Umumnya kita memandang ringan terhadap cara dan tempat buang air, mungkin karena pertimbangan waktu tanpa mengira keburukannya dari sisi agama. Orang dulu mempunyai budaya melarang anak kencing berdiri. Kebiasaan orang kencing berdiri dapat membuat lemah syahwat, karena sisa-sisa air dalam pundi-pundi yang tidak habis keluar akan menjadikan kelenjar-kelenjar otot-otot dan urat halus sekitar zakar menjadi lembek dan kendur.
Berbeda dengan buang air jongkok, dalam keadaan bertinggung tulang paha di kiri dan kanan merenggangkan himpitan kepada zakar. Ini memudahkan air kencing mudah mengalir sampai habis. Ketika duduk bertinggung di atas satu kaki sedang kaki satunya maju ke depan maka akan memudahkan kita untuk menekan pangkal buah zakar sambil berdehem-dehem. Dengan cara seperti itu, air kencing akan habis dan otot-otot sekitar zakar dapat terpelihara.
Rasakanlah, ketika buang air dengan kencing berdiri ada rasa tak puas, karena masih ada sisa air seni dalam kantong dan telur zakar di bawah batang kemaluan. Hal itnilah yang menjadi salah satu penyebab kencing Batu. Kenyataan membuktikan bahawa batu karang yang berada dalam ginjal atau kantong seni, telur zakar, penyebabnya adalah sisa-sisa air kencing yang tak habis terpancar. Endapan-endapan yang tersisa akhirnya mengeras seperti batu karang. Jika anda coba teliti sisa air kencing yang tidak dibersihkan pada kamar mandi, anda bayangkan betapa keras keraknya. Bagaimana jika itu ada di kantong kemaluan anda?
Demikian hikmahnya kenapa Rasulullah Saw melarang kita kencing berdiri. Dan dari segi budaya kencing berdiri lebih buruk daripada binatang. Binatang (kuda, kambing dsb) tak ada akal sehingga langsung ambil posisi yang ada trus kencing. Kita manusia ada akal masa kaya kuda sih!
UPDATE: Berdasarkan gerakan yang diajukan oleh Left Party di Swedia, semua pria yang bekerja untuk Sormland County Council diharapkan untuk tidak berdiri saat kencing di kamar mandi kantor. Seperti dilansir oleh The Local, Left Party menunjukkan dua alasan penting mengapa pria lebih baik duduk, dan tidak berdiri saat buang air kecil.
Alasan pertama berkaitan dengan kebersihan dan kamar mandi kantor. Left Party berharap tak ada urin yang berceceran di kamar mandi, seperti di dudukan toilet, di lantai, atau di tempat lain yang sangat mungkin terjadi jika para pegawai buang air kecil sambil berdiri.
Left Party juga mengutip temuan medis dari sebuah penelitian bahawa pria mengosongkan kandung kemih mereka secara lebih efektif jika buang air kecil dalam posisi duduk.
Berdasarkan Folket, menurut Left Party cara buang air kecil dengan duduk ini tak hanya mengurangi risiko masalah prostat tetapi juga membantu para pria yang lebih sering duduk saat buang air kecil untuk memiliki kehidupan seks yang lebih sehat dan lebih lama.
Langkah pertama yang akan dilakukan oleh Left Party untuk membuat para pria duduk saat buang air kecil adalah memberi label khusus pada toilet yang akan digunakan oleh orang yang kencing sambil berdiri.
Viggo Hansen, anggota Left Party dan orang yang berada di balik pengajuan ini mengatakan bahawa gerakan ini tidak berkaitan dengan pilihan politik para pegawai.
"Kami tidak melakukannya untuk urusan politik. Kami hanya ingin memberikan para pria pilihan untuk kebersihan toilet," katanya pada Sveriges Television (SVT).
HIDUPKAN SUNNAH NABI DENGAN NIAT UNTUK DAPATKAN RIDHONYA ALLAH SWT, KESEHATAN YANG DIDAPAT KARENA TELAH HIDUPKAN SUNNAH NABI HANYALAH BONUS. DI BALIK SUNNAH NABI ADA KEJAYAAN.
No comments:
Post a Comment