Thola ‘al badru ‘alayna
Min-tsaniy yatil wada’
Wajabasy syukru ‘alayna
Ma da’a lillahi da’
Ayyuhal mab’u-tsu fiina
Ji’ta bil amril mutho’
Anta ghow-tsuna jami’a
Ya mujammalath thiba’
Kun syafi’an ya habibi
Yawma hasyri wajtima’
Wa sholatullahi dawama.
Li nabiyyi syamsil biqo?
Salamullahi alaikum
Dijelaskan saat Rasulullah s.a.w selesai dari Fatah Makkah, kaum Anshar merasa cemburu melihat kaum muhajirin mendapatkan ghanimah. kaum Anshar tidak diberi sehingga kaum Anshar mengeluh: “Disaat kami sulit kami yang dipanggil”. Ketika Rasul dalam desakan diperang Hunain, Rasul berbalik ke kanan dan kirinya dan berkata: “Wahai kaum Anshar…” maka Anshar pun turun dari atas bukit2 dan berkata: “Labbaik wa sa’daik ya Rasulullah” wahai Rasul kami datang, kami datang, kami bersamamu”. Mereka turun dari atas bukit dengan panggilan Nabi s.a.w, maka kaum anshar berkata: “Saat sulit kami yang dipanggil, tapi saat bahagian pembagian kami tidak di beri..”.
Rasul s.a.w menjawab: “Mereka (kaum muhajirin) kembali kerumah2 mereka membawa ghanimah, membawa harta, membawa kambing, membawa unta, membawa kerbau, dan kalian belum cukupkah jika aku pulang ketempat kampung2 kalian, aku datang untuk kalian tidak cukupkah aku untuk kalian? Maka mereka ku berikan harta tetapi kalian ku berikan diriku”. Maka bergembiralah kaum Anshar mendengarnya: “Sudah ya Rasulullah, cukup ya Rasulullah kami sangat gembira”.
Rasul s.a.w bersabda untuk menenangkan kaum Anshar seraya berkata: “Jika seandainya kaum Anshar meninggalkan Madinah pergi kelembah lain, aku akan ikut bersama kaum Anshar, jika seandainya kaum Anshar pergi ke suatu bukit keluar dari Madinah aku akan bersama kaum Anshar, jika bukan karena hijrah aku adalah dari orang Anshar” kata Nabi Muhammad s.a.w.
Sedemikian cintanya Rasulullah tidak mau berpisah dengan para kekasihnya, kaum Anshar terkenal sangat cinta pada Nabi Muhammad s.a.w, saat beliau datang maka THOLA’AL BADRU ‘ALAINA bergemuruh dengan rebana menyambut kedatangan Nabi Muhammad s.a.w. Disaat Rasul yang terusir disemua wilayah, terusir di Makkah, terusir di Tha’if dan di tempat lainnya namun di Madinah justru di sambut dengan hangat oleh Kaum Anshar, maka saat itu Rasul s.a.w tidak lupa cintanya kaum Anshar, yang selalu tidak ingin pisah dengan Rasul s.a.w.
LIRIK THOLA’AL BADRU’ALAINA
Thola’al badru ‘alaina min saniyatil wada
Wajaba syukru ‘alaina mada’al lillahida’
Ayyuhal mab’utsufiina ji tabil amri mutho’
Qod tasaroftal madina marhaban yaa khoirodda’
Thola’al badru ‘alaina min saniyatil wada’
Wajaba syukru ‘alaina mada’al lillahida’
Ayyuhal mab’utsufiina ji tabil amri mutho’
Qod tasaroftal madina marhaban yaa khoirodda’
Nabi kita sang pengemban ar-risalah dari Tuhan
Oleh orang yang merasa besar diri dan kuasa
Risalah yang dibawanya dihina tiada tempat di hati
Risalah yang dibawanya dihina tiada tempat di hati
Seraya akhirnya tiba saatnya perintah hijrahnya
Segala rintangan segala tantangan tak diindahkan
Thola’al badru ‘alaina min saniyatil wada’
Wajaba syukru ‘alaina mada’al lillahida’
Ayyuhal mab’utsufiina ji tabil amri mutho’
Qod tasaroftal madina marhaban yaa khoirodda’
Bagai sampan di lautan berkendala berintangan
Orang-orang di dunia yang menuju kebenaran
Dimana pun tak berbeda bagian dari sunnah Ilahi
Dimana pun tak berbeda bagian dari sunnah Ilahi
Tak mengheran sebagai ujian orang beriman
طلع البدر علينا (Tala’a al-badru ‘alaynā)
Wahai bulan purnama yang terbit ke atas kita
من ثنيات الوداع (Min thanīyāti al-wadā’)
Dari lembah al-Wadā‘.
وجب الشكر علينا (Wajab al-shukru ‘alaynā)
Dan wajiblah kita mengucapkan kesyukuran
ما دعى لله داع (Mā da‘ā lillāhi dā’)
Di mana seruan adalah kepada Allah.
أيها المبعوث فينا (Ayyuha al-mab‘ūthu fīnā)
Wahai anda yang dibesarkan di kalangan kami
جئت بالأمر المطاع (Ji’ta bil-amri al-mutā’)
Datang dengan seruan untuk dipatuhi
جئت شرفت المدينة (Ji’ta sharaft al-madīnah)
Anda telah membawa pada bandar ini kemuliaan
مرحبا يا خير داع (Marḥaban yā khayra dā’)
Selamat datang penyeru terbaik ke jalan Allah
No comments:
Post a Comment