Membicarakan Indonesia bersatu, yang sering justeru tidak mau bersatu, sama miripnya dengan Islam bersatu, yang sering berantem sendiri. Sama-sama Indonesianya, tetapi bergaduh. Sama-sama Indonesia yang mengebom orang Indonesia juga. Sama-sama Islam, Qurannya sama, Solatnya sama menghadap Kiblat tetapi tidak akur.
Sampai sekarang kita belum dengar siapa yang melakukan aksi bom bunuh diri, apa betul Nurdin M Top atau orang Amerika sendiri. Nurdin M Top belum mengklaim bahawa memang dialah yang mengebom. Memang pernah ada video pengakuan Nurdin M Top, dengan memakai topeng, ia akan terus mengancam Amerika dan antek-anteknya. Tetapi, video itu bisa dibuat oleh siapa saja, termasuk oleh orang yang tidak suka dengan Islam, termasuk oleh Amerika atau siapa saja.
Yang pasti dan yang jelas, dengan bom bunuh diri itu citra Islam menjadi jelek. Tetapi siapa otak yang sesungguhnya dalam aksi bom bunuh diri itu? Apakah Nurdin M Top bergerak sendirian atau ada otak yang lebih atas lagi, ada godfather nya lagi, di atas Nurdin M Top.
Begitu juga dengan citra Indonesia, tentunya menjadi jelek juga. Boleh jadi nantinya tidak akan ada lagi investor yang mau datang ke Indonesia. Atau bahkan tidak ada lagi turis yang mau berwisata ke Indonesia. Celakanya lagi, aliran dana yang akan masuk Indonesia akan di blok atau dibekukan oleh pemerintah. Sebab, ada kemungkinan dana itu akan digunakan untuk kepentingan teroris.
Bagaimana pula membedakan dana investasi murni dengan dana untuk aksi teror. Boleh jadi ada negara tertentu yang ketakutan akan mengalirnya investasi asing seperti dari Cina, Jepang, Korea atau negara-negara Timur Tengah. Jadilah hanya investor asing tertentu saja yang boleh masuk ke Indonesia. sedangkan investor negara lain, No way…
Islam di Timur Tengah, ada suni dan syi’ah yang selalu berseteru di Indonesia ada NU dan Muhamadiah yang sering juga dimanfaatkan untuk kepentingan politik tertentu. Masih banyak lagi aliran-aliran lain yang kadang bikin bingung masyarakat bawah. Salah satunya, dikalangan bawah ada Jamaah Tabligh (yang kegiatannya jarang atau hamp[ir tidak pernah diliput media) dan Islam Salafi yang juga tidak seheboh NU dan Muhamadiah.
Jamaah Tabligh berdakwah dengan damai, door to door, memakmurkan mesjid, keluar di jalan Allah 3 hari, 40 hari, 4 bulan, satu tahun tergantung kesiapan dan kemampuan masing-masing.
Kehidupan orang-orang Jamaah Tabligh ini sangat sederhana, mereka ingin mengikuti cara hidup sahabat nabi Muhammad Saw Yang ikut kegiatan Jamaah Tabligh ini dari mulai tukang becak, orang-orang miskin dan lemah, bodoh hingga orang-orang kaya dan pintar. Tidak ada sedikit pun aksi kekerasan dalam dakwahnya Jamaah Tabligh.
Sementara itu orang-orang salafi sering menyalahkan orang Jamaah Tabligh sebagai orang yang melakukan bid’ah (bertentangan dengan sunah). Membuat majalah-majalah yang isinya mengutuk kegiatan Jamaah Tabligh sebagai kegiatan bodoh dan tidak berilmu. Orang salafi (mungkin oknum) menganggap merekalah orang-orang penerus ulama salaf. Memang kebanyakan mereka adalah orang-otrang yang berilmu. Tetapi yang saya hairan adalah mengapa kalau mereka orang berilmu, menyebarkan fitnah tentang Jamaah Tabligh. Padahal mereka sama-sama Islam.
Kalau ada yang pernah baca majalah yang diterbitkan oleh orang salafi ini , isinya memang hujatan tentang kegiatan dakwah dari kelompok Jamaah Tabligh, ikhwanul Muslimin dsb. Orang Salafi yang saya pernah temui adalah orang-orang yang selalu mengeritik dakwah Islam, tetapi dia sendiri tidak melakukan apa-apa.
Beda nya dengan orang Jamaah Tabligh yang rajin mengajak orang kemesjid, maka orang salafi sering melarang orang lain untuk ikut kwegiatan Jamaah Tabligh. Orang salafi sering ada pengajian juga, tetapi dia merekrut orang-orang tertentu secara sembunyi-sembunyi. Sedang orang Jamaah Tabligh mengajak ke mesjid dengan terbuka dan terang-terangan.
Saya penah menemukan beberapa kali adu jotos antara orang Salafi dengan orang Jamaah Tabligh. Mereka mungkin sama-sama punya emosi tinggi. Kalau yang sudah sama-sama tahu, mereka biasanya menghindari satu sama lain, untuk menghindari adu jotos tadi.
Saya tidak tahu apakah Nurdin M Top ini termasuk Islam salafi yang saya ceritakan (pusatnya di Yogya) atau bukan. Saya dengar orang Salafi yang saya ceritakan itu dapat dana dari orang Yahudi untuk memerangi sesama Islam. Sedangkan orang Jamaah Tabligh dapat dana dari kantung masing-masing. Kalau mereka itikaf 3 hari, 40 hari atau 4 bulan mereka bawa perlengkapan sendiri, bawa uang sendiri, tidak ada aliran dana dari luarnegeri segala.
Perseteruan Jamaah Tabligh dengan Islam Salafi, memang jarang muncul ke permukaan. Fitnah yang disebarkan oleh salafi melalui majalah-majalah (yang kabarnya didanai Yahudi) tidaka pernah dijawab oleh orang Jamaah Tabligh. Orang Tabligh yang emosian memang sering main tonjok kalau ketemu orang Salafi. Tetapi orang Jamaah Tabligh tidak pernah main bom. Saya tidak tahu yang main bom bunuh diri itu termasuk orang salafi juga atau bukan.
Jadi hati-hati saja. Orang Yahudi tidak mampu melawan orang Islam, jadi mereka menjadikan orang sesama Islam agar perang sendiri, agar bermusuhan terus. Kata kuncinya lagi-lagi sabar. Begitu juga dengan Indonesia bersatu, orang yang tidak mampu menghancurkan Indonesia, dia gunakan cara seperti itu dibuatnya supaya orang Indonesia bergaduh sendiri.
Jadi harus sabar juga ya… yang menghairankan juga kenapa kita mau diadu domba. Kenapa juga mau ngebom sesama orang Indonesia di daerah Indonesia pula.
Mungkin juga ada yang tidak suka lihat Malaysia dan Indonesia bersatu, makanya dibuatnya juga supaya Indonesia dan Malaysia ribut terus. Jangan lupa Malaysia itu paling berani melawan amerika, tertama di jaman Mahathir.
Seperti Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun, mereka memecah belah dengan ilmu Antropologi. Amangkurat I dengan Amangkurat II, bapak dengan anak ribut sendiri. Salah kita juga kenapa mau dipecah belah.
No comments:
Post a Comment