Saturday, May 28, 2016

KALIMAH-KALIMAH PENDEK

Kalau kita datang ke rumah seseorang, dengan kehangatan satu pancaran energi positif, siempunya rumah betah untuk berlama-lama dengan kita, meski kadang tak ada yang akan diomongkan. Karena itu intinya hidup adalah memberikan respek atau hormat kepada siapapun. Itulah esensi Attahiyatul mubarokatuh (bacaan tasyahud). Berbuat baik sedikit, dapatnya banyak. Ini rumusnya, rumus Quran. "Kalau ada karunia Allah yang kamu dapatkan, kemudian kamu bagikan kepada yang lain serta merta Allah akan menggantinya pada saat yang sama dengan berlipat karunia lain". (Mawlana Syaikh Mustafa Mas’ud)

—————————

"Surat al-Fatihah terdiri atas 125 huruf dan setiap huruf mempunyai suatu makna. Jadi setiap huruf "miim" yang ada lima belas ini mempunyai suatu makna yang merupakan sebuah samudra ilmu yang tidak dapat kalian hitung awal maupun akhirnya karena ia terhubung dengan Hadirat Ilahi! Surat al-Fatihah adalah Kalamullah, jadi tidak ada awal maupun akhir untuk pahala dan fadilah yang kalian dapatkan darinya!” (Shaykh Hisham Kabbani). 

—————————

“Di Surga, tak ada apa pun selain permata, karena tiada dosa di sana. Jika kalian menginginkan untuk bersama Nabi (SAW), maka ucapkanlah ‘Astaghfirullah’ segera setelah kalian melakukan suatu dosa! Inilah keagungan Nabi (SAW), Permata seluruh Ciptaan, yang mampu bersyafa’at bagi siapa pun karena Allah (SWT) telah mengaruniakan pada beliau syafa’ah.” (Syaikh Hisham Kabbani).

—————————

Celakalah orang yang hidup di dunia sedangkan imamnya dia adalah hawa nafsunya. Celakalah orang yang hidup di dunia sedangkan imamnya dia adalah orang yang suka bermaksiat. Semua perlu kita perbaiki, semua perlu kita ubah menuju kebaikan. Sesungguhnya cahaya apabila masuk ke dalam hati seseorang maka hati tersebut akan diberi kelapangan oleh Allah s.w.t. Hati siapakah yang bercahaya itu?Yaitu hati yang menjauhkan diri dari segala macam hal keduniaan. Maka hati tersebut akan dijauhkan dari fitnah-fitnah dunia. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

ﻛُﻠُّﻜُﻢْ ﺭَﺍﻉٍ ﻭَﻛُﻠُّﻜُﻢْ ﻣَﺴْﺆُﻭﻝٌ ﻋَﻦْ ﺭَﻋِﻴَّﺘِﻪِ

"Setiap dari kalian adalah pemimpin dan tiap-tiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya" (HR Bukhari).

ﻭَﺇِﻥْ ﺗَﻘَﺮَّﺏَ ﺇِﻟَﻰَّ ﺑِﺸِﺒْﺮٍ ﺗَﻘَﺮَّﺑْﺖُ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺫِﺭَﺍﻋًﺎ ، ﻭَﺇِﻥْ ﺗَﻘَﺮَّﺏَ ﺇِﻟَﻰَّ ﺫِﺭَﺍﻋًﺎ ﺗَﻘَﺮَّﺑْﺖُ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺑَﺎﻋًﺎ ، ﻭَﺇِﻥْ ﺃَﺗَﺎﻧِﻰ ﻳَﻤْﺸِﻰ ﺃَﺗَﻴْﺘُﻪُ ﻫَﺮْﻭَﻟَﺔً

Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.” (HR. Bukhari dan Muslim). (Sayyidi Al Habib Umar Bin Hafidz).

——————————

"Pokoknya adalah untuk mengambil kepada Allah dengan menolak semua selain daripada-Nya. Dan jika anda perlu diuji dengan mempunyai untuk berurusan dan bersekutu dengan orang-orang, maka campurilah mereka dan berurusan dengan mereka demi Allah. Sesungguhnya Allah menyukai kecemerlangan ke arah ciptaan-Nya. yang paling besar apa yang akan merangsang anda kepada-Nya melakukan banyak doa kepada Rasulullah, semoga Allah memberkati HIMS dan memberinya damai, dengan kehadiran hati. Kerana itu adalah harta yang paling besar dan harta yang paling indah "-Shaykh Ahmad at-Tijani (ra)

—————————

BismillahirRahmanirRahim. Di sini, di belantara kehidupan ini, umat Islam abad ke-21, begitu ramai yang berbangga dengan keimanan yang mereka miliki. Mereka begitu yakin dengan ketinggian tahap takwa sendiri. Hiruk pikuk kesenangan dunia yang sungguh menggoda terus melekakan umat ini hingga mereka lupa untuk berhenti sejenak, melihat lebih dalam untuk memperbaiki diri sendiri. Mereka merasakan bahawa diri itu sentiasa benar, dan tidak pernah terlintas di benak fikiran untuk menghisab diri atas semua amal perbuatan selama kehidupan mereka itu. Lihatlah para sahabat Rasulullah (asws), para Tabi’in, para tabi’it tabi’it, kehidupan mereka sentiasa dirundung ketakutan dan kegelisahan. 

Sungguhpun merekalah yang paling mencintai Rasulullah (asws) dan mereka amat berpegang teguh pada dakwah Rasulullah (asws), mereka semua takut jika digolongkan sebagai orang yang munafik. Namun kita yang terlalu leka dan alpa dengan permainan dunia, berjalan di muka bumi ini dengan takabbur, dengan penuh kebangaan dan kepastian tentang jaminan Syurga dan begitu yakin bahwa diri itu pasti luput dari api neraka. Wahai orang-orang yang beriman, sifat-sifat sedemikian merupakan tanda-tanda kemunafikan. Selagi kita tidak dapat melihat bibit kemunafikan dalam jiwa sendiri, jika kita tidak sedar bahawa adanya kekotoran jiwa atau kekotoran batin dalam diri, maka adalah mustahil untuk kita membersihkan kekeruhan jiwa itu. 

Satu-satunya cara untuk kita membersihkan diri kita adalah dengan mencari sebuah cermin, sebagaimana yang pernah disabdakan Rasulullah (asws), “Seorang yang beriman itu adalah cermin bagi saudaranya”. Kita perlu mencari orang-orang yang telah mensucikan jiwa mereka, yang menjadi cermin yang dapat menunjukkan diri kita yang sebenarnya. Kita memerlukan bimbingan dari mereka yang tegar berjalan di atas apa yang menjadi landasan Nabi (asws), orang-orang yang berdiri teguh di atas sunnah Nabi (asws), mereka yang boleh menunjukkan kepada kita jalan untuk keselamatan, jalan menuju Ma’rifatullah (Sheykh Lokman Effendi Hz). 

—————————

BismillahirRahmanirRahim. Perhatikan dan sadarilah semua tentang dirimu sendiri. Orang yang berakal selalu meneliti kekurangan-kekurangan dirinya sendiri. Semaklah keburukan diri sendiri terlebih dulu. Janganlah suka melihat keburukan orang lain. Jika kita hendak memperbaiki orang lain, mulailah dengan memperbaiki diri sendiri terlebih dulu. Sabda Rasulullah (asws) bermaksud: “Orang yang pintar ialah orang yang menghitung dirinya serta beramal untuk hari selepas kematian sementara orang lemah ialah orang yang mengikut hawa nafsunya serta berangan terhadap Allah dengan angan-angan (yang banyak).” Dengan bermuhasabah diri, ianya bukan sahaja dapat menilai keupayaan diri sendiri, malah ia juga membantu menjadikan kita lebih baik daripada sebelum ini. 

Mungkin kita tidak sedar mengapa selama ini kita masih berada di takuk yang lama. Sebabnya kita jarang menilai kekuatan dan kelemahan diri. Dan cuba mengukuhkan kekuatan diri dan memperbaiki kelemahan diri sendiri. Marilah kita sama-sama menyibukkan diri dengan menghitung dan memperelokkan diri yang terbentuk dalam jiwa in dan sentiasalah kita mencela segala kejahatan yang pernah dilakukan yang boleh menjadi penghalang untuk mendapat keredaan Allah swt. Org yg sentiasa bermuhasabah diri tidak akan meninggalkan ruang dan masa utk melakukan perkara batil. Dia akan sentiasa menyibukkan diri dgn ketaatan dan akan menghapuskan masa untuk membuat kejahatan. Dia mencela jiwanya atas setiap kesalahan dan kekurangan dilakukannya terhadap Allah kerana takut kekuasaan-Nya. (Sheykh Lokman Effendi Hz). 

—————————

BismillahirRahmanirRahim. Pernah suatu ketika Baginda Rasulullah s.a.w sedang menangis kesedihan dan datang seorang sahabi, dan beliau berkata, ‘Ya Rasulullah, ibu bapaku ku korbankan untukmu, apa yang membuatmu menangis seperti ini?’ Rasulullah menjawab, ‘Di malam Mi’raj, aku melihat sekelompok wanita dari umatku dalam keadaan tersiksa dengan siksaan yang pedih.’ Sekiranya kamu memikirkan bahwa wanita-wanita yang dimaksudkan itu adalah dari zaman Khilafat, dari zaman keSultanan dahulu kala, dari zaman para Khalifah dah Khulafah al-Rasyidin, maka kamu tersilap. Kebanyakkan mereka adalah golongan wanita dari zaman KINI!

Dan Baginda (asws) berkata, ‘kebanyakan penghuni Neraka adalah kaum wanita dan mereka berada dalam keadaan yang amat dahsyat. Dengan sebab itu aku menangis mengenangkan azab yang diterima mereka. Kebanyakkan daripada mereka mengkufuri kebaikan-kebaikan suami dan nikmat-nikmat yang diberikannya, mereka menunjukkan rasa tidak senang dan berbicara kasar pada suami masing-masing’. Isteri-isteri Rasulullah (asws) dan para sahabi e-kiram harus dijadikan sebagai suri tauladan bagi isteri-isteri kaum muslimin masa kini. Mereka mensyukuri kebaikan-kebaikan yang diberikan suami kepada mereka, mereka tidak pernah menderhakai dan menyakiti hati suami, mereka tidak mengadu domba menabur fitnah terhadap suami, mereka sentiasa berdiri di belakang suami, sentiasa menyokong suami dengan penuh kepercayaan dan kesetiaan. Mereka juga tekun mentaati perintah Allah s.w.t. dan Rasulullah (asws).

Isteri-isteri Rasulullah (asws) dan isteri-isteri para sahabi e-kiram sentiasa melayani suami mereka dengan baik ketika dirumah. Ini berbeza sekali dengan keadaan masa kini di mana ramai diantara para isteri lebih senang memberi layanan terhadap orang lain selain suami sendiri. Mereka sering bersenda gurau atau berbicara lemah-lembut penuh mesra kepada lelaki yang bukan mahram. Mereka hanya mementingkan diri sendiri dan mengabaikan kepentingan suami. Jika suami itu berada di atas jalan kebenaran dan mereka berpegang teguh pada syari’at-syari’at Allah s.w.t. dan sunnah- sunnah Rasulullah (asws), maka adalah satu kewajiban bagi seorang isteri untuk mentaati dan memuliakan suaminya.

Sebenarnya, adalah amat mudah bagi seorang wanita untuk menjejak Syurga. Setiap isteri yang meninggal dunia dalam keadaan diredhai oleh suaminya, maka dia akan memasuki syurga melalui mana-mana pintu yang disukainya. Malang sekali, akibat tergoda oleh angan-angan dan kesenangan dunia yang menipu, kaum wanita kini lebih memilih jalan menuju kedurhakaan daripada jalan yang diredhai menuju ke Syurga . Sesungguhnya, jalan menuju Syurga tidaklah dihiasi dengan bunga-bunga yang indah, melainkan dipenuhi dengan rintangan-rintangan yang berat untuk dilalui oleh manusia. Tetapi ingatlah, di hujung jalan ini ada alam Syurga yang merupakan kemuncak nikmat anugerah Allah swt yang disediakan untuk hamba-hambaNya yang sabar menempuhnya. (Sheykh Lokman Effendi Hz).

No comments:

Post a Comment