Hajah Amina Adil al-Haqqani QS. Dipetik dari buku Muhammad: the Messenger of Islam. A’uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim. Bismillaahir rah maanir rah iim. Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muh ammadin wa 'alaa aalihi wa Shah bihi ajma’iin.
Suatu saat Nabi SAW sedang berjalan di padang pasir, beliau mendengar sebuah suara tangisan yang memilukan, “Berhenti wahai Nabi Allah SAW!” Beliau mengikuti arah suara itu dan melewati seorang Arab yang sedang tertidur dan seekor kijang betina telah tertangkap dan diikat di sampingnya. Nabi SAW sadar bahwa suara hewan itulah yang memanggil-manggil tadi. Beliau mendekat dan bertanya, “Ada apa denganmu, apa yang kau butuhkan?” Kijang itu menjawab, “Wahai Nabi Allah SAW, aku meninggalkan kedua anakku di balik pegunungan nun jauh di sana, mereka terlalu muda untuk mengetahui rumput mana yang harus dimakan.
Mereka masih bergantung pada air susuku. Izinkan aku pergi untuk menyusui mereka dan memberi tahu apa yang telah terjadi padaku. Izinkan aku menggembalakan mereka dan menunjukkan rumput mana yang harus dimakan, supaya mereka tidak mati saat kutinggal. Aku akan kembali setelah 5 jam. Nabi SAW menjawab, “Bisakah engkau dipercaya? Bagaimana jika engkau tidak muncul lagi?” Kijang itu menjawab, ”Maka biarkan hukuman bagi pengkhianat menimpaku.” Beberapa saat kemudian, orang Badui yang sedang tertidur pun bangun. Ternyata dia mendengar percakapan antara Nabi SAW dan kijang itu. Katanya, “Pernahkah engkau mendengar seekor binatang liar kembali setelah sekali dia dilepas?“
Nabi SAW menjawab, ”Yang ini akan kembali, insyaAllah.” Orang Badui menjawab, “Jika dia tidak kembali, maka aku akan membunuhmu!” Nabi SAW menjawab sambil tersenyum, “Dan jika dia kembali, maukah kamu menerima Islam?“ “Baiklah,” kata orang Badui itu. Maka mereka pun melepaskan kijang itu.
Kijang pun berlari. Namun empat jam kemudian, kijang itu kembali. Nabi SAW berkata, “Engkau berjanji akan kembali setelah 5 jam, namun ini baru 4 jam. Apa yang terjadi?” “Wahai Nabi suci SAW,” kata induk kijang, “aku menemui anak-anakku dan aku ceritakan apa yang telah terjadi. Mereka pun minum, namun kemudian melepaskan lagi supaya engkau tidak menunggu saat-saat yang mencemaskan. Anak-anakku mengatakan, ‘Kembalilah pada mereka sejam lebih awal, agar orang Badui yang lalai itu tidak mengatakan hal-hal yang menyerang Nabi SAW.’ Mendengar hal ini, si Badui pun langsung memeluk Islam dan membebaskan kijang itu. Wa min Allah at tawfiq.
No comments:
Post a Comment