Suatu ketika, Musa AS melihat seorang wanita yang cantik berdiri diantara pohon. Melihat hal itu darah muda Musa AS naik, lalu Musa AS menegur wanita tersebut mengapa dia tidak dirumah saja kerana dapat mengganggu pria-pria yang lain. Inilah perintah Alah SWT yang pertama yang dijaga Musa AS. Namun wanita itu memberi alasan bahawa ayahnya sudah tua dan dia kemari untuk mengambil air. Namun kerana ketika itu banyak laki-laki yang berebutan ambil air di sumur sehingga dia harus menunggu di balik pohon agar tidak terlihat.
Melihat hal itu Musa AS Iqrom dengan mengambilkan air buat wanita itu untuk dibawa kerumah wanita tersebut. Dan ini perintah Allah yang kedua yang dijaga Musa AS yaitu menolong orang yang sedang berada dalam kesulitan. Dalam perjalanan kerumahnya Musa AS yang berjalan dibelakang wanita itu tidak menyukai posisinya kerana Musa AS masih dapat melihat punggung dan kaki dari wanita tersebut. Melihat punggungnya saja Musa AS sudah tidak mau, sehingga Musa AS memerintahkan wanita itu untuk berjalan dibelakangnya dan Musa AS meminta wanita itu melempar kerikil sebagai arah jalan. Inilah perintah Allah yang ketiga yang dijaga oleh Musa AS.
Setelah sampai dirumah wanita tersebut ternyata dia adalah anak seorang nabi yaitu Nabi Syuaib AS. Melihat kebaikan-kebaikan dan akhlaq dalam diri Musa AS, Nabi Syuaib AS, memberinya pekerjaan, lalu diangkat sebagai muridnya, diberi rumah dan dinikahkan dengan anaknya. Padahal sebelumnya ia hanya seorang pengangguran, miskin, gak ada tempat tinggal dan gak punya jodoh. Asbab menjaga perintah Allah, Allah berikan Musa AS jalan keluar dari segala masalah yaitu pekerjaan yang halal dan berkah, rumah tempat tinggal dan dinikah dengan anaknya syuro yang jamilah dan alimah. Hari ini kenapa kita masih susah saja padahal dari segi kehidupan kebendaan kita lebih baik dari yang dipunya Musa AS, baju kita lebih baik, rumah kita lebih baik dan makanan kita lebih baik dari yang dimakan Musa AS. Ini kerana kita belum buat kepustusan untuk menjaga perintah Allah.
Namun Allah tidak menguji kita ketika susah saja, Allahpun menguji kita ketika kita senang. Apakah kita masih mau menjaga perintah Allah ketika senang. Ketika Musa AS sudah mendapatkan kebaikan yang banyak maka turun perintah Allah Taala kepada Musa AS untuk Khuruj Fissabillillah Dakwah kepada Firaun. Jadi Allah uji kita bukan hanya dengan keadaan susah tetapi juga dengan keadaan senang.
Suatu ketika istri Musa AS sedang sakit dan kedinginan, Musa AS yang biasa menyalakan api dengan kayu agar dapat memberikan kehangatan buat istrinya, kali ini apinya tidak menyala. Lalu Allah nampakkan kepada Musa AS api yang menyala dari bukit Thursina. Demi istri Musa AS, sama seperti kita rela bersusah-susah pergi jauh-jauh untuk mencarikan api buat istrinya yang sedang kedinginan. Bedanya dengan kita, hari ini kita susah-susah pergi jauh-jauh agar istri boleh terpuaskan keinginannya, ke hero, ke toko emas, ke toko baju. Rela korbankan harta untuk keluarga, sehingga akhirnya duitnya habis tidak jadi dipakai keluar di jalan Allah.
Ketika sampai di bukit Thur, Api yang dilihatnya ternyata tidak ada. Disini Musa AS hendak ditarbiyah oleh Allah Taala, bahawa tidak perlu api untuk menghangatkan, atau makanan untuk mengenyangkan, air untuk menghilangkan haus, kerana semua itu manfaat dan mudharatnya atas izin dari Allah. Itulah yang Allah Taala ajarkan kepada Musa AS ketika tongkatnya menjadi ular lalu menjadi tongkat kembali atas perintah dari Allah Taala. Memang secara logika perintah Allah tidak masuk diakal, ini kerana Allah sembunyikan QudratNya dibalik perintahNya. Namun untuk menyempurnakan Iman dan Yakin ini perlu pengorbanan dengan jiwa dan harta.
Maka walaupun Musa AS masih dalam keadaan belum sempurna keyakinannya, Allah tetap perintahkan Musa AS untuk pergi Dakwah kepada Firaun. Siapa itu Firaun yaitu Ahli Dunia yang mengaku sebagai Tuhan kerana merasa mampu melakukan segala-galanya. Disitu Musa AS harus membuat keputusan, istri yang sedang sakit dan kedinginan, atau menunaikan perintah Allah. Istri jelas-jelas sedang sakit tetapi Allah malah menyuruh Musa AS untuk meninggalkan istrinya pergi di jalan Allah. Ini perintah Allah yang sangat bertentangan dengan Nafsu Musa AS ketika itu. Ada masalah tetapi malah disuruh pergi di jalan Allah.
Musa AS bertanya kepada Allah bagaimana dengan istrinya lalu Allah perintahkan Musa AS untuk memukul batu dengan kayunya. Setalah tiga kali memukul hingga batu itu pecah menjadi batu yang lebih kecil didapati oleh Musa AS, seekor ulat yang sedang memuji Allah kerana Allah tidak melupakan Rizkinya. Ulat dalam batupun masih dalam pemeliharaan Allah. Lalu Musa berkata bahawa Firaun mempunyai Bala Pasukan yang banyak dan ia meminta Harun diangkat sebagai Nabi sebagai teman yang membantunya. Allah berkata mahfum kepada Musa AS untuk tidak takut kerana “Aku bersama Engkau”. Namun kerana Musa AS memberikan alasan agar Harun AS dapat membantunya dalam menyampaikan Dakwah kepada Firaun, akhirnya doa Musa AS ini diterima.
Musa AS berdoa kepada Allah,
“Robbishrohli sodri (Ya Allah aku berlindung kepadamu dari sesaknya dadaku).” Harus buat keputusan kerana banyaknya pertimbangan.
“Wayah sirli Amri (Ya Allah bantulah urusanku).” Meninggalkan istri yang sedang sakit dan sedang menunggunya untuk dirawat.
“Wahlul uhdatam mi lisani yafqohu qouli (Ya Allah mudahkan lidahku dalam menyampaikan).” Musa AS mulutnya cadel tidak boleh bayan (ceramah) dengan benar tetapi tidak menghalanginya untuk dakwah kepada Firaun. Bayan hanya keperluan saja bukan kepentingan Dakwah. Yang penting adalah pengorbanannya dalam menjalankan perintah Allah. Sampaikan walaupun satu ayat.
Jangan jadikan alasan tidak boleh bayan tidak mau dakwah atau keluar di jalan Allah. Lihat Musa AS tidak boleh bayan apakah ia berhenti dari dakwah, dakwahnya jalan terus walaupun tidak boleh bayan. Walaupun dalam keadaan yang sangat sulit, Musa AS nafikan Nafsunya dan buat keputusan untuk ikuti maunya Allah, keluar ke negeri jauh. Tidak ada Musyawarah dengan istri bahkan ia meninggalkan istri dalam keadaan sakit.
Jadi apa yang di korbankan Musa ketika itu, ada 3 perkara:
1). Mal atau Harta: Berupa domba2xnya dan tempat tinggalnya.
2). Hal atau Keadaan: Keadaan yang sulit yaitu istri yang sedang sakit.
3). Al atau Keluarga : Istri yang dicintai.
Inilah Pengorbanan Musa AS demi perintah Allah, dia nafikan keadaannya dan hanya membenarkan perintah Allah. Hari ini kita logikan perintah Allah, sehingga kita boleh mudah mengikuti Nafsu kita. Istri dan Anak belum diberi uang belum boleh berangkat. Dikira kita ini yang menghidupkan dan memberi makan mereka sehingga perintah Allah kita logikan. Jaga anak dan istri kan perintah juga, nanti kalau udah siap baru saya berangkat. Siapnya kita adalah menurut Nafsu beda dengan siapnya Musa AS. Ini kerana kita belum mengambil keputusan, sehingga perintah Allah ini belum boleh kita kerjakan secara sempurna.
Maka ketika Musa AS akan pergi, dia diberi Bayan Hidayah dulu oleh Allah mahfum: “Sampaikanlah dengan hikmah mudah-mudah dia sadar”. Maka ketika Musa AS sampai dihadapan Firaun Musa AS, Firaun mengumpulkan para ahli sihirnya untuk mengalahkan Nabi Musa AS. Hanya saja dibelakang Dai ada Allah Taala. Jika Allah sudah menyatakan perang, siapa yang boleh menang melawan Allah. Akhirnya penyihir Musa AS mengetahui hal ini, lalu mereka bertobat dan menyatakan keislamannya. Sudah berbagai macam kebesaran yang Allah nampakkan kepada Firaun, namun Firaun hatinya masih menolak kerana gengsi bahawa Musa ini dari kalangan hamba.
Ketika Musa AS membawa Bani Israil dari cengkraman Firaun, Musa AS terjebak diantara lautan dan pasukannya Firaun yang siap membantai Bani Israil. Inilah yang membedakan imannya seorang abid dan seorang dai, Bani Israil berkata bahawa mereka celaka sebab laut didepannya dan firaun dibelakang mereka. Tetapi apa kata Musa AS, “Allah bersama Saya”. Apa yang dilakukan Musa AS ketika itu, dia menunggu perintah Allah, tidak buat ide-ide dengan Nafsunya, seperti gunakan tongkat untuk memukul Firaun. Tetapi perintah Allah memukulkan tongkatnya ke laut. Sehingga kerana perintah Allah laut terbelah menjadi dua belas jalan. Allah berikan Musa dan Bani Israil jalan keluar dari masalah. Siapa yang menyelesaikan masalah? Allah yang selesaikan masalah.
Ketika Firaun berusaha mengikuti jalan Bani Israil, Musa AS langsung pukulkan tongkatnya ke laut. Tetapi tidak membawa perubahan apa-apa, ini kerana tongkat Musa AS ini hanya mahluk dan laut terbelah atas perintah Allah. Jadi tongkatnya tidak boleh berbuat apa-apa selain dari apa yang Allah telah perintahkan. Lalu Allah perintahkan kepada laut untuk menenggelamkan Firaun dan Bala tentaranya. Ketika terombang ambing dalam laut, Firaun mengakui Allah Tuhannya Musa AS dan Bani Israil. Namun apa kata Allah, saat ini baru kamu mau bertobat setelah sejauh ini engkau menentangku, maka tidak diterima oleh Allah.
Hari ini orang yang tidak taat kepada Allah kelihatan seperti jaya dan bahagia, namun ujung-ujungnya hanya orang yang beriman dan yang mau menjaga perintah Allah yang akan dimenangkan oleh Allah dan yang akan bahagia. Sama seperti Firaun yang awalnya kelihatan bahagia dan Musa kelihatan susah dan menderita tetapi ternyata akhirnya Musa AS lah yang di menangkan oleh Allah dan di muliakan sampai akhir jaman. Jika kita jaga perintah Allah maka Allah akan jaga kita. Untuk ini kita perlu buat keputusan dan buat pengorbanan.
Alm. KH. Abdul Halim
No comments:
Post a Comment