Disadur dari kitab Mukasayafat Al-Qulub karya Imam Al Ghazali. Alkisah, ada seorang bangsawan yang sedang berjalan jalan di pasar budak. Lalu pandangannya tertarik dengan seorang budak yang memiliki tubuh kekar dan kuat. Lalu ia mendekati budak itu dan berkata: “Maukah kau bekerja untukku? Aku lihat kau mempunyai keterampilan yang aku butuhkan”.
Dengan tenang budak itu menjawab: “Aku akan bekerja untuk siapapun dengan dua syarat”. Karena penasaran iapun bertanya: “Apa itu syaratmu anak muda?”. Dengan santun budak itu menjawab: “Syaratku yang pertama adalah, aku hanya mau bekerja siang hari, jangan suruh aku bekerja malam hari dan kedua, aku tidak mau tinggal satu rumah denganmu, beri aku tempat tinggal yang lain”.
Mendengar hal ini, timbul rasa penasaran di hatinya, ia pun berniat untuk mempekerjakan budak itu, apalagi si budak memenuhi kriterianya. Singkat cerita ditebuslah mahar untuk menebus budak itu dan dibawalah budak itu ke rumah bangsawan tersebut. Budak tersebut diizinkan untuk tinggal di sebuah gubuk di sebelah rumah mewahnya. Lalu dimulailah hari-hari sang budak bekerja untuknya sebagai majikan barunya.
Segala sesuatu berjalan lancar seperti yang diharapkannya. Si budak bekerja di siang hari menjalankan semua tugas-tugasnya dan iapun sangat puas dengan hasil keja budak tersebut. Ingin rasanya ia sebagai majikannya itu memintanya agar dapat bekerja di malam hari, walaupun hanya untuk melakukan pekerjaan ringan saja, tetapi ia teringat akan syarat pertama si budak. Dan ia merasa berkecukupan dengan hasil kerja budak itu pada siang hari.
Hingga pada suatu saat ketika istrinya merasa ingin memberi hadiah atas kerja keras budak itu. Tapi tanpa sepengetahuannya, pada waktu malam hari istrinya itu membawakan sesuatu buat si budak sebgai hadiah nutuknya. Ia menyelinap masuk ke dalam gubuk. Ia terkejut manakala menemukan budak itu telungkup sujud. Di atasnya bergayut lingkaran putih bercahaya. Melihat ini, istrinya segera berlari menemuinya dan berkata: “Wahai suamiku, sesungguhnya budak itu adalah seorang wali Allah!”. Dengan segera mereka bergegas untuk menemui budak tersebut.Tapi apa jawab budak itu ketika bertemu mereka? Dengan singkat Ia hanya menjawab: “Bukankah sudah aku minta agar kalian tidak menggangguku di malam hari?”.
Lalu ia menengadahkan tangannya ke langit seraya lalu dia berdoa: “Wahai pemilik rahasia, sesungguhnya rahasia ini sudah terungkap, maka tak kuinginkan lagi hidup ini setelah rahasia ini tersingkap”. Tak lama setelah membacakan syair ini, si budak pun sujud dan menghembuskan nafasnya yang terakhir, meninggalkan suami istri itu dalam keheranan.
No comments:
Post a Comment