Tuesday, June 28, 2016

CINTA, PUSAT HATI DAN CINTA SANG PECINTA ALLAH

(Mawlana Syekh Nazim Adil Al Qubrusi Al Haqqani, Lefke, Cyprus 2006) Bismillahir Rohman nirRohim, Oh Allah yang Maha Kuasa, berikan kami cintaMu, Dan cinta kepada siapapun yang mencintaiMu Dan perbuatan baik yang akan membimbing kami kepada cintaMu. (sebuah doa’ Nabi Muhammad s.a.w)

Semoga Allah yang Maha Kuasa menjadikan kita bersama awliyaNya. Tidak mudah menjadi awliya Allah, (dan) mungkin saja menjadi awliya Allah terlalu besar buat kita, tapi setidaknya kita harus berusaha menjadi teman dari awliyaNya. Saya tidak mengklaim bahwa saya awliya Allah dan saya malu mengatakan,”Oh, Tuhanku, jadikan saya salah satu awliyaMu” tapi saya memohon kepada Allah, Tuhan yang Maha Kuasa agar Dia memberkahi saya untuk bersama awliyaNya yang terbaik, dan menjadi sahabat awliyaNya. Inilah poin terendah dari Iman dan dibawahnya tidak ada level lagi. Bagi yang mencintai awliya Allah, bahkan bila dia tidak berbuat baik, maka (cintanya pada awliya Allah) seharusnya dapat menjadi satu alasan untuk keselamatannya. 

Tidak mungkin dia meninggal (dengan keadaan) buruk (inhatima). Ya, dia tidak akan berakhir dengan buruk. Itulah Muhabba, cinta, yang ada dihatinya, menjaganya bersama awliya Allah. Islam dibangun dengan pondasi cinta dari awal hingga akhir. Pada mulanya Nabi Muhammad s.a.w, kekasih Allah. Allah mencintai beliau dan susunan (jiwa) beliau bercampur dengan Cinta Illahi. Dia menjadi Habibullah (kekasih Allah). Allah yang Maha Kuasa memberkahi beliau dari Cinta IllahiNya. Nabi Muhammad s.a.w, diambil dari Allah yang Maha Kuasa, inilah Muhabba, inilah Cinta Illahi dan beliau memberikannya juga kepada para Sahabat. Apabila beliau tidak memberikan Cinta Illahi kepada para Sahabat, maka Sahabat tidak dapat mencintai beliau.

Suatu hari Umar ra  yang sangat mencintai Nabi Muhammad s.a.w berkata,”Ya Rasulullah (Oh, Pembawa Pesan Allah), aku mencintai engkau, aku mencintai engkau melebihi cintaku kepada keluargaku dan anak-anakku yang mengharapkan cinta yang aku miliki.” Kemudian Nabi s.a.w bersabda padanya,”Ya Umar, sampai kamu mencintaiku melebihi kemampuanmu, kamu tidak akan mencapai kamal ul iman (Iman yang sempurna). Mendengar ucapan Nabi s.a.w ini, Sayyidina Umar berusaha menaikkan levelnya seperti yang diperintahkan Nabi s.a.w. Inilah sebuah kekuatan mengagumkan (mukjizat) dari Nabi s.a.w. Dengan sangat cepat, dan dalam waktu amat singkat, beliau membuat Sayyidina Umar mengatakan bahwa ia mencintai beliau melebihi dirinya sendiri. Rasulullah s.a.w mengangkat Umar (ke level lebih tinggi) dengan diam-diam. Semua Sahabat mencintai Nabi s.a.w dari jiwa mereka. Jangan pikir kejadian diatas hanya terjadi kepada Sayyidina Umar, tidak, itu terbuka bagi semua Ummah Nabi Muhammad s.a.w dan semua bangsa. Ya, siapapun dapat mencintai Nabi Muhammad s.a.w lebih dari jiwanya sendiri.

Para Sahabat mencintai Nabi Muhammad s.a.w sepenuhnya. Mereka dipenuhi Cinta Illahi. Muhabbah. Dengan perasaan penuh cinta kepada Rasulullah s.a.w, mereka menjelajah melintasi timur dan barat mengabarkan amanat Nabi kepada semua orang. Para Sahabat tidak mengetahui bahasa tiap bangsa yang mereka temui ketika berkhotbah. Ketika mereka berkhotbah, orang-orang berkumpul mengelilingi Sahabat dan mendengarkan walaupun mereka tidak mengerti bahasa yang dipakai, tapi pusat cinta dalam hati mereka berbicara kepada Sahabat. Mungkin para Sahabat hanya melafalkan Kitab Suci Al Qur’an tapi cinta (yang dimiliki para Sahabat) tersalur melalui lafal (Al Qur’an) telah menyentuh kalbu pendengarnya. Karenanya Islam dapat berkembang dari timur dan barat dalam waktu yang singkat, seperempat abad atau 25 tahun. Itulah keajaiban. Jika orang Eropa mempunyai kepandaian untuk memikirkan hal ini, mereka akan masuk Islam. Mereka akan mengucap,” Ashadu An La Ilaha Illallah Wa Ashadu Anna Muhammad ur Rasulullah .” (Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah). 

Sebuah revolusi yang tidak pernah terjadi dimuka bumi sebelumnya, jadi dalam waktu singkat satu agama baru tersebar melintasi timur dan barat dengan kekuatan penuh. Rasululllah s.a.w mengubah banyak bangsa dan hal tresbut merupakan mukjizat yang besar, tapi saat ini orang-orang tidak beriman yang fanatik dan musuh-musuh nyata yang fanatik (mutassim) tidak pernah memikirkan tentang hal ini. Bagaimana mungkin seorang yang buta huruf, melewati padang pasir yang tak dikenal, dan datang dari orang yang tidak dikenal pula, dapat mengucap “la ilaha illahllah” dan juga mengucap “Aku akan memperoleh kemenangan, aku datang untuk menghancurkan yang batil” dan beliau menghancurkannya (kebatilan) dan juga meraih kemenangan. 

Tapi orang-orang Eropa tidak dapat memikirkan hal ini karena mereka menginginkan yang haqq (kebenaran) berasal dari bangsa mereka bukan melalui Islam. Ya, kita mengatakan Mahabbah – cinta membuat Islam memasuki hati semua bangsa. Para Sahabat pergi ke seluruh pelosok bumi dari timur jauh ke barat jauh. Mungkin kepada lebih dari 70 suku bangsa dan berkhotbah dihadapan orang-orang yang berbicara dengan 100 bahasa berbeda. Para Sahabat hanya bisa menggunakan bahasa Arab. Seperti yang telah ditakdirkan padanya.

Bagaimana bisa Sahabat berda’wah, dan Islam dapat memasuki hati pendengarnya? Kamu bicara, hanya memakai lidah dan tidak dari dalam hati sehingga tidak ada yang mendengarkanmu. Tapi hatimu berkata,” minal kalbi minal dalwish a lilaa”. Kami saat ini berusaha mengembalikan metoda tersebut kepada Ummah melalui tariqat. Kami ingin membawa cinta kembali ke Ummah (pengikut Nabi), karena tanpa cinta, maka kalian tidak mungkin mengikuti satu orang. Apabila kalian tidak bisa memberikan Mahabbah – cinta kedalam hati, maka kalian tidak bisa menghubungkan antara satu dunia dengan dunia lain. Tujuan kami adalah membuat Ummah saling menyayangi. Tidak mungkin Ummah saling menyayangi tanpa adanya cinta kepada Allah. Hanya yang berada dalam satu jalur dapat bersama. Tidak ada kecemburuan, kebencian, dan permusuhan diantara mereka. Ketika seseorang bertemu dengan yang lain dalam Samudera Cinta Illahi tidaklah mungkin merasa cemburu, benci, permusuhan, dan iri hati. Tidak mungkin. Ya, itu tidak mungkin.

Saya orang asing dinegara ini dan kemarin saya bertemu beberapa orang dan mereka tidak pernah saya temui sebelumnya. Mereka bertengkar untuk menemui saya, mendorong ke sana-sini, mencium tangan saya dan berusaha memperoleh sesuatu dari saya. Bagaimana rasa cinta itu datang ke mereka untuk saya. Saya belum pernah melihat mereka sebelumnya. Mereka bertemu saya baru satu kali dan mereka berusaha menyerang saya dengan cinta yang mereka punya. Darimanakah cinta ini datang? Cinta datang dari kekuatan rahasia Iman, dari sebuah jalur rahasia Nabi s.a.w, dan datang dari hati ke hati. Hanya hati yang mengerti apa yang saya maksudkan. Ya, ini penting. Kami memohon agar rasa cinta ini menjadi hal umum bagi semua komunitas Muslim. Mereka pasti jatuh cinta.

Pemimpin suku Quraisy mendatangi paman Nabi s.a.w dan berkata, “Katakan kepada keponakkanmu kalau kami akan memberikan semua yang dia mau. Kami akan memberikan dia apapun yang dia ingini dari harta kami dan dari anak-anak perempuan kami. Ya, kami bahkan akan menjadikan dia sebagai raja kami. Dengan satu syarat yaitu dia harus berhenti berda’wah.” Paman Nabi s.a.wmemberitahukan hal ini kepada beliau dan Nabi menjawab, “Walaupun bila mereka memberikan aku matahari di tangan saya dan bulan di tangan lainnya, aku tidak akan menghentikan da’wah, dan aku tidak menginginkan apapun dari mereka untuk da’wah yang aku lakukan”. Itulah pondasi dari Islam dan Nabi s.a.w mengajarkannya kepada Sahabat. Mereka hanya berkata,” illahi antha maqshudi” (Oh, Tuhanku, Allah kami hanya memohon keridhaanMu, jika Kau ridha kepada kami, itulah puncak tujuan kami, tidak ada lainnya). Dalam da’wah, kami tidak meminta apapun dari kalian, baik untuk diri kami sendiri ataupun untuk orang lain di negara kami. Tujuanku adalah Cinta Illahi yang ada didalam hati saya dapat diraih oleh hati orang-orang beriman. Apakah menurut kalian cinta yang ada dalam hati kita tidak cukup untuk semua bangsa? Jangan berprasangka. Bahkan apabila satu hati mencapai Cinta Illahi, cinta dari hati tersebut akan cukup untuk mencapai hati semua bangsa.

Kalian pasti telah mendengar tentang sumur air Zam Zam. Meskipun, jika semua bangsa telah menggunakan air tersebut dan sumurnya tidak akan pernah kering. Itu tidak mungkin. Begitu juga dengan hati, ini lebih penting. Cinta Illahi yang mengalir dihati kita sudah cukup bagi semua hati manusia dari semua suku bangsa. Jika Allah berkehendak (Insya Allah) kami memohon (apa yang telah Allah yang Maha Kuasa anugerahi kepadaku dan kalian) dan kami memohon agar kami dapat membuat Cinta Illahi dapat dicapai oleh semua manusia dan dengan ini membuat mereka hidup, tidak pernah mati dan hidup abadi. Fatiha. Wa min Allah at tawfiq.

No comments:

Post a Comment