Sebagaimana yang diterangkan bahwa seseorang yang ingin mensucikan dirinya dengan Allah s.w.t. karena dengan cara berzikirlah dapat mensucikan. Perlu ditegaskan bahwa tiada jalan lain untuk mengembalikan diri rahasia Allah kepada Dzattulhaki melainkan dengan cara menyuci hatinya.
Syariat (Laa ilaha illallah) Dzikir Af'al
Tariqat (Allah) Dzikir Asma
Haqiqat (Allah Hu) Dzikir Sifat
Makrifat (Ah) Dzikir Dzat
Adapun dzikir "Laa ilaha illallah" adalah Dzikir Nafi dan Dzikir Isbat adapun yang dikatakan nafi itu ialah dengan kita menafikan diri dzahir kita ini mempunyai segalanya atas sesuatu kecuali nyata hak Allah semata mata. Maknanya hidupku bukan hidupku, ilmuku bukan ilmuku, mendengarku bukan mendengarku, melihatku bukan melihatku, kuasaku bukan kuasaku, kehendakku bukan kehendakku, dan berkata-kataku bukan berkata-kataku. Kecuali semuanya itu hak Allah semata-mata. Adapun dzikr "LA" itu adalah nafi bagi diri dzahir dengan satu pegangan tubuh dzahir bukan tubuh kita kecuali diisbatkan dengan "ILAHA" yaitu menyatakan dengan penyaksian yang mutlak bahwa yang wujud pada diri dzahir kita ini adalah pada yang mengisbatkan kepada "ILLALLAH" jadi bila dikatakan "ILLALLAH" berarti menyatakan dengan satu penyaksian yang mutlak diri batin kita itu adalah hak Allah semata mata.
Adapun dzikr "ALLAH" adalah Dzikir Asma yang dikatakan nama Allah yang bersifat dan berDzat itu nyata yang meliputi pada sekalian alam saghir dan alam kabir yaitu pada diri manusia dan alam semesta semuanya itu teruang sedikitpun kecuali Samad dengan Dzat, Sifat, Asma, Af'al semata-mata. Seperti firman Allah surat Al Baqarah ayat 156: Sesungguhnya milik Allah itu dari mashrik dan maghrib. Dimana saja kamu menghadap disitulah kamu melihat wajah Allah. Adapun dzikir "ALLAH HU" adalah Dzikir Sifat yaitu saksilah pada yang banyak kepada yang satu dengan memahami apa saja yang ada, apa saja yang berlaku, apa saja yang terjadi adalah daripada puncak yang satu yaitu Allah Taala jua yang meliputi pada Dzat, Sifat, Asma, Af'al. Disini bila dilafadzkan ALLAH HU maka berarti pulanglah segala yang dzahir dan yang batin pada Allah Taala. Adapun dzikir "AH" adalah Dzikir Dzat atau dinamakan Dzikir Makrifat, zikir ini berpegang saksilah pada yang satu didalam yang satu maksudnya adalah semuanya dari Allah dan haus kembali kepada Allah.
LAA ILAHA ILLALLAH MUHAMMADUR RASULULLAH
Tiada yang nyata pada diriku hanya (diri batin) dan muhammad (diri dzahir) adalah penanggung diri rahasia Allah s.w.t. Adapun Dzikir Dzat adalah dengan melafadzkan inti Dzikir Nufus yaitu "AH" dzikir ini juga dinamakan dzikir pertemuan makrifat di antara zakar dan faraj waktu berlakunya persetubuhan atau dinamakan juga sebagai ucapan faraj dan zakar, dzikir ini adalah dzikir nyata menyata di antara memberi dan menerima yaitu Dzat dan Sifat yang Kamil-Mukamil pada makrifat diantara yang satu dengan yang lain. Adapun yang disebut Kamil-Mukamil diantara yang satu dengan yang lain itu adalah bergaul bulat antara diri dzahir dan diri batin ataupun diantara hakikat diri Allah dan hakikat Muhammad. Ianya tidak boleh lagi bercerai tanggal di antara yang satu dengan yang lain. (Mawlana Asy-Sayyid Asy-Syaikh Abu Hurairah Al Shufi Al Husaini).
No comments:
Post a Comment