Dalam SYARIAT ada hijab. Tidak akan tertembus kecuali oleh HAKIKAT. Syariat jalannya umat untuk berkhidmat,pada Yang Maha Kuat. Ada yg bertanya tentang apakah yg dimaksudkan dengan Syariat.., apa itu Tarikat dan ada juga yang bertanya tentang Hakikat. Dengan segala keterbatasan, kami mencoba untuk menjelaskannya secara singkat, dengan harapan semoga dapat di pahami. ~ Mohon dibetulkan.
SYARIAT..adalah 'Pandangan Hidup' (syara), 'Pegangan Hidup' (syariah), dan 'Perjuangan Hidup' (manhaj) yg diwahyukan oleh Allah S.w.t utk seluruh umat manusia, agar diketahui, dipatuhi, dan dilaksanakan dlm hidup dan kehidupannya. Sebagai PANDANGAN HIDUP.., seorang muslim yg ISLAM oriented akan slalu setia pd syariat dlm berbagai persoalan hdpnya dgn sentiasa berpedoman kpd Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Firman Allah SWT: "Syara'a lakum mina alddiini maa washshaa bihi nuuhan waalladzii awhaynaa ilayka wamaa washshaynaa bihi ibraahiima wamuusaa wa'iisaa an aqiimuu alddiina walaa tatafarraquu fiihi kabura 'alaa almusyrikiina maatad'uuhum ilayhi allaahu yajtabii ilayhi man yasyaau wayahdii ilayhi man yuniibu…" (Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu : Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya)”. (QS Asy-Syura 42:13). Yang dimaksud : "agama" di sini ialah meng-Esakan Allah s.w.t., beriman kepada-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhirat serta menta'ati segala perintah dan larangan-Nya.]
Firman-Nya pula: "Tsumma ja'alnaaka 'alaa syarii'atin mina al-amri faittabi'haa walaa tattabi' ahwaa-a alladziina laa ya’lamuuna..." (Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. (QS Al-Jatsiyah [45]:18)
"Wa-anzalnaa ilayka alkitaaba bialhaqqi mushaddiqan limaa bayna yadayhi mina alkitaabi wamuhayminan 'alayhi fauhkum baynahum bimaa anzala allaahu walaa tattabi' ahwaa-ahum 'ammaa jaa-aka mina alhaqqi likullin ja'alnaa minkum syir'atan waminhaajan walaw syaa-a allaahu laja'alakum ummatan waahidatan walaakin liyabluwakum fiimaa aataakum faistabiquu alkhayraati ilaa allaahi marji'ukum jamii'an fayunabbi-ukum bimaa kuntum fiihi takhtalifuuna…" (Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian421 terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu422, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, (QS Al-Maidah [5]:48).
Dan utk mengetahui hakikat..makrifat.maka ada baiknya kita pahami dulu istilah2 yg sering dipakai oleh para sufi. Tak kenal maka tak sayan g.HAKIKAT…berarti "kebenaran" atau "kenyataan", seakar dgn kata al-Haqq, "reality", "Absolut" adalah kebenaran esoteris yg merupakan batas-batas dari transendensi dan teologis. Dalam pengertian seperti ini, hakikat merupakan unsur ketiga dlm ilmu tasawuf, yakni:
SYARI'AT (hukum yg mengatur);
TAREKAT (suatu jalan atau cara); ~ sebagai suatu tahapan dalam perjalanan spiritual menuju Allah Al-HAQQ;
HAKIKAT (Kebenaran yg essensial), dan…
MAKRIFAT (mengenal Allah dengan sebenar-benarnya, baik Asma, Sifat, maupun Af'al-Nya).
Firman Allah SWT: "Inna haadzaa lahuwa haqqu alyaqiini, fasabbih biismi rabbika al’azhiimi.." (Sungguh, yg demikian itu adalah hakikat yg meyakinkan maka bertasbihlah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Maha Besar." (QS Al-Waqiah 56: 95-96). “Fadzaalikumu allaahu rabbukumu alhaqqu famaatsaa ba'da alhaqqi illaa aldhdhalaalu fa-annaa tushrafuuna..” (Maka ikutilah DIA Tuhanmu yang hakiki. Tidak ada sesudah kepastian itu melainkan kesesatan. Tetapi bagaimanakah kamu dapat dipalingkan dari kebenaran?" (QS Yunus 10: 32)
Ilmu "HAKIKAT" ini termasuk ilmu Maknun (Ilmu yg tersimpan) yg tidak boleh disebarkan kecuali kepada ahlinya, kerana mengandung unsur yg membahayakan bagi orang awam (kebanyakan),sebagaimana yg diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. berikut ini: "Saya meriwayatkan dari Rasulullah SAW:dua wadah ilmu: salah satunya telah saya sebarkan kepada kalian, adapun yg kedua seandainya saya sebarkan kepada kalian, niscaya kalian akan mengasah pisau utk memotong leherku ini (dua wadah itu ialah Syariat dan Hakikat)”. Al-Ghazali menegaskan bhw Ilmu HAKIKAT termasuk ilmu rahasia yg kelihatannya bertentangan dgn Ilmu yari'at, namun hakekatnya tidaklah bertentangan.
Ilmu ini, yg tidak boleh ditulis dan tidak boleh disebar-luaskan secara umum, tetapi harus disembunyikan kecuali kepada org2 yg terpercaya (yg dpt menyimpan amanah), sebagaimana yg diungkapkan oleh Imam Ali Zainuddin bin Husein bin Ali bin Abu Thalib. ”Banyak Ilmu bagaikan mutu manikam. Seandainya aku sebar-luaskan,niscaya orang-orang menganggapku termasuk para penyembah berhala, dan banyak tokoh kaum Muslimin menganggap halal darahku hingga mereka menganggap membunuhku itu lebih baik."
HAKIKAT..juga disebut 'lubb' ("dalam", "saripati", "inti") kaitannya dgn sebuah frase Al-Qur'an (dlm surah Al-Qashash ayat 29, dan ayat2 lain).
Ulul Albab (org yg memiliki pengetahuan yg mendalam), yakni mereka yg memiliki pandangan atau pengertian ttg HAKIKAT. Kaitannya dgn hal ini terdapat pada pepatah Sufi, "Untuk mencapai Hakikat (inti), Anda harus mampu menghancurkan kulit”, yg mengandung pengertian bhw paham eksoterisme (perwujudan), melampaui batas-batas pemahaman eksoteris, kerana esensi melampaui bentuk-bentuk luaran yg mana ia tdk dpt direduksikan kpd bentuk luaran yang bersifat eksoterik.
Lebih lanjut dpt dilihat dari uraian "SYARIAT".
Secara sederhana kita ambil contoh ibadah Solat....yg menjadi inti daripd hakekat hidup kita sekalian...yaitu " Hakekat hidup adalah ibadah kpd Allah S.w.t (liya'buduni)..,sedangkan ibadah yg paling pokok dan utama adalah Solat...!
Solat:
SYARI'AT-nya adalah memenuhi kewajiban. Sesuai dgn firman-Nya; "Inna alshshalaata kaanat 'alaa almu'miniina kitaaban mawquutaan..” (Bahwa sesungguhnya solat itu diwajibkan atas orang2 mukmin pd waktu-waktu yg sdh ditentukan). (QS An-Nisaa [4]:103).
TAREKAT-nya adalah memberi pengaruh pada sikap dan membekas pada perbuatan.
HAKIKAT-nya...adalah zikir kpd Allah S.w.t.
Sebagaimana firman-Nya: "Innanii anaa allaahu laa ilaaha illaa anaa fau'budnii wa-aqimi alshshalaata lidzikrii..” (Sungguh, AKU inilah Allah, tiada Tuhan melainkan AKU. Maka sembahlah AKU dan tegakkanlah solat ini utk zikir kepada-KU." (QS Thaha 20:14)
MAKRIFAT-nya ..adalah mi'raj ruhani kehadirat Ilahi. “Solat adalah Mi'raj-nya orang2 yg beriman." (HR Baihaqi dan Muslim)
Seperti pada awal tulisan ini, dimana diuraikan bahwa:
SYARIAT..adalah 'Pandangan Hidup' (syara), 'Pegangan Hidup' (syariah), dan ‘Perjuangan Hidup' (manhaj) yg diwahyukan oleh Allah SWT utk seluruh umat manusia, agar diketahui, dipatuhi, dan dilaksanakan dlm hidup dan kehidupannya. Sebagai PANDANGAN HIDUP.., seorang muslim yg ISLAM oriented akan slalu setia pd syariat dlm berbagai persoalan hdpnya dgn sentiasa berpedoman kpd Al-Qur'an dan As-Sunnah (QS Asy-Syura:13., Al-Jatsiyah:18, QS Al-Maidah:48). Sebagai PEGANGAN HIDUP, SYARI'AT diturunkan Allah S.w.t., ke dunia ini dgn Ilmu-Nya yg tak terbatas. Oleh krn itu, SYARIAT bersifat UNIVERSAL. Kemudian, DIA mengutus Rasulullah SAW. sebagai RAHMATAN LIL ALAMIIN yang memberlakukan Syariat sampai akhir zaman. (Lihat QS Al-Furqan:1; dan QS Al-Anbiya:107). Sebagai PERJUANGAN HIDUP, Al-Qur'an, As-Sunnah, dan ijtihad sebagai sumber syariat meliputi:
(1) Prinsip Dasar (Iman/Aqidah/Islam /Ibadah, dan Ikhsan/Akhlak) dan
(2) Norma-norma Hukum Islam.
Menurut Syaikh Athaillah As-Sakandary dan para sufi, bhw amal perbuatan terdiri atas tiga bahagian, yaitu:
Amal Syariat; ~ Amal Tarekat, dan ~ Amal Hakikat; atau, Amal Islam, Amal Iman, dan Amal Ihsan; ATAU, Amal Ibadah, Amal Ubudiyyah, dan Amal Ubudah; ATAU, Amal Ahli Bidayah (tahap pemula); Amal ahli Wasat (tahap pertengahan), dan Amal Ahli Nihayah (tahap akhir). SYARIAT untuk memperbaiki ‘zawahir' atau 'zawarih' (anggota badan), TARIKAT utk memperbaiki 'dhamir' (hati); dan HAKIKAT untuk memperbaiki 'sarair' (ruh).
Memperbaiki zahir (anggota badan) dgn tiga perkara pula yaitu: Ikhlas, Sidq (jujur), dan Tumaninah (ketenangan). Dan, memperbaiki 'Ruh' juga dgn tiga perkara, yaitu;
Muraqabah (waspada/merasa di awasi/seolah-olah melihat Allah SWT. Musyahadah (menyaksikan Asma, Sifat, dan Afal Alllah S.w.t.), dan, Makrifat (mengenal Allah S.w.t.) ATAU.. Memperbaiki Zahir (anggota badan) yaitu dgn 'menjauhi larangan Allah SWT dan mengikuti perintah-Nya. Memperbaiki Hati yaitu dgn menjauhi sifat2 tercela dan menghiasinya dgn sifat2 utama..Dan,.. Memperbaiki Ruh yaitu dgn menghinakannya dan menundukkannya shgga menjadi terdidik adab,tawaduk, dan berbudi. Ahli Syariat ialah org yg melaksanakan amal ibadah 'litalabil ujur' (krn mengharapkan upah atau pahala dari Allah Swt.). Ahli Tarekat msh dlm perjalanan antara syariat dan hakikat. Sedangkan.. Ahli Hakikat ialah orang2 melaksanakan 'ibadah' (pengabdian kpd Allah Swt.) se mata2 krn mengikuti perintah Allah SWT (ikhlas), disertai dgn rasa 'khawf' (takut/gentar), 'raja' (harap), 'mahabbah' (cinta) dst.
Syaikh Athaillah As-Sakandariyah berkata; "Orang yg telah sampai pada Hakikat Islam, maka ia tdk kuasa menghindari melaksanakan Syariat; Orang yg telah sampai pada Hakikat Iman, maka ia tidak kuasa berpaling kepada amal perbuatan atas dasar selain Allah S.w.t (riya); Dan, orang yg telah sampai pd Hakikat Ihsan, maka ia tidak kuasa berpaling kepada segala apapun selain Allah Swt."
Menurut Syaikh Ali bin al-Haitamy r.a., "Syariat ialah apa yg berkaitan dgn 'taklif' (pembebanan suatu ibadah), sdgkan Hakikat ialah apa yg dpt menghasilkan 'mengenal Allah'. Syariat dikuatkan oleh Hakikat.., dan hakikat terikat dgn syariat. Syariat adalah sbg wujud perbuatan Allah SWT., dan melaksanakannya dengan syarat disertai ilmu melalui perantaraan para Rasul, sdgkan Hakikat ialah 'menyaksikan hal ihwal mengenal Allah SWT dan menyerahkan segala sesuatunya kepada-Nya tanpa ada perantaraan”. Syaikh al-Arif Billah Sayyid Ibrahim ad-Dasuqi al-Quraisy r.a., berkata:
"Syariat adalah POKOK, sedangakan Hakikat adalah CABANG. Syariat mengandung segala ilmu yg disyariatkan, sdkan Hakikat mengandung segala ilmu yg tersembunyi, dan seluruh maqam (kedudukan di sisi Allah S.w.t) bertingkat-tingkat di dlm keduanya”. "Syariat itu Pohon dan Hakikat itu Buahnya”. ”Ahli Syariat akan batal solatnya dgn bacaan yg buruk, sedangkan ahli Hakikat akan batal solatnya dgn akhlak yg buruk.~ Jadi apabila di dlm batinnya terdapat kedengkian atau iri hati, buruk sangka kpd seseorang, mencintai dunia, solatnya batal. Kerana sesungguhnya pemilik akhlak buruk itu berada pada hijab (terhalang) dari menyaksikan keagungan Allah SWT di dlm solat. Dan org yg hatinya terhijab maka ia tidak solat, kerana sesungguhnya solat adalah sebuah hubungan dgn Allah SWT.
No comments:
Post a Comment