Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan: “Jika seorang pecinta telah sampai kepada kekasihnya, maka apakah masih ada kelelahan yang tersisa? Kelelahan akan berubah menjadi ketentraman, jarak yang jauh akan menjadi dekat, yang gaib akan berada di depan mata,dan semua kabar gembira akan menjadi nyata. Dia akan mampu melihat segala rahasia-Nya, dengan begitu dia bisa mengelilingi negeri-Nya. Dia akan membuka seluruh gudang harta-Nya, serta akan membuka keluasan taman indah-Nya. Bukankah kalian akan melakukan ini dan Dia telah membuat berbagai permisalan untuk kalian, wahai manusia. Maka, orang yang mengenal isyarat Ilahi hanya ahli isyarat.
Wahai hamba, jika engkau melakukan zikir tanpa menggunakan kalbumu, hal itu sama seperti seekor onta yang kedua matanya ditutup ketika sedang menumbuk tepung. Onta itu menyangka telah menempuh jarak berkilo-kilometer yang panjang, padahal ia tidak bergerak dari putaran tempatnya. Celakalah dirimu, engkau berdiri dan duduk dalam shalatmu, serta lapar dan haus dalam puasamu, namun tanpa ada sebiji pun keikhlasan dan tauhid. Jadi, manfaat apa yang akan engkau dapatkan, selain kelelahan? Engkau mengerjakan shalat, namun kalbumu melihat rumah-rumah orang, harta benda orang dan piring-piring tempat makan mereka. Engkau menunggu mereka memberimu hadiah, kemudian engkau memperlihatkan ibadahmu kepada mereka, serta menceritakan puasa dan mujahadahmu.
Wahai orang yang mempersekutukan Allah dengan makhluk-Nya, kamu bukanlah apa-apa! Maka, bertobatlah dari kesyirikanmu, baik yang halus ataupun kasar! Wahai orang munafik, wahai orang yang selalu riya, wahai orang yang selalu berpaling dari barisan orang shiddiq, ahli ruhiyah dan ahli rabbani, apakah engaku tidak mengetahui peringatan Allah dan Rasulullah?” (Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Kitab Jala’ Al-Khathir).
No comments:
Post a Comment