Rabiah al Adawiyyah nama lengkapnya adalah Ummul Khair Rabiah binti Isma’il al-Adawiyah al-Qisiyyah. Dia lahir di Bashrah, lalu hidup sebagai hamba sahaya di keluarga ‘Atik, Muslim yang kaya dan banyak uang. Dikisahkan dari beberapa riwayat yg menghubungkan Rabiah Adawiyyah dengan Hasan al-Bashri. Tapi masalahnya Rabiah meninggal pada tahun 185 H, Hasan al-Bashri meninggal pada tahun 110 H, sedangkan menurut riwayat yang lain pula, umur Rabiah Adawiyyah mencapai 80 tahun. Maka tidak logis umur lima tahun Rabiah sudah menempuh jalan zuhud.
Diriwayatkan dalam Kasyf al-Mahjub karya al-Hujwiri: “Suatu ketika aku membaca cerita bahwa seseorang hartawan berkata kepada Rabiah Adawiyyah: “mintalah kepadaku segala kebutuhanmu!” Jawab Rabiah: “Aku ini begitu malu meminta hal-hal duniawi kepada Yang Pemiliknya, maka bagaimana bisa aku meminta hal itu kepada yang bukan pemiliknya”. Dalam menasehati dirinya ketika tertidur sebentar setelah semalaman sholat, ia ber kata “Duh, jiwa! Berapa lama kau tertidur, dan sampai mana kau tertidur, sehingga hampir saja kau tertidur tanpa bangkit lagi kecuali oleh sangkakala Hari Kebangkitan!”. Dilakukannya setiap malam sampai ia meninggal.
Dalam Thabaqat al-kubra karya al-Sya’rani dikisahkan: “Dia sering menangis dan bersedih hati. jika dia diingatkan tentang neraka maka iapun jatuh pingsan, sementara tempat sujudnya selalu basah oleh air matanya” Suatu ketika Sufyan al-Tsauri berkata dihadapan Rabiah: “Betapa sedih hatiku,” Maka kata Rabiah: “Jangan kau dusta! Tapi katakan, betapa sedikit rasa sedihku. Sebab seandainya kau benar-benar sedih, kau tidak lagi bisa bernafas”. Banyak ajaran yang diriwayatkan dari Rabiah Adawiyyah yang seterusnya menjadi bahan perbincangan para sufi setelahnya.
No comments:
Post a Comment