Apabila engkau melihat seorang hamba yang diposisikan oleh Allah dalam mengamalkan wirid, sementara begitu lama anugerah (seakan) tidak datang, maka jangan anda meremehkannya terhadap apa yang sedang dianugerahkan Allah padanya. Kerana engkau tidak tahu tanda-tanda atau symbol kaum makrifat, apalagi keagungan para pecinta Ilahi. Sebab kalau tidak ada warid pasti tidak ada wirid. Banyak orang salah faham dengan inayah, anugerah, pertolongan Allah. Mereka sering keliru memahami, bahwa yang disebut dengan anugerah itu manakala muncul pertolongan instant yang langsung, kelihatan mata, terdengar telinga, bisa diindera, apalagi jika disertai dengan keistimewaan-keistimewaan tertentu.
Kerana itu kita tidak boleh menganggap remeh, orang - atau bahkan kita sendiri - yang melakukan terus menerus wirid, dalam waktu panjang, tidak muncul perubahan atau keistemewaan tertentu. Kerana, Allah memberikan keistemewaan pada orang itu melalui lambang rahasiaNya, sebagaimana rahasia para 'arifin dan pecinta Allah yang begitu tersembunyi.
Kita tidak tahu bagaimana tanda dan symbol para airifin dan para pecinta itu. Mereka tidak tidak bisa dilihat dari karakter dan symbol-simbol religius dan asktetik, seperti kharisma, karomah atau kehebatan-kehebatan di luar nalar manusia. Bahkan mereka lebih banyak tidak diduga, tidak memiliki keistemewaan, kerana mereka adalah para sirrullah (hamba rahasia Allah). Bagaimana anda bisa tahu kepasrahan total hatinya, keridloannya pada Allah, ketenangannya pada lintasan takdir. Apalagi, para pecinta, yang memiliki kasyikan dan kerinduan dahsyat kepadaNya, bagaimana hatinya berpaling dari makhluk. Betapa tinggi budi para Sufi. Mereka melarang meremehkan orang lain, amaliyah orang lain yang kelihatan tidak istemewa. Justru kita harus tetap mengagungkan dan menghormati.
Sulthanul Auliya Syeikh Abul Hasan asy-Syadzily ra. mengatakan, "Manakala Cahaya orang beriman yang suka bermaksiat dibuka, pasti akan memenuhi bekasnya di langit dan di bumi. Lalu bagaimana menurut anda hebatnya Cahaya orang mukmin yang sangat taat?”. Kata beliau, "Hormatilah sesama kaum mukmin, walau pun mereka sering maksiat penuh dosa. Tegakkan aturan-aturan kepada mereka, dan hampiri mereka sebagai tanda kasih sayang, jangan sampai anda merasa muak dengan mereka. Dan juga jangan mengikuti jejak orang yang sangat hati-hati terhadap apa yang diraih oleh tangan orang beriman, sementara dia sangat tidak hati-hati terhadap apa yang diberikan oleh tangan kaum musyrikin. Sebab sudah diketahui, bagaimana batu jadi hitam (Hajar Aswad) kerana tangan mereka." Maksudnya jangan mengikuti jejak orang yang belum jelas kebenaran amaliyahnya, wira'inya dan ketajaman matahatinya.
Warid itu akan menimbulkan wirid, sedangkan warid adalah anugerah agung dari Allah. Tanpa adanya anugerah agung itu seseorang tidak akan pernah bisa wirid. Maka dari itu mulialah orang yang terus menerus secara konsisten melakukan wirid, tanpa menghiraukan apakah ada keistemewaan dibalik wirirdnya atau tidak. Tanpa warid dari Allah seseorang pasti tidak akan ada bersimpuh di depan Pintu Allah melalui ubudiyah dan wiridnya.
No comments:
Post a Comment