Bila kita melihat umur yang telah kita lalui, mungkin ada yang optimis masih akan berjalan panjang, namun juga ada yang melihat tinggal beberapa waktu lagi, dan ada pula yang menyadari tinggal sesaat lagi.
Optimisme melihat umur dapat diawali dengan membuat sebuah kesadaran tentang rangkaian besar kehidupan, sejak dari jaman pra sejarah hingga jaman yang akan datang hingga hari Qiyamat. Tidak lebih kita adalah manusia- manusia pengisi sepenggal kecil sejarah, dengan peran yang sangat-sangat kecil.
Ketika kita dengan bersemangat belajar sejarah tentang orang-orang yang telah lalu, maka kitapun tersadar bahawa kita adalah bahagian dari sebuah rantai sejarah yang terhubung yang demikian panjang berabad abad yang lalu dan berabad-abad yang akan datang. Sepenggal sejarah telah kita huni, setitik kecil waktu dari seluruh rangkaian panjang rantai kehidupan.
Kita akan menjadi tenteram bila kita bisa melihat sejarah yang ada dibelakang kita sebagai sesuatu yang bermanfaat sebagaimana firman Allah, “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS. Yuusuf, 12:111)
Sunatullah yang terbentang dibelakang kita telah dijadikan Allah sebagai bekas-bekas yang menggores kuat tentang sebuah kepastian, bahawa orang-orang yang berbuat kebaikan akan mendapat kemuliaan dari Allah dan orang-orang yang berbuat kejahatan akan mendapat kehinaan atas perbuatannya sendiri.
Bagaimana manusia bisa melihat kedalam pandangan yang lebih luas dan lebih besar, melihat Allah Tuhan Yang Maha Agung telah membuat sebuah sejarah yang demikian besar, jenis dan ragamnya. Dan apa yang bisa kita lakukan hanyalah terkagum-kagum dengannya.
Segala puji bagi Allah Dialah yang menunjuki kita sehingga kita mampu menyadari siapa diri kita yang dho’if ini. Segala puji bagi Allah atas segala nikmatnya sehingga kita dicintakan kepadanya untuk menempuh jalan kesholihan di sepanjang perjalanan hidup kita.
Dijaman inipun kita kadang masih melihat para veteran pejuang 45, yang sentiasa bermuka cerah dan bahagia, walaupun kesana kemari hanya mengendarai sepeda kayuh, sering mereka tersilaukan oleh lampu-lampu mobil generasi penerus yang berseliweran di jalan-jalan tanpa menyapa mereka.
Kebahagiaan yang tidak bisa terbeli, pahala tersembunyi dari amal-amal yang tersembunyi yang dibalas oleh Allah dengan balasan berlipat ganda. Amal yang ikhlash, amal yang hanya diperuntukkan mencari ridho Allah, telah mampu menumbuhkan kebahagiaan dalam jiwa para veteran yang semakin uzur dan semakin lemah fisiknya.
Segala puji bagi Allah, secercah harapan dan do’a-do’a yang sentiasa dilantunkan disaat-saat bermunajad kepada Allah, semoga generasi penerus sentiasa berjalan dijalan yang lurus dan jalan yang diridho’i oleh Allah Swt, “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-Ruum,30 : 30)
Generasi penerus diharapkan dapat berbuat dengan sesuatu yang terus dan terus semakin baik, semakin lurus dan semakin tha’at kepada Allah yang Maha Agung. Dialah yang telah menciptakan seluruh alam raya dengan segala kejadian yang ada diatasnya.
Dia pula yang menentukan tambahan nikmat atau tambahan siksa kepada hamba-hambaNya, bila kehidupan semakin melaju kepada kesholihan, maka Allah akan balas dengan kenikmatan yang berlipat-lipat, sebaliknya bila kehidupan semakin melaju kepada kejahatan, maka ujian, siksa dan azab akan datang silih berganti.
Semuanya sesuai dengan janjiNya kepada Kita, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan solat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS Al-Baqarah 2:277)
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah…” (QS Ali-Imran 3:110)
Keikhlasan telah membuahkan kebahagiaan yang kekal di dunia dan di akherat, namun untuk menjadi manusia yang ikhlash, membutuhkan kesabaran. Semoga Allah memberi kita semua kesabaran, “Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta pada-NYA. Setiap waktu Dia dalam kesibukan.” ( QS.Ar-Rahman: 29)
Ketika laut bergemuruh, ombak menggunung, dan angin bertiup kencang menerjang, semua penumpang kapal akan panik dan menyeru, “Ya Allah!”
Ketika seseorang tersesat di tengah gurun pasir; kendaraan menyimpang jauh dari jalurnya; dan para kafilah bingung menentukan arah perjalanannya, mereka akan menyeru, “Ya Allah!”
Ketika musibah menimpa, bencana melanda, dan tragedi terjadi, mereka yang tertimpa akan selalu berseru, “Ya Allah!”
Ketika pintu-pintu permintaan telah tertutup, dan tabir-tabir permohonan digeraikan, orang-orang mendesah, “Ya Allah!”
Ketika semua cara tak mampu menyelesaikan, setiap jalan terasa menyempit, harapan terputus, dan semua jalan pintas membuntu, mereka pun menyeru, “Ya Allah!”
Ketika bumi terasa menyempit dikarenakan himpitan persoalan hidup dan jiwa serasa seolah tertekan oleh beban berat kehidupan yang harus Anda pikul, menyerulah, “Ya Allah!”
Kuingat Engkau saat alam begitu gelap gulita, dan wajah zaman berlumuran debu hitam.
Kusebut nama-MU dengan lantang di saat fajar menjelang, dan fajarpun merekah seraya menebar senyuman indah.
Setiap ucapan baik, doa yang tulus, rintihan yang jujur, air mata yang menetes penuh keikhlasan, dan semua keluhan yang menggudah-gulanakan hati adalah hanya pantas ditujukan ke hadirat-NYA. Setiap dini hari menjelang, tengadahkan kedua telapak tangan, julurkan lengan penuh harap, dan arahkan terus tatapan matamu ke arah-NYA untuk memehon pertolongan! Ketika lidah bergerak, tak lain hanya untuk menyebut, mengingat dan berzikir dengan nama-NYA.
Dengan begitu, hati akan tenang, jiwa akan damai, syaraf tak lagi menegang, dan iman kembali berkobar-kobar.
“Demikianlah, dengan selalu menyebut nama-NYA, keyakinan akan semakin kokoh. Karena, Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamban-NYA.” (QS. Asy-Syu’ra:19)
Allah: Nama yang paling bagus, susunan huruf yang paling indah, ungbila yang paling tulus, dan kata yang sangat berharga.
“Apakah kamu tahu ada seseorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?” (QS Maryam:65)
Allah: Milik-NYA semua kekayaan, keabadian, kekuatan, pertolongan, kemuliaan, kemampuan, dan hikmah.
“Milik siapakah kerajaan pada hari ini? Milik Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.” (QS Ghafir:16)
Allah: dari-NYA semua kasih-sayang, perhatian, pertolongan, bantuan, cinta dan kebaikan.
“Dan, apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah datangnya.” (QS An-Nahl:53)
Allah: Pemilik segala keagungan, kemuliaan, kekuatan dan keperkasaan. Betapun kulukiskan keagungan-MU dengan deretan huruf, Kekudusan-MU tetap meliputi semua arwah. Engkau tetap Yang Maha Agung, sedang semua makna, akan lebur, mencair, di tengah keagungan-MU, wahai Rabku
Ya Allah, gantikanlah kepedihan ini dengan kesenangan, jadikan kesedihan itu awal kebahagian, dan sirnakan rasa takut ini menjadi rasa tentram. Ya Allah, dinginkan panasnya kalbu dengan salju keyakinan, dan padamkan bara jiwa dengan air keimanan.
Wahai Rabb, anugerahkan pada mata yang tak dapat terpejam ini rasa kantuk dari-MU yang menentramkan, tuangkan dalam jiwa yang bergolak ini kedamaian, dan ganjarlah dengan kemenangan yang nyata.
Wahai Rabb, tunjukanlah pandangan yang kebingungan ini kepada cahaya-MU, bimbinglah sesatnya perjalanan ini ke arah jalan-MU menrapat ke hidayah-MU!
Ya Allah, sirnakan keraguan terhadap fajar yang pasti datang dan memancar terang, dan hancurkan perasaan yang jahat dengan secerah sinar kebenaran. Hempaskan semua tipu daya syaitan dengan bantuan bala tentara-MU!
Ya Allah, sirnakan dari kami rasa sedih dan duka, dan usirlah kegundahan dari jiwa kami semua!
Kami berlindung kepada-MU dari setiap rasa takut yang mendera, hanya kepada-MU kami bersandar dan bertawakal, hanya kepada-MU kami memohon, dan hanya dari-MU lah semua pertolongan. Cukuplah Engkau sebagai Pelindung kami, karena Engkaulah sebaik-baik Pelindung dan Penolong.
No comments:
Post a Comment