri di hadapanmu;
2. Hawa nafsu (amarah) selalu berada di kananmu;
3. Ambisi selalu berada di sebelah kirimu;
4. Dunia selalu ada di belakangmu;
5. Anggota badanmu selalu ada di sekelilingmu; dan
6. Allah Yang Mahaperkasa ada di atasmu.
Iblis la’natullah ‘alaihi mengajakmu untuk meninggalkan agama. Hawa nafsu amarah mengajakmu untuk melakukan kemaksiatan. Ambisi mendorongmu untuk memuaskan keinginannya. Dunia mendorongmu untuk mementingkan kepentingan dunia daripada akhirat. Anggota tubuh senantiasa mengajakmu untuk berbuat dosa. Sementara Allah yang maha perkasa mengajakmu untuk meraih surge dan ampunan-Nya. Dia berfirman: “Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan-Nya.”
Barang siapa memenuhi panggilan iblis, maka hilanglah agamanya. Barang siapa memenuhi panggilan hawa nafsu amarah, maka hilanglah akhiratnya. Barang siapa memenuhi keinginan ambisinya, maka hilanglah ruhnya. Barang siapa memenuhi bujukan dunianya, maka hilanglah akhiratnya. Barang siapa memenuhi keinginan anggota tubuhnya, maka hilanglah surga darinya. Barang siapa memenuhi panggilan Allah, maka hilanglah kejelekan darinya dan dia akan memperoleh segala kebaikan.”
Sehubungan dengan hal ini, seorang penyair telah mengatakan dalam bait-bait syair berikut yang lebih tepat diberi judul zaman edan:
Mahasuci Tuhan yang telah menempatkan zaman pada tempatnya
dan yang menjadikan manusia, ada yang ditolak dan ada yang diterima
Orang yang berakal lagi pintar menjadi orang yang susah hidupnya
sedang orang yang tak berilmu lagi bodoh, kau jumpai dia meraih keberhasilan duniawi
Inilah kenyataan yang membingunkan hati dan membuat orang yang berakal lagi pakar dalam bidangnya menjadi kafir zindiq
Penyair yang lain mengatakan:
"Manusia itu menuruti kemauan zamannya
dan arus yang sedang melanda
Kaum pria di masamu sama seperti keadaan zamannya
dalam hal sepak terjang dan keadaannya
Demikianlah, bila zaman telah rusak
maka semua orang pun ikut rusak"
Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Rasulullah saw. bersabda:
ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلاً صِرَاطاً مُسْتَقِيماً وَعَلَى جَنْبَتَىِ الصِّرَاطِ سُورَانِ فِيهِمَا أَبْوَابٌ مُفَتَّحَةٌ وَعَلَى الأَبْوَابِ سُتُورٌ مُرْخَاةٌ وَعَلَى بَابِ الصِّرَاطِ دَاعٍ يَقُولُ يَا أَيُّهَا النَّاسُ ادْخُلُوا الصِّرَاطَ جَمِيعاً وَلاَ تَتَفَرَّجُوا وَدَاعِى يَدْعُو مِنْ جَوْفِ الصِّرَاطِ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يُفْتَحَ شَيْئاً مِنْ تِلْكَ الأَبْوَابِ قَالَ وَيْحَكَ لاَ تَفْتَحْهُ فَإِنَّكَ إِنْ تَفْتَحْهُ تَلِجْهُ وْالصَّرِاطُ الإِسْلاَمُ وَالسُّورَانِ حُدُودُ اللَّهِ تَعَالَى وَالأَبْوَابُ الْمُفَتَّحَةُ مَحَارِمُ اللَّهِ تَعَالَى وَذَلِكَ الدَّاعِى عَلِى رَأْسِ الصِّرَاطِ كِتَابُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَالدَّاعِى مِنْ فَوْقِ الصِّرَاطِ وَاعِظُ اللَّهِ فِى قَلْبِ كُلِّ مُسْلِمٍ
“Allah telah membuat perumpamaan berupa sebuah jalan yang lurus. Di kedua sisi jalan itu ada dinding yang padanya terdapat beberapa pintu yang terbuka. Pada pintu-pintu itu terdapat tirai yang dilabuhkan. Sementara di atas pintu gerbang jalan tersebut ada penyeru yang berkata: ‘Wahai manusia, laluilah jalan ini sampai ke ujung dan janganlah kalian berbelok-belok.’
Sementara itu ada lagi penyeru lain di atas jalan tersebut yang berkata ketika manusia bermaksud membuka salah satu dari pintu-pintu itu: ‘Celaka, jangan engkau membukanya, sebab bila engkau membukanya, engkau pasti akan terperosok masuk ke dalamnya.’ Jalan di sini maksudnya Islam; dinding maksudnya hukum-hukum Allah; pintu-pintu yang terbuka maksudnya hal-hal yang diharamkan Allah; penyeru di atas gerbang maksudnya al-Qur’an: penyeru di atas jalan maksudnya nasihat dari Allah yang ada di dalam hati setiap muslim.” (HR. Ahmad dan Muslim)
Rasulullah SAW juga bersabda:
مَا مِنْ عَبْدٍ إِلَّا وَلَهُ بَيْتَانِ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ وَبَيْتٌ فِى النَّارِ فَأَمَّا الْمُؤْمِنُ فَيَبْنِى بَيْتَهُ فِى الْجَنَّةِ وَيَهْدِمُ بَيْتَهُ فِى النَّارِ وَأَمَّا الْكَافِرُ فَيَهْدِمُ بَيْتَهُ فِى الْجَنَّةِ وَيَبْنِى بَيْتَهُ فِى النَّارِ
“Tiada seorang hamba, kecuali dirinya telah mempunyai dua rumah; satu rumah berada di surga dan satu rumah lagi berada di neraka. Seorang mukmin akan membangun rumahnya di surga dan merubuhkan rumahnya yang ada di neraka. Adapun orang kafir, dia merubuhkan rumahnya di surga dan membangun rumahnya di neraka.” (HR. Dailami)
Rasulullah SAW juga bersabda:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ أَحَدٌ إِلَّا رَأَى مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ لَوْ أَسَاءَ لِيَزْدَادَ شُكْرًا وَلَا يَدْخُلُ النَّارَ أَحَدٌ إِلَّا رَأَى مَقْعَدَهُ مِنَ الْجَنَّةِ لَوْ أَحْسَنَ لِيَكُوْنَ عَلَيْهِ حَسْرَةً
“Seorang (ahli surga) tidak akan masuk surga, kecuali setelah diperlihatkan kepadanya (saat di alam kubur) tempatnya di neraka jika dahulunya dia berbuat keburukan (kufur). Hal ini dimaksudkan agar semakin bertambah rasa syukurnya (kepada Allah). Seorang (ahli neraka) tidak akan masuk neraka, kecuali setelah diperlihatkan kepadanya tempatnya di surga jika saja dahulunya dia berbuat kebaikan (memeluk Islam). Hal ini dimaksudkan agar bertambah penyesalannya.” (HR. Bukhari) (Imam Nawawi Al-Bantani dalam kitab Nasha’ihul ‘Ibad).
No comments:
Post a Comment