Seorang lelaki dalam perjalanannya melewati suatu tempat pemakaman. Ia lalu berhenti di dekat pemakaman itu untuk beristirahat sejenak. Ia melihat ke sekeliling dan merasa sedih dengan keadaan para penghuninya. Padahal sebelumnya mereka mengumpulkan harta benda dunia. Lalu ia bertanya dalam hati, "Dimana bangunan bangunan yang telah mereka dirikan? Dimana jabatan yang pernah mereka perjuangkan? Dimana harta harta yang pernah mereka miliki?". Semuanya mereka tinggalkan dan mereka biarkan begitu saja. Mereka hanya tinggal seorang diri di rumah nan gelap, yaitu kuburan, dimana tidak ada seorangpun yang mengetahui akan keadaan serta nasib mereka di dalamnya.
Sang lelaki ini pun mengucapkan "Laa Ilaha Illallah" Hanya Dia Yang Maha Kekal dan Maha Abadi. Kemudian ia duduk berzikir kepada Allah, hingga rasa kantuk menghinggapinya dan ia pun tertidur.
Didalam tidurnya ia bermimpi melihat mereka yang sudah meninggal dunia mendatanginya dan berkumpul di sekelilingnya, seraya berkata kepadanya, "Bagaimana engkau bisa tidur, wahai anak Adam. Demi Allah, kami telah berdoa kepada Allah, agar kami bisa membeli satu jam saja dari umurmu dengan emas yang ada diseluruh bumi ini, hingga kami bisa kembali ke dunia, berzikir dan memohon ampunan kepada Allah atas dosa dosa yang telah kami lakukan.
Bagaimana mungkin orang yang hendak melarikan diri dari siksa api neraka bisa tidur, sedang kematian senantiasa mengikutinya dari belakang? Juga bagaimana mungkin ia bisa lalai, sedangkan hukuman selalu menantinya? Yang menginginkan Surga tidak akan tertidur, begitu pun dengan yang melarikan diri dari neraka.
Sahabat… Bagaimana mungkin kita bisa lalai dari mempersiapkan perbekalan untuk perjalanan dan jarak yang jauh dengan bekal yang sedikit dan terbatas?
Surga sangat menyayangkan orang orang yang menyia-yiakan waktunya terbuang percuma, tanpa diisi dengan zikir dan istighfar kepada Allah atas dosa-dosanya.
Sahabat… Hisablah diri kita, apakah seluruh waktu yang telah kita lewati memberikan keuntungan kepada kita atau malah mendatangkan kerugian?
No comments:
Post a Comment