Thursday, May 26, 2016

BELAJAR BERJALAN DI ATAS AIR DENGAN MUDAH

Alkisah di sebuah desa sederhana hidup seorang remaja bersama ayahnya yang menjual susu. Remaja ini bertugas mengantarkan susu kepada para pelanggan. Di antara yang terdapat pada daftar pelanggan susu adalah seorangkiai terpandang. Rumah kiai itu terletak di seberang sungai. Saban hari remaja ini harus menyeberanginya terlebih dahulu untuk mengantarkan susu. Sekali waktu remaja ini terlambat mengantarkan susu kepada kiai. Kiai pun kesal dan menanyakan alasan kelambatannya.

“Sungainya luas dan perahu yang tersedia hanya satu. Aku harus mengantri agar dapat menyebarang dan membawa bejana susu ini. Padahal aku sudah berangkat pagi-pagi sekali agar tidak terlambat,” jawab sang pemudi. “Apa? Kau menjadikan sungai sebagai alasan keterlambatanmu mengantarkan susu? Toh, orang-orang mampu berjalan di atas sungai hanya lantaran menyebut-nyebut nama ‘Allah’,” bantah kiai terpandang itu. Petuah kiai itu pun langsung merasuk ke dalam kalbunya. Sejak itu remaja sederhana ini selalu datang tepat waktu dan tak pernah terlambat sekali pun.

Setelah sekian lama, sang kiai mulai bertanya-tanya rahasia mengapa remaja ini tidak pernah lagi terlambat. Dengan santai remaja ini menjawab, “Aku hanya menjalankan petuah Kiai kepadaku. Aku berjalan di atas air sambil menyebut nama ‘Allah’ di dalam hatiku.” Sang kiai heran dan memintanya untuk membuktikannya. Dia pun berjalan bersamanya hingga ke tepi dan mulai berjalan di atas air tanpa takut. Di dalam hatinya hanya ada kecintaan dan keikhlasankepada Allah. Lagi-lagi sang kiai semakin takjub dan bertanya, “Apa yang kau lakukan?” “Aku hanya mengikuti kata-kata Anda kepadaku. Aku mengulang-ulang kata ‘Allah’ dan menyeberangi sungai dengan selamat,” jawab sang pemudi.

Setelah mendengarnya, tanpa ragu sang kiai mengikuti remaja itu. Kiai itu lalu berusaha untuk berjalan di atas air dengan menyebut nama ‘Allah’ dengan lisannya. Namun sayangnya dia tidak berhasil. Kiai itu pun tercebur ke dalam air dan berteriak meminta tolong. Remaja pengantar susu itu terheran melihatnya dan berkata, “Apa yang Anda lakukan? Mengapa Anda menyebut-nyebut nama ‘Allah’ namun menyingsingkan baju karena takut air? Apakah ini yang disebut yakin kepada Allah, wahai Kiai?”

2 comments:

  1. pengalaman saya berbeda, suatu saat saya membabat hutan untuk dijadikan kebun, setelah semua semak belukar dan pepohonan yang ada habis ditebang atau dibersihkan dilanjutkan dengan membakar....saat sibuk membakar kayu kayu kering seekor ular berbisa mematukku, kaki langsung bengkak, bingung dan takut tewas...tiba2 Qorinku menertawaiku...sama ular takut, ia kan makhluk Allah. mintalah pada Allah, agar bisa ular itu tidak membuatmu tewas...bacalah apa yg kamu bisa dan yakinlah pada Allah............

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahhhh sudah sangat tinggi ilmu tuan.... syukur alhamdulillah

      Delete