Monday, May 30, 2016

TIRAKAT MENAHAN HAWA NAFSU

Kitabullah Al-Quran gencar sekali mengingatkan bahaya kebiasan memperturuti hasrat keinginan yang negatif yang akan berujung pada jurang kenistaan. Allah SWT memberikan pedoman: hindari mengikuti hawa nafsu karena pasti akan menyesatkan seseorang dari jalan kebaikan. Salah satu cara mengendalikan hawa nafsu yang cenderung kepada keburukan adalah Riyadhoh dari kata Ar-Riyadhu yang mengandung arti: latihan atau melatih diri. Maksud dari Riyadhoh adalah melatih diri untuk menjadi manusia yang kuat, memiliki pikiran yang kuat fokus konsentrasi, memiliki jiwa yang kuat menepis godaan, istiqomah dalam menjalankan ibadah baik yang wajib maupun yang sunnah. Semua itu dengan harapan bisa membentuk pribadi-pribadi tauhid yang hanya bertuhan pada Allah SWT.

Orang yang ahli riyadhoh akan memiliki keyakinan bahwa seberat dan sebesar apapun persoalan kehidupan tidak akan pernah sebanding dengan kebesaran Allah SWT. Karena itu solusi segenap persoalan hidup harus dimulai dari memperbaiki hubungan kita dengan Allah SWT. Maka dia akan suka bekerja keras, namun dilanjuntukan dengan kepasrahan yang tinggi terkait hasilnya kepada Sang Maha Pencipta. Di Jawa, ada kata lain yang bisa jadi maknanya hampir sama dengan riyadhoh yaitu tirakat. Tirakat adalah bentuk upaya spiritual seseorang dalam mencapai kedekatan dengan Tuhan, dengan harapan nantinya tuhan memberikan sesuatu yang special kepadanya. Berpuasa temasuk salah satu bentuk tirakat. Dengan berpuasa orang menjadi fokus, tekun dan disiplin dalam menjalankan kehidupan spiritual yang sejalan dengan kehendak Allah SWT.

Untuk mendapatkan kedekatan dengan Tuhan, tiada jalan lain kecuali menahan hawa nafsu alias MEPER HOWO NAFSU sehingga tujuan-tujuan yang penting dapat tercapai, selain puasa kegiatan tirakat lainnya adalah meditasi atau semedhi. Meper howo nafsu itu, dalam masyarakat Jawa dikenal dengan “NUTUPI BABAHAN HOWO SONGO” menutup Sembilan lubang dalam diri manusia. Yaitu dua mata, dua lubang hidung, mulut, dua telinga, dubur dan kemaluan. Mata (pengelihatan), telinga (pendengaran), hidung (penciuman), mulut (bicara), kemaluan (nafsu seks), dubur (nafsu makan). Menutupi maksudanya adalah menjaga orangan-orangan tubuh itu dari malfungsi atau menggunakan orangan tubuh itu untuk fungsi-fungsi yang tidak baik.

Meditasi dan semedi biasanya dilakukan bersama-sama dengan tapa brata, yang dilakukan di tempat-tempat yang dianggap keramat misalnya di gunung, makam leluhur, rumah atau tempat yang dianggap keramat.

Ada beberapa bentuk tirakat misalnya: tidak tidur semalam suntuk/ pati geni tidak boleh keluar kamar semalam suntuk, tidak boleh tidur dan makan minum. Puasa senin kamis. Mutih mulai dari kemampuan satu hari hingga 40 hari hanya makan nasi putih dan minum air putih sedikit pada saat matahari terbenam. Ngeruh yaitu hanya boleh makan sayur dan buah, dilarang yang bernyawa. Ngebleng yaitu tidak makan dan minum tidak boleh tidur, makan dan minum. Nglowong hanya makan tertentu dengan waktu tertentu tidur hanya 3 jam.

Ngrowot hanya boleh makan satu jenis buah maksimal 3 buah dari subuh sampai magrib. Nganyep boleh makan sembarang tapi yang tidak ada rasanya dan harus didinginkan sedingin dinginnya. Ngidang hanya boleh minum air putih dan daun. Ngepel hanya makan nasi sehari satu kepal sampai 3 kepal saja. Wungon tidak boleh makan minum dan tidak tidur selama 24 jam. Ngalong sambil menggantung di atas pohon dengan posisi kaki diatas kepala dibawah alias sungsang. Jejeg yaitu tidak boleh duduk selama 12 jam. Lelono melakukan perjalanan malam jam 12 sampai jam 3 untuk mawas diri. Kungkum yaitu puasa bersila dalam sungai yang ketemu dua arusnya mulai jam 12 malam sampai jam 3 pagi. Topo pendem/ngluwang yaitu puasa dikubur hidup-hidup hanya deberi jalan nafas, biasanya selama 3 hari atau 7 hari, pertaruhannya nyawa dan hasilnya adalah mampu menghilangkan tubuh dari pandangan orang atau melihat jelas dengan mata telanjang mahluk ghaib.

Secara umum mulai tirakat apapun harus dimulai dengan bersuci dan niat dalam hati untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Kita perlu mandi dan airnya diberi wewangian (bunga-bunga) agar nanti setelah mandi tubuh bisa wangi, suasana dan udara disekitar kita pun menjadi wangi harum semerbak. Lingkungan terasa bersih karena kebersihan adalah sebagian dari iman.

Selanjutnya, dalam proses tirakat kita dianjurkan untuk senantiasa fokus dalam khusyuk zikir kepada Allah SWT. Doa-doa yang dibaca biasanya beragam sesuai dengan keperluan dan kebutuhan apa yang ingin kita raih. Niat biasanya diucapkan dengan mulut namun bisa juga dibatin di hati saja. Hal ini tidak akan mengurangi nilai dari sebuah tirakat. Selanjutnya maka saat kita melakukan tirakat, ada rambu-rambu agar tirakat kita ada dan nampak hasilnya yaitu menjaga perilaku kita sehari-hari. Tidak perlu kita tirakat di gua kalau memang tidak perlu berada di gua. Bertapa ngrame (di tempat ramai) sebagaimana hidup sehari-hari bergaul di masyarakat pun juga memiliki nilai yang besar. Sebab godaan dan hambatannya juga tidak kalah besar dibanding dengan bila kita menyendiri di gua atau di kamar.

Godaan ketika kita tirakat yang paling sering terjadi adalah digoda teman dan berada di lingkungan dimana kita harus bisa beradaptasi. Teman akan mempengaruhi seseorang lagi puasa, oleh sebab itu kita harus punya pendirian yang kuat dan tidak mudah terpengaruh. Kalau anda tergolong orang yang gampang dipengaruhi keadaan maka lebih baik untuk tirakat di tempat yang sepi. Godaan lainnya yaitu apa-apa yang berseliweran di depan mata, misalnya ketika ada perempuan cantik maka kita diharapkan tidak berpikiran yang negatif. Bolehlah kita melihat sekilas saja dan itupun tidak disengaja, namun jangan dilanjuntukan dengan membayangkan hal-hal lain. Jaga pandangan dan pendengaran kita dari sesuatu yang nanti berpotensi merusak kekhusyukan kita saat tirakat.

Godaan bujuk rayu dan menggoda keinginan kita sungguh beraneka ragam bentuknya. Hidup manusia senantiasa diselimuti oleh bermacam-macam pengaruh, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Pengaruh positif berkaitan erat dengan apa yang disebut dengan “petunjuk”. Sedangkan pengaruh negatif berhubungan erat dengan “godaan”. Kedua jenis pengaruh ini tidak hanya menghinggapi satu atau dua orang tetapi ke semua orang. Dalam sebuah hadis Nabi dikatakan bahwa kemiskinan itu dekat dengan kekufuran. Bunyi hadis tersebut nampaknya logis yaitu tatkala hidup seseorang berada dalam level miskin atau serba kekurangan maka ketahanan jiwanya akan rapuh dalam menghadapi cobaan hidup. Disini dibutuhkan sebuah prinsip yang kuat sehingga seseorang mampu menangkis segala bentuk godaan.

Tentunya tidak sedikit juga manusia yang tetap tegar dan mampu berpegang pada prisip kebenaran. Mereka tidak rapuh walau diterjang badai. Mereka tidak gentar menghadapi cobaan hidup walaupun mereka dalam kondisi serba kekurangan. Mereka tetap menghiasi dunia dengan cahaya zikir kepada Sang Pencipta. Mereka senantiasa meramaikan dunia dengan amalan-amalan ibadahnya kepada Sang Khalik. Bagi mereka, kemiskinan hanya merupakan bagian dari liku kehidupan. Kemiskinan akan berubah menjadi kaya ketika hati manusia tidak mempermasalahkannya. Kemiskinan bisa berubah menjadi kesuksesan hidup. Semua ini tergantung cara pandang kita.

Amalan agama sering dijadikan tumpuan oleh kebanyakan orang untuk mencapai kesuksesan hidupnya. Amalan agama sering mereka gunakan sebagai andalan untuk mendapatkan tujuan hidup sukses. Kita pun percaya bahwa kekuatan dari Tuhan adalah segala-galanya. Konsep sukses yang demikian yang akan mengantarkan hidup mereka bahagia. Konsep sukses bahagia yang datang atas ridho dari Tuhannya juga yang akan membimbing mereka menjadi orang yang idealis, memiliki prinsip hidup, dan rendah hati (tawadu’). Tidak heran apabila kita sering menjumpai orang-orang sukses tetapi mereka tetap menunjukkan sikap-sikap ramah, familier, rendah hati, bijaksana, dermawan, dan menyejukkan hati.

Jenis orang sukses yang sejati yaitu dia yakin bahwa apa yang telah diraihnya adalah merupakan pemberian dari Tuhan serta luasnya wawasan ilmu yang mereka miliki hanyalah titipan NYA semata. Semakin banyak ilmu yang dimiliki seseorang maka akan semakin jauh mereka dari kesombongan. Orang yang sombong adalah orang yang sedikit ilmu. Orang yang sukses mulia akan semakin langgeng karena keberadaannya lebih banyak memberi manfaat bagi orang lain dan keluarganya. Kesuksesannya akan mudah dinikmati dan dilanjuntukan oleh anak cucunya. Sabda Nabi berbunyi, “Sebaik-baik manusia adalah mereka yang lebih bermanfaat bagi orang lain, sejelek-jelek manusia adalah yang keberadaannya didunia seperti tidak ada. (HR. Bukhori)”.

Orang bisa sukses karena adanya support dan doa dari banyak orang agar mereka senantiasa eksis. Orang yang sukses mulia memperoleh apa yang diinginkannya tanpa merugikan pihak lain. Orang yang sukses mulia mencari apa yang diinginkannya melalui koridor agama yang tepat. Sebagai imbasnya mereka akan merasakan hidup nyaman, makan enak, dan tidur nyenyak, lantaran segala yang telah didapatkannya mendapat rekomendasi dari Tuhan. Manakala apa yang telah didapatkannya tadi yang berupa harta, rejeki, atau ilmu dinikmati oleh diri kita, anak istri kita maka akan mengandung berkah dari Tuhan. Dan darah yang mengalir di dalam tubuh anak dan isterinya adalah darah yang penuh berkah. Hal ini sekaligus juga merupakan cerminan perjuangan dan bentuk kasih sayang yang sempurna kepada keluarga.

Di sisi lain, tidak bisa disangkal, betapa berat pilihan yang dihadapi oleh seseorang tatkala dia dihadapkan pada sebuah iming-iming yang begitu menggiurkan. Bisa dibayangkan betapa bergolaknya hati seseorang ketika idealisme yang dimiliki selama ini dirayu oleh gemerlapnya uang. Sulit dibayangkan seandainya seseorang dihadapkan pada sebuah kesempatan yang begitu terbuka untuk mendapatkan tamsil (tambahan penghasilan) dengan cara mudah tapi tidak halal. Antara keinginan untuk memanfaatkan situasi dengan bisikan kesucian hati akan bertempur dengan sengit. Apabila bisikan setan yang menang maka yang terjadi mereka akan tergelincir ke dalam jurang kenistaan. Makna hidup yang sesungguhnya akan sirna. Mereka akan jauh dari cahaya kehidupan yang dirahmati oleh Tuhan. Mereka akan terperangkap ke dalam keadaan yang sangat mengerikan.

Berkaitan dengan kondisi yang seperti tersebut di atas, Nabi Muhammad Saw telah memperingatkan kepada kita sebagai bentuk kecintaannya kepada kita, melalui sabdanya : “Ada dua dosa yang Allah Swt tidak akan menangguhkan azabnya di dunia, yaitu durhaka kepada kedua orang tua dan berbuat dzolim kepada sesama. (HR. Bukhori – Muslim). Apabila kita cermati hadis diatas maka ada satu sisi yang begitu mengerikan yang perlu kita hindari yaitu bahwa apabila seseorang melakukan dua hal sebagaimana yang disebutkan diatas maka azab Allah akan dibayarkan tunai di dunia. Mengambil sesuatu yang bukan haknya adalah merupakan bentuk kedzoliman terhadap sesama. Sebagai konsukuensinya maka azab segera ditimpakan kepadanya atau keluarganya. Musibah akan segera datang silih berganti, baik yang menimpa dirinya maupun anggota keluarganya.

Untuk mengantisipasi hal itu dibutuhkan sebuah ketahanan iman yang kokoh, sebuah kecerdasan spiritual yang sempurna, dan sebuah kesadaran jiwa yang luar biasa. Dukungan moral dari keluarga sangat diperlukan untuk memperkokoh benteng keimanan. Peran istri sangat besar dalam mengarahkan suami dalam menentukan pilihan. Istri yang baik akan cenderung mengarahkan suami ke hal-hal yang baik. Istri yang baik akan berperan penting dalam penegakan keluarga dan bahkan kondisi negara yang baik. Kondisi di lapangan memang tidak sesederhana teori saja. Siapapun akan merasa berat ketika harus berhadapan dengan situasi yang penuh dengan pilihan. Terlebih jika kebobrokan itu sudah berada dalam sebuah sistem. Seandainya tidak ikut ambil bagian dalam memanfaatkan kesempatan yang ada maka akan dikucilkan. Sebaliknya bila turut serta dalam lingkaran setan maka hukuman dari Allah segera menimpanya langsung di dunia.

Langkah terbaik yang perlu diambil ketika seseorang berada dalam lingkaran kejahatan keburukan dan sifat-sifat/watak-watak setan adalah menanamkan sebuah prinsip yang kuat. Sebuah prinsip yang bijaksana dalam menentukan pilihan, lebih baik dikucilkan oleh manusia daripada dikucilkan oleh Tuhan. Orang baik akan dikucilkan oleh sistem yang jelek. Orang jelek akan dikucilkan oleh sistem yang baik. Itulah dinamika kehidupan. Sebagai manusia yang penting adalah bagaimana berbuat baik kepada sesama manusia dan kepada Tuhannya. Semoga Tuhan selalu menunjukkan jalan yang terbaik kepada kita.

No comments:

Post a Comment