Thursday, March 5, 2015

WANITA SALEHAH LEBIH MULIA DARI BIDADARI SYURGA

Ummu Salamah R.ha bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah yang lebih utama antara bidadari dan wanita yang masuk surga. Bidadari diciptakan dari kasturi, ambar dan lain-lainnya. Sedangkan wanita dunia diciptakan dari lumpur dan air?"Beliau Saw menjawab, “Wahai Ummu Salamah, wanita mukminah yang masuk surga lebih utama daripada bidadari."

“Mengapa wahai Rasulullah?"“Sebab solat mereka, sebab puasa mereka, sebab ibadah mereka kepada Allah Swt, sebab kitab Allah Swt. Allah Swt memberikan nur dariNya pada wajah mereka. Kecantikan bidadari redup di depan mereka. Bidadari tinggallah sebagi pembantu mereka. Bidadari yang membantu mengangkat rambut mereka. Ujung pakaian mereka menjuntai sampai tiga batu jauhnya. Tiga batu. Lama saya berpikir tentang pakaian tiga batu ini. Akhirnya saya mengerti bahawa pakaian penduduk surga terbuat dari cahaya. Sedangkan cahaya tidak ada berat jenisnya. Tiga batu atau tiga ratus batu tidak akan terasa beratnya. Sekali pakai seratus stel setiap stel berbeda corak dan warna dan setiap stel memiliki pengaruh kecantikan pada wajah tersendiri. Allah berikan kecantikan pada mereka sehingga suami isteri berpandangan empat puluh tahun lamanya tidak ada bosannya.

Maka kita taubat. Semuanya, lelaki dan wanita taubat. Mengganti arah hidup kita. Kita ini bukan jamaah, Jamaah Tabligh seperti yang dianggap orang. Kita ingin hidup sesuai dengan kekasih kita. Bila untuk memasak saja kita perlu belajar dan kita mesti menyempatkan waktu untuk itu. Untuk hidup sesuai denga cara Rasulullah Saw pun perlu diusahakan. Selain itu, kita punya tanggung jawab untuk menyampaikan agama ke ujung-ujung dunia.Wanita tentukan satu bahagian dari rumahnya untuk tempat solatnya. Lelaki bagus solat sunnat di sana. Sedangkan solat wajib di rumah. Satu waktu ditentukan utnuk taklim bersama-sama. Saling pahami hak dan kewajiban suami isteri. Jangan sampai karena kebodohan akhirnya yang terjadi berlebihan. Suami melarang isteri untik bertemu orang tuanya. Atau orang tua isteri merasa berat untuk melepaskan putrinya. Sehingga setelah pernikahan malah musibah dan kesedihan yang didapati. Ini semua karena kebodohan. Hiasi anak-anak dengan akhlak. Jangan merasa cukup menjadikan anak sebagai dokter, insinyur, pejabat, pedagang. Sudahkah kita jadikan anak kita sebagai manusia.

Kita inginkan, Nabi Saw akan menyambut, “Wahai wanit muslimah dari abad lima belas yang telah memperjuangkan perasaan malunya. Tatkala para wanita hidup ala barat, berkeliaran di pasar-pasar dan kalian menjaga hijab kalian, bangkitlah bersama Fathimah putriku. Betapa indahnya saat itu bila kita berhasil meminum air telaga kautsar yang diberikan dengan tangan mulia Rasulullah Saw sendiri. Tatkal beliau memeluk ummatnya dari abad 1ima belas. Tidakkah itu menjadi cita-cita kita? Bertaubatlah, bertaubatlah, berangkatkan segera para suami, ayah, anak, saudara empat bulan empat puluh hari bersama jamaah dan ibu-ibu juga bentuk jamaah keluar bersama suami, ayah, anak, saudara Hidupkan amal agama di rumah. Solat, tilawah Al Quran, pendidikan anak secara Islami, menunaikan hak suami, menunaikan hak isteri. Meyiapkan makanan yang halal untuk keluarga. Keluar denga hijab sempurna. Allah Swt tidak melarang wanita keluar rumah. Tetapi bila keluar hendaklah meniru putri Nabi Syu’aib AS yang memanggil Nabi Musa AS. Allah Swt kisahkan bahawa ia datang berjalan di atas rasa malu. Seolah-olah rasa malu itulah kendaraan yang dinaikinya.

Ada orang yang Allah Swt pandang dengan sangat jijik seperti jijiknya kita memandang kotoran manusia. Siapakah mereka? Orang yang merasa gembira dengan mengadu domba dia sampaikan pembicaraan dari sana-sini sehingga terjadi pertengkaran. Hidup adalah akhlak. Walaupun tinggal di rumah yang gelap gulita maka akan nampak cahaya rembulan di sana dalam pernikahan jangan jadikan harta sebagai ukuran. Jangan lihat berapa mahar yang mampu dia berikan, apa profesinya, apa saja bingkisannya. Yang paling utama, bagaimana akhlaknya. Jagalah tilawah Al Quran, tentukan waktu untuk berzikir kepada Allah Swt.

(Bayan maulana Tariq Jamil)

No comments:

Post a Comment