Saturday, April 2, 2016

SURAT PENCERAH JIWA UNTUK SAHABAT

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menulis surat untuk sahabatnya: “Sahabatku! Tinggalkanlah dunia khayalan. Jangan pernah kehidupan dunia memperdayamu, dan jangan sampai sang penipu memperdayamu dari Allah. Ingatlah kedudukan orang-orang yang selalu menjaga zikir dan kesadaran. Perhatikanlah mereka, kau akan mengenali pada wajah mereka kecemerlangan yang penuh nikmat.

Dengan penciuman batinmu, kau akan mencium wewangian yang berembus dari taman penuh kenikmatan. Ketika itu, kau akan mendapatkan ketentraman, rezeki, dan surga penuh nikmat. Kau dibolehkan untuk minum dengan cangkir penuh berkah, seperti mereka yang "diberi minum arak murni yang dilak dengan lak dari kesturi." (QS Al-Muthaffifin (83): 25-26). Disingkapkan kepadamu detail berbagai rahasia, ketika kebenaran datang dari Rabbmu. Sedangkan kau duduk di atas permadani keteguhan tauhid, karena kau mengikuti perintah-Nya: "janganlah menyeru selain Allah apa yang tidak dapat memberimu manfaat dan mudarat."(QS Yunus (10): 106)

Kau akan mendengar dari Sang Penyeru ketika kau telah mencapai tahapan muraqabah: "Kami menceritakan kepadamu kisah-kisah yang paling baik."(QS Yusuf(12): 3). Sang Penyeru akan menghibur dan menenangkanmu dengan kabar gembira berupa kedekatan antara yang menyaksikan dan yang disaksikan. Pada saat itu, kau akan dilamun pesona kerinduan yang dalam, menikmati suara yang menyeru: "maka sampaikanlah kabar gembira kepada hamba-hamba-Ku yang mendengarkan perkataan dan mengikuti yang terbaik darinya."( QS Az-Zumar (39): 17-18)

Kau akan menundukkan kepala dan merenung khusyuk, dengan jiwa yang dilamun pesona Keagungan : "maka, tetaplah kamu pada jalan yang benar sebagaimana diperintahkan kepadamu dan orang yang bertobat bersamamu."(,QS Hud (11): 112). Kau akan memegang teguh tali yang kokoh mengikuti perintah Tuanmu: Pegang teguhlah tali Allah bersama-sama, kemudian sandarkan dirimu pada sandaran yang kokoh, sandaran kemenangan hanya dari Allah”. (Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Khamsa 'Asyar Maktuban lil-Jailani). 

No comments:

Post a Comment