Tasawuf adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlaq, membangun dhahir dan batin serta untuk memporoleh kebahagian yang abadi. Ilmu Tasawuf merupakan teori tentang pentauhidan Allah SWT dengan prakteknya menggunakan Tarekat (zikirullah bermetoda), dimana syariat menjadi rambu-rambunya akan menghasilkan hakikat (pemahaman sejati akan realitas yang sebenarnya), yang pada akhirnya menghantarkan para salik (pejalan ruhani) untuk makrifat Allah SWT.
Sebagai seorang manusia kita diperintahkan untuk masuk Islam secara Kaffah: “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian kepada Islam secara kaffah (menyeluruh), dan janganlah kalian mengikuti jejak-jejak syaitan karena sesungguhnya syaitan adalah musuh besar bagi kalian.” [Al-Baqarah : 208]. Agar dapat masuk kedalam Islam secara keseluruhan, ada beberapa poin yang harus diamalkan:
1. Memahami dan menjalankan rukun iman, islam, dan ihsan
2. Mengamalkan Syariat, Tarikat, Hakikat, Makrifat
3. Amalan luar dan amalan dalam
4. Islamun ilmiyun wa a’maliyun (Islam adalah ilmiah dan terapan)
Penjelasan
1. Al-Islam terdiri dari 3 lapisan. Shariah(rukun Islam dan ibadah serta muamalah lainnya) sebagai lapisan luar, tauhid (rukun iman) sebagai lapisan tengah dan akhlaq (rukun ihsan) sebagai inti. Semua harus diamalkan untuk Islam yg sesuai Quran 2:208
2. Syariah-Tarikah-Hakikah-Makrifah merupakan suatu kesatuan dan keseluruhan dari al-Islam.
Jika diumpamakan:
Islam=tanaman...Pohon=syariat; menyiram dsbnya=tarikat; buah=hakikat; menikmati buah=makrifat
Islam= telor...Kulit=syariat; putih-telor=tarikat; kuning-telor=hakikat; dan titik-inti-dikuning-telor=makrifat
Islam=perjalanan...Rambu-rambu dan arahan=syariat; jalannya=tarikat; terminal-terminal pengalaman dan pemaknaan dalam perjalanan=hakikat; tujuan akhir=makrifat
Islam=rumah...Mencari jalan untuk ke rumah tersebut=syariat, mengetuk pintunya=tarikat, dibukakan pintunya dan berjumpa dengan pemiliknya=hakikat, bercengkrama, mengobrol lama, dan menjadi akrab=makrifat.
Pengertian Syariah, Tarikat, Hakikat, & Makrifat
Syariah adalah seperangkat aturan yang mendekatkan manusia kepada Allah swt
Tarikat adalah apa-apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW (sikap, perilaku, tindakan, dan cara melakukan semua itu). [Memahami beribadahnya untuk siapa, kepada siapa, dan tujuannya apa. Sehingga hatinya juga ikut beribadah, tidak hanya sebatas fisik atau dhahirnya saja]. Hakikat adalah realitas yang dirasakan Rasulullah SAW. Agar memahami Beliau, haruslah merasakan realitas yg beliau rasakan. Makrifat adalah tahapan mengenali dari Rasulullah SAW yg juga mesti kita kenali.
3. “Sesungguhnya hanyalah orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebutkan nama Allah bergetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlan keimanannya dan hanya kepada Rabb mereka sajalah mereka bertawakal”. (Qs.Al-Anfal : 2)
4. Islam sebagai ilmu ilmiah adalah makna dan kandungan yang terdapat dalam sumber hukum Islam yang menjadi pedoman manusia merupakan sebuah realitas kehidupan dan ilmu yang kebenarannya tidak dapat dielakkan.
Islam sebagai terapan adalah penerapan pengetahuan dari ilmu pengetahuan Islam untuk penyelesaian masalah praktis yang langsung memengaruhi kehidupan kita sehari-hari. Penyelesaian dari setiap masalah, harus berlandaskan dengan sumber-sumber hukum Islam.
Tazkiyatun Nafs: Tazkiyah secara etimologis punya dua makna : Penyucian dan pertumbuhan. Demikian pula maknanya secara istilah. Zakatun-nafs artinya penyucian (tathahhur) jiwa dari segala penyakit dan cacat, merealisasikan (tahaqquq) berbagai maqam padanya, dan menjadikan asma' dan shifat sebagai akhlaknya (takholluq). Pada akhirnya tazkiah adalah tathahhur, tahaqquq dan takhalluq.
Penyucian diri (tazkiyatun nafs) yang dimaksud adalah menjernihkan hati untuk menjauhkan dari penyakit-penyakit hati dan siap untuk menerima kebenaran. Kemudian manusia akan akan mengetahui siapa dirinya yang sebenarnya, tugas-tugasnya, tujuan penciptaannya, perannya, dan perjalanannya. Kemudian individu akan mengerti dan tercerahkan akan hakikat(realitas) kehidupan yang sebenarnya dan tentang hari akhir yang pasti akan datang. Akhirnya individu tersebut memahami Islam secara holistik(keseluruhan) dan menghadirkan dalan hati nuraninya mentauhidkan Tuhan sebagai dzat yang selalu diingat dengan berzikir dan menjalani kehidupan berdasarkan sifat-sifat-Nya. Kalau Shariat adalah rambu-rambu (ketentuan, hukum, dan regulasi) agama yang disampaikan oleh Rasulullah SAW.
“Dengan ber Islam secara kaffah, melalui tazkiyatun nafs, dapat beribadah secara benar dan dikenali diri sejati serta tujuan hidup yang hakiki, yaitu mentauhidkan Allah SWT sebagai satu-satunya tempat bergantung, sehingga akhlaqul karimah menjadi pakaian kita”.
Tazkiyatun Nafs – Mengenali diri sejati – Tujuan hidup hakiki – Tauhid haqqulyakin & akhlaq mulia = Islam Kaffah
Rasulullah SAW bersabda: “Ingatlah sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Jika segumpal daging itu baik, maka seluruh tubuh juga baik. Jika segumpal daging itu rusak, maka seluruh tubuh juga rusak. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati” *) HR Muslim
Sesungguhnya telah beruntunglah orang yang mau mensucikan jiwanya. Dan sungguh rugi orang yang mengotorinya. (QS:As-Shams/91:9-10)
Tazkiyah secara bahasa adalah masdar dari kata (زَكَّى ) yang berarti طَهَّرَ ) ) yaitu , mensucikan.
Kalau jasmani kita thahara dengan berwudhu/ tayamum menggunakan air/debu yg suci dan mensucikan, maka jiwa juga disucikan oleh yg suci dan mensucikan yaitu dengan zikirullah.
Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah menyebutkan bahwa manusia itu terbagi menjadi dua golongan
Golongan yang terkalahkan oleh nafsunya, sehingga setiap perilakunya dikendalikan oleh nafsunya.
Golongan yang mampu mengekang dan mengalahkan nafsunya sehingga nafsu tersebut tunduk pada perintahnya.
Barang siapa yang berhasil mengalahkan nafsunya maka beruntunglah ia, sebaliknya bagi yang terkalahkan oleh nafsunya maka merugi dan hancurlah ia.
Allah SWT dalam firman-Nya (QS:An Nazi’at/79:37–41): Adapun orang yang melampaui batas dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka nerakalah tempat tinggalnya. Sedangkan mereka yang takut pada kebesaran Rabb-Nya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya sorgalah tempat tinggalnya.
Jenis-jenis Nafs (Al-Ghazali)
Nafs Ammarah bis Suu’ : yang tercela, salalu berbuat dholim
Nafs Lawwamah : tidak konsisten. ulama berpendapat bahwa nafsu lawwamah adalah nafs-nya orang-orang yang beriman.
Nafs Muthmainnah : nafsu yang tenang bersama Allah, tentram ketika mengingat-Nya dan selalu merindukan-Nya.
(HR-Imam Al-Hakim) Tidak ada dari sesuatu amalan yang mendekatkan ke surga, kecuali telah aku perintahkan kepada kalian dengannya dan tidak ada dari sesuatu amalan yang mendekatkan ke neraka, kecuali pasti telah aku cegah kalian darinya.”
Maka kendalikan nafsu berdasarkan akal pikiran. Jadikanlah nafsu sebagai budak akal pikiran yang kuat dan positif. Jangan biarkan nafsu menjadi penguasa atas jiwa, raga, dan mematikan akal logika.
Makna Tazkiyatun Nafs:
1. Penyucian (tathahhur) jiwa dari segala penyakit dan kecacatan,
2. Merealisasikan (tahaqquq) berbagai maqom padanya,
3. Menjadikan asma dan sifat sebagai akhlaqnya (takhalluq)
Tazkiyah dengan berbagai sarana (shalat, infaq, puasa, haji, zikir, fikir, tilawah al-Quran, renungan, muhasabah, dan dzikrul-maut) yg dilaksanakan secara sempurna dan memadai akan berdampak pada perilaku dalam berinteraksi dengan Allah SWT dan makhluk, serta dalam berinteraksi dengan Allah SWT dan makhluk, serta dalam pengendalian anggota badan (lisan, mata, telinga, dll)
Jika makrifatullah (kenal Allah) dicapai, tentu saja pentauhidan Allah pun sekaligus diperoleh dan pentauhidan Allah pun sekaligus diperoleh dan akhlakul karimah berupa sifat-sifat yang mendekati asma dan sifat Tuhan (pengasih, penyayang, dsbnya)
Beribadah semata-mata karena Nya (lillahita’ala) serta semata mengharapkan keridhaan Nya dengan sikap takzim (penuh mengharapkan keridhaan Nya dengan sikap takzim (penuh rasa hormat), tawaduk (penuh rasa kerendahan hati), ikhlas (penuh rasa ketulusan hati), khusyuk (penuh rasa takut yg mendalam), dan taslim (penuh rasa tunduk).
TAZKIYATUN NAFS MENUJU ISLAM KAFFAH
Lanjutan bagian kedua
Sesungguhnya telah beruntunglah orang yang mau mensucikan jiwanya. Dan sungguh rugi orang yang mengotorinya. (QS:As-Shams/91:9-10)
Jiwa disucikan oleh yg suci dan mensucikan yaitu dengan zikirullah. Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah menyebutkan bahwa manusia itu terbagi menjadi dua golongan.
1) Golongan yang terkalahkan oleh nafsunya, sehingga setiap perilakunya dikendalikan oleh nafsunya.
2) Golongan yang mampu mengekang dan mengalahkan nafsunya sehingga nafsu tersebut tunduk pada perintahnya.
Barang siapa yang berhasil mengalahkan nafsunya maka beruntunglah ia, sebaliknya bagi yang terkalahkan oleh nafsunya maka merugi dan hancurlah ia.
Allah SWT dalam firman-Nya (QS:An Nazi’at/79:37–41): Adapun orang yang melampaui batas dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka nerakalah tempat tinggalnya. Sedangkan mereka yang takut pada kebesaran Rabb-Nya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya sorgalah tempat tinggalnya.
Jenis-jenis Nafs (Al-Ghazali)
Nafs Ammarah bis Suu’ : yang tercela, salalu berbuat dholim.
Nafs Lawwamah : tidak konsisten.
ulama berpendapat bahwa nafsu lawwamah adalah nafs-nya orang-orang yang beriman.
Nafs Muthmainnah : nafsu yang tenang bersama Allah, tentram ketika mengingat-Nya dan selalu merindukan-Nya.
Maka kendalikan nafsu berdasarkan akal pikiran. Jadikanlah nafsu sebagai budak akal pikiran yang kuat dan positif. Jangan biarkan nafsu menjadi penguasa atas jiwa, raga, dan mematikan akal logika.
Makna Tazkiyatun Nafs:
1. Penyucian (tathahhur) jiwa dari segala penyakit dan kecacatan,
2. Merealisasikan (tahaqquq) berbagai maqom padanya,
3. Menjadikan asma dan sifat sebagai akhlaqnya (takhalluq)
Tazkiyah dengan berbagai sarana (shalat, infaq, puasa, haji, zikir, fikir, tilawah al-Quran, renungan, muhasabah, dan dzikrul-maut) yg dilaksanakan secara sempurna dan memadai akan berdampak pada perilaku dalam berinteraksi dengan Allah SWT dan makhluk, serta dalam pengendalian anggota badan (lisan, mata, telinga, dll)
Jika makrifatullah (kenal Allah) dicapai, tentu saja pentauhidan Allah pun sekaligus diperoleh dan akhlakul karimah berupa sifat-sifat yang mendekati asma dan sifat Tuhan (pengasih, penyayang, dsbnya)
Beribadah semata-mata karena Nya (lillahita’ala) serta semata mengharapkan keridhaan Nya dengan sikap:
takzim (penuh rasa hormat),
tawaduk (penuh rasa kerendahan hati),
ikhlas (penuh rasa ketulusan hati),
khusyuk (penuh rasa takut yg mendalam), dan
taslim (penuh rasa tunduk).
No comments:
Post a Comment