RASULULLAH SAW adalah manusia terbaik sepanjang masa. Manusia yang dihiasi teladan dengan keindahan akhlaknya. Manusia yang lembut tutur katanyanya,manusia yang memiliki kepribadian hebat yang terbaik dari golongan manusia . Sehingga pantaslah jika setiap perkataan, perbuatan, dan aktivitas beliau menjadi suritauladan untuk seluruh umat manusia.
Salah satu suri tauladan beliau yang patut ditiru adalah setiap perkataan yang keluar dari lisan beliau, salah satunya doa. Sepenggal doa ini singkat namun sering terlupa oleh kita, sepenggal doa ini mudah namun jarang dilafadzkan. Doa ini sering dilupakan banyak orang atau misalkan tahu pun terkadang banyak yang tidak paham makna hebat yang terkandung di dalamnya.
اللهم إني أسألك علما نافعا , و رزقا طيبا, و عملا متقبلا
[Allahumma Inni asaluka ‘Ilman Naafi’a, wa Rizqan thayyiba, wa ‘amalan mutaqabbala]
Artinya: “Ya Allah Sesungguhnya aku meminta ilmu yang bermanfaat, Rezeki yang baik, dan amalan yang diterima”.
Setelah kita mengetahui doa diatas, coba kita kaji mengapa doa ini selalu Rasulullah selipkan dalam doanya? Dan Mengapa manusia yang paling mulia ini tak pernah melupakannya? Apa yang beliau minta dalam doa tersebut dan kenapa beliau selalu memintanya? Berikut alasannya:
1. Manusia yang paling mulia ini meminta Ilmu yang bermanfaat.
Terkadang kita lupa hakikat ilmu adalah bisa membaginya, itulah kenapa para ulama dahulu lebih memilih mencari ilmu dari pada mencari harta. Karena mereka tahu bahwa harta akan habis jika dibagikan namun ilmu takkan pernah habis bahkan makin bertambah. Ketika kita datangi ilmu, maka uang akan datang pada kita. Namun ketika kita datangi harta ilmu tak akan datang sendiri pada kita. Susah kita mencari sekolah termahal, atau terfavorit dan yang lainnya. Namun ilmu itu tak berbekas dalam diri bahan atau dalam diri orang lain. Bertahun-tahun kita belajar namun gelar, sarjana, pekerjaan yang dikejar. Lelah kita menuntut ilmu di negeri sebrang namun jiwa tenang pun tidak karena bingung tak punya pekerjaan.
Ilmu dibagi menjadi tiga derajatnya menurut Ibnu Abdul Bar (ulama pendidikan) , ilmu yang tinggi derajatnya adalah ilmu tentang al-Qur’an, hadist , syariah, dan lain-lain, karena ilmu- ilmu tersebut merupakan ilmu penyejuk hati, pedoman standarnya kebahagiaan manusia. Ilmu yang derajatnya ditengah adalah ilmu yang kita butuhkan seperti kedokteran, perhitungan,perniagaan, dan lain-lain. Dan yang terakhir adalah ilmu pertukangan, seperti seseorang yang bertahun-tahun mencari ilmu untuk bergelar dan menjadi pejabat lantas ia korupsi dan akhirnya hidupnya tragis di penjara. Intinya dia mencari ilmu untuk hidup di penjara. Lalu apalah guna jika ilmu susah didapat jika hatipun tak tentram? Bermanfaat bagi diri sendiripun tidak apalagi untuk orang lain.
2. Rasulullah SAW meminta rezeki yang baik.
Di zaman yang penuh tantangan ini, kita sulit membedakan mana yang halal ataupun mana yang haram. Lebih parahnya lagi kita terkadang tak mau membedakan dan masa bodoh apakah harta itu halal atupun haram. Apakah itu haknya kita atau haknya orang lain yang di makan. Sungguh kita tak mengetahuinya. Dari hasil apa kita mendapatkan makanan, dan terbiasa melakukannya. Oleh karena itu, rezeki yang berkah dan baik akan sangat dibutuhkan manusia dari pada yang berlimpah ruah namun nestapa karenanya.
3. Rasulullah yang kita cintai meminta amalannya agar diterima.
Dari ilmu yang bermanfaat dan mendapatkan rezeki yang baik dari-Nya, terakhir rasulullah meminta agar setiap amalan yang beliau lakukan itu diterima oleh Allah SWT. Karena percuma saja jika kita banyak melakukan perbuatan baik tapi riya dan dengan niat ingin dipuji manusia maka amalan tersebut adalah sia-sia, karena Allah SWT tidak meridhoinya. Naudzubillah
No comments:
Post a Comment