Thursday, January 28, 2016

KEWUJUDAN ALLAH

Tuan-tuan dan puan-puan, muslimin dan muslimah yang dirahmati Allah sekalian. Semoga Allah melindungi, merahmati dan memberkati ilmu kita. Ketahuilah oleh mu, duhai saudara-saudara seagama ku!. Bahawa sebenar-benar Allah itu, tidak ada zat! Dikatakan Allah itu ada zat (zat Allah) itu, hanyalah sekadar mempermudahkan faham. Terutama dperingkat pengajian toriat (jalan). Yang mempunyai zat itu, adalah sifat makhluk!. Mana mungkin sifat Allah besamaan dengan sifat makhluk. Seumpama zat bagi gula itu, adalah manis dan manakala zat bagi makhluk itu, adalah roh!. Jika gula zatnya manis dan zat bagi manusia itu roh, mana pula yang dikatakan zat Allah?. Zat Allah itu apa? Sedangkan Allah itu, Allahlah, mana ada boleh diumpamakan Allah itu, dengan perumpamaan yang lain. Allah itu Allah!.

Tak perlu kita kias, tak perlu kepada perumpamaan, ibarat atau dalil-dalilkan Allah dengan seumpama. Allah tidak dikeranakan dengan satu kerana, kerana Allah itu, adalah Allah!. Mana mungkin untuk mepercayai Allah itu, kena pakai dalil-dalil lagi. Allah itu adalah Allah! Orang yang masih bezalil-dalil, berkias-kias, berumpama dan sebagainya untuk menyatakan Allah itu, adalah orang yang belum mengenal Allah. Itu adalah pringkat orang yang masih teraba-raba, meaba-raba, masih mencari-cari dan masih belum dapat menyatakan Allah. Sedangkan Allah itu lebih terang dan lebih nyata dari cahaya matahari, kenapa masih kita meraba-raba mencari Allah?. Bermaknanya orang itu, adalah orang yang tidak mengenal Allah, walaupun Allah sudah didepan mata.

Kita selalu membahasakan yang Allah itu, ada zat. Sebenar-benar Allah itu, tidak ada zat. Allah itu, adalah Allah. Tidak ada lain selain Allah!. Wujudnya Allah yang mutlak itu, adalah wujud yang tanpa zat, tanpa bentuk, tanpa sifat, tanpa batas dan tanpa berhingga. Namun Allah membayangi, Allah memperlihat, Allah memperzahir, membuka dan Allah mempertontonkan diriNya, melalui berbagai-bagai rupa sifat makhlukNya, dengan tanpa sedikitpun mengurangi, mengubah, mencacatkan keagungan, kebesaran dan kesempurnaan Esa diriNya!. Walaupun penzahirannya Allah itu, dalam berbagai sais, bentuk, rupa dan berbagai variasi, namun tidak sedikitpun mengubah sifat Esanya.

Untuk mempermudahkan faham, saya pernah terdengar arwah ayahda saya mengatakan bahawa, (Allah itu Esa pada zatnya tetapi berbilang pada sifatnya). Maksud zat Allah itu, adalah bagi menyatakan sifatNya yang kadim!. Sedangkan pada hakikat sebenar, Allah itu tidak ada zat, Sebutan zat itu, hanya sekadar bagi mempermudahkan faham. Itu makanya apa yang kita nampak itu, adalah sifat-sifat Allah yang berbilang-bilang. Sebagaimana berbilang-bilangnya warna-warna pelangi. Matahari memperlihatkan sifat keperbagaian warna-warna pelangi itu, adalah bertujuan untuk memperlihatkan sifat matahari itu sendiri!.

Allah zahirkan sifat-sifatNya itu, adalah bertujuan untuk memperkenal dan memperzahirkan yang dirinya itu adalah Allah. Allah memperzahir dan memperlihatkan sifatNya dengan terang dan nyata kepada kita dan kepada sesiapa yang mahu melihatnya!. Kenapa masih tidak melihat? Walaupun sifatnya berbilang-bilang namun tidak mengubah sifat keEsanNya!. Itu bahasa pengajian untuk mempermudahkan faham.

Pakaian Allah yang bermacam-macam jenis, berbilang-bilang dan berbagai-baga ragam warna itu, tidak mengubah sedikitpun dirinya yanng kadim lagi Esa!. Dengan menukar sifat warna pakaianNya, tidak sedikitpun mengubah Allah kepada yang lain selain Allah! Allah itu, adalah Allah. Itulah Allah yang dahulu dan Allah itulah juga yang terkemudian, walaupun pertukaran warna-warna pakaianNya berbagai-bagai bentuk dan ragam!. Berbilang-bilang warna pakaian Allah itu, seumpama berbagai-bagai jenis warna-warna pelangi. Sngguhpun warna pelangi itu, berbagai-bagai, namun mentari tetapi satu!. Dengan bebagai-bagai ragam warna pelangi, tidak sedikitpun mengubah bentuk asal matahari!.

Begitu juga Allah, dengan berbagai-bagai anutan agama, bebagai kepecayaan, pegangan, keyakinan, beerbagai perangai dan berbagai-bagai rupa bentuk makhluk, namun Allah tetap Esa dan kadim. Tidak sedikitpun mengurangi Allah dari sifatnya yang asal! Sunguhpun aspek rupa bentuk fizikal makhluk iu berbagai-bagai rupa bentuk, namun tidak sedikitpun mengurangi keEsaan Allah. Allah tidak ada bandingannya dan Allah itu, adalah Allah yang tidak bersifat, tidak berafaal, tidak bernama dan tidak berzat!.

Allah itu, tidak sedikitpun bersamaan dengan sifat makhluk!. Allah tidak berhuruf dan tidak bersuara, tidak berjisim dan tidak berjirim. Allah tidak seumpama dengan seumpama yang kita umpama dan yang kita gambar-gambarkan melalui ilmu akal. Maha suci Allah dari pengertian sifat-sifat tersebut!. Wujud sifat-sifat alam (warna-warna kehidupan makhluk) yang zahir ini, tidak sedikitpun mengurangi sifat Allah yang batin. Jika dahulu (awal) Ianya bersifat Allah, yang terkemudian juga semestinya bersifat Allah. Jika batin Ianya bersifat Allah, yang terzahir inipun juga hendaklah bersifat Allah. Awal, akhir, zahir dan batin itu, adalah sifatnya Allah. Bilamana awal, akhir, zahir dan batin bersifat Allah, inginlah saya ajukan pertanyaan kepada tuan-tuan yang arif sekalian,, bilakah masanya Allah bertukar kepada bersifat makhluk manusia?.

Bilamana yang awal itu bersifat dengan siifat Allah, sudah pasti yang akhirpun juga mestilah bersifat Allah. Bilamana yang batin bersifat dengan siifat Allah, sudah pasti yang zahir juga pastinya bersifat dengan sifat Allah. Saya ingin bertanya kepada tuan-tuan yang arif sekalian. Bilamana awal, akhir, zahir dan batin itu bersifat Allah, bila masakah pula adanya diantara awal dan akhir itu, ditenggah-tegah itu adanya sifat manusia (makhlk)!. Bilamana awal dan akhir itu Allah, tidak ada ruang untuk makhluk berada diruangan tenggah-tengah itu, adanya makhluk atau adanya kita!. Tidak ada diantara celah-celah awal dan dicelah-celah akhir atau ditenah-tengah itu adanya kita!.

Masalahnya sekarang, ada dikalangan kita yang berani, memasuk, mewujud dan mengadakan ujud dirinya ditengah-tengah sifat Alah. Wujudnya sifat diri kita telah disifati dengan wujudnya Allah itu, adalah syirik (menduakan Allah). Wujudnya Allah telah disifati dengan wujud selain Allah itu, adalah syirik! Hanya Allah yang wujud. Selain dari Allah itu, adalah bersifat tidak ujud (ada), tidak wujud (mengadakan), dan tidak maujud (diadakan). Allah tidak berkongsi dan Allah tidak disepakati dengan selain Allah. Dengan wujud dan kehadiran berbagai bentuk sifat makhluk itu, sebenarnya hanyalah satu hayyalan, tanggapan, unggkapan dan gambaran yang diada-adakan oleh makhluk yang bernama akal!. Perumpamaan yang diungkapkan oleh akal itu, adalah ungkapan liar dari hayalan akal yang mencemburui sifat Allah. Segala ungkapan akal itu, tidak terlepas dari wujud hakiki Allah swt itu sendiri.

Wujudnya Allah itu, adalah wujud yang hakiki (wujud yang sebenar-benar wujud). Adapun wujud sakalian sifat makhuk itu, adalah wujud yang merupakan ungkapan yang diperungkapkan oleh bahasa nahu atau yangn merupakan istilah.

No comments:

Post a Comment