Sunday, July 17, 2016

ILMU

Selayaknya bagi seorang muslim sentiasa memohon kepada Allah s.w.t agar ia diberikan pemahaman akan Agamanya dikeranakan ilmu adalah suatu jalan yang akan menyampaikannya kepada kejayaan di dunia dan akhirat. Rasulullah s.a.w berkata:

إِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضًا بِمَا يَطْلُبُ.

“Sesungguhnya Para Malaikat meletakkan sayap2nya bagi penuntut ilmu, redha terhadap apa yg ia cari”. (Hadits Sahih. Disahihkan oleh Al-Imam Al-Albaniy di dalam Sahih Al-Jaami’ Ash-Shaghiir dari Hadits Safwan bin Assal r.a)

Di dalam hadits yang lain Baginda s.a.w berkata:

مَن سَلَكَ طَرِيقاً يَلتَمِسُ فِيهِ عِلماً سَهَّلَ اللهُ لَهُ به طَرِيقاً إِلىَ الجَنَّةِ.

“Barangsiapa yang menempuh suatu perjalanan untuk mencari suatu ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya suatu jalan untuk menuju ke Syurga”. (Hadits Sahih Disahihkan oleh Al-Imam Al-Albaniy di dalam Sahih Al-Jaami’ Ash-Shaghiir dari Hadits Abu Hurairah r.a).

Ilmu itu tidak mungkin terpenuhi melainkan juga dgn berusaha menempuh segala sebab2 yg akan menghantarkannya utk hal tersebut, Rasulullah s.a.w berkata:

إِنَّمَا العِلمُ بِالتَّعَلُّمِ.

“Sesungguhnya ilmu itu semata-mata diperoleh dengan dituntut (mempelajarinya)”. (Al-Hadits dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albany di dalam Al-Silsilah Ash-Shahihah (1/ 605), dan Juga Al-Hafidh ibnu Hajar di dalam Syarah Fathul Bariy dari Hadits Abu Darda’).

Berkata Al-Hafidh ibnu Hajar rah.: “Makna (dari hadits) bukanlah ilmu yang diakui itu kecuali apa-apa yang diambil dari para Nabi dan pewaris2 mereka dengan cara mempelajarinya”. (Fathul Baariy Kitaabul Ilmi bab berilmu sebelum berbicara dan beramal). Nabi Musa a.s setelah memperoleh khabar dari Rabb-nya s.w.t bahwasannya seorang hamba-Nya yang bernama Khidir a.s memiliki ilmu yang tidak diketahui olehnya. Maka ia pun memohon kpdNya agar ditunjukkan jalan baginya utk dapat berjumpa dengannya dan tidak merasa puas diri atau merasa cukup dari apa yang beliau peroleh dari ilmu. Untuk tujuan itu pula beliau mau bersusah payah dan juga memikul lelah dlm menempuh jalan utk dapat bertemuNya dgn hambaNya tersebut serta menimba ilmu dariNya, sebagaimana yang Allah telah kisahkan di dlm KitabNya. Dlm keadaan beliau seorang Nabi yang Mulia maka sepatutnya bagi seorang Muslim yg telah merasakan kenikmatan ilmu untuk ia menuntut ilmu tersebut dari ahlinya. 

Berkata Al-Imam Syafie rah.: “Tidaklah seorang akan berhasil dlm menuntut ilmu yang mana ia menuntutnya dengan rasa bosan atau merasa cukup, akan tetapi barangsiapa yang menuntutnya dengan pengorbanan, kehidupan yang sempit dan berkhidmat untuk ilmu tersebut maka merekalah yang akan berhasil”. Berkata Al-Imam Muslim di dalam Sahihnya dari Yahya bin Abi Katsir rah.: “Ilmu itu tidak akan diperoleh dengan tubuh yang santai”. 

Semoga Allah memberi taufiq bagi kami dan juga para para pembaca utk dimudahkan dlm memahami agamanya. Sesungguhnya brgsiapa yg diberikan kefaqihan baginya dalam Agamanya maka sesungguh nya ia telah diberikan kebaikan yg sgt banyak. Rasulullah s.a.w bersabda:

مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ.

“Barangsiapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Allah akan memberikan ia pemahaman dalam Agamanya”. Wallahua’lam.


No comments:

Post a Comment