1. Pintu “ba” pertama melambangkan seseorang yang menjangkau lingkaran Kebenaran. Pintu “ba” kedua melambangkan orang yang menjangkaunya, yang setelah memasukinya, sampailah ia ke pintu yang tertutup. Pintu “ba” ketiga melambangkan seseorang yang tersesat di gurun Sifatnya-Kebenaran.
2. Ia yang memasuki lingkaran itu jauh dari Kebenaran, sebab jalannya terjegal dan sang penempuh (salik) disuruh kembali. Adapun noktah di atas melambangkan hasratnya. Noktah yang lebih bawah melambangkan kembalinya ke titik-tolaknya, dan noktah di tengah adalah kebingungannya.
3. Lingkaran dalam tidak memiliki pintu “ba”, dan “titik” yang ada di dalamnya adalah pusat Kebenaran.
4. Makna tentang Kebenaran adalah yang darinya, baik lahir maupun batin, tidak ada yang luput. Dan, ia pun tidak direkayasa.
5. Andaikan kau berhasrat memahami apa yang aku terangkan ini “ambillah empat ekor burung”, cincanglah buatmu,” (QS. 2: 260) sebab Al-Haqq (Allah) tak - terbang.
6. Adalah kecemburuan-Nya yang membuat ia tampak, setelah Dia menyembunyikannya. Adalah keterpesonaan yang menjaga keterpisahan kita. Adalah kebingungan yang mencabut kita dari-Nya.
7. Inilah makna tentang Kebenaran. Ia lebih licin dari lingkaran Asal, ataupun rancangan Bidang. Dan, yang lebih licin lagi adalah memfungsikan kearifan secara batin, karena ketersembunyiannya (Kebenaran) dari khayalan.
8. Ini karena sang pengkaji hanya mengkaji lingkaran dari wilayah luar, bukannya dari wilayah dalam.
9. Adapun tentang pengetahuannya-pengetahuan Kebenaran, sang pengkaji tidakmemahaminya, karena ia tidak mampu. Pengetahuan menunjukkan tempat, sedang lingkaran itu tempat yang terlarang (haram).
10. Makanya mereka menamakan Sang Rasul (saw): Haramy, sebab hanya ia seorang yang keluar dari Lingkarang Haram itu.
11. Ia penuh kegentaran dan keterpesonaan, serta mengenakan jubah Kebenaran. Ia keluar dan menyerukan “Ah!!!” kepada segenap makhluk.
No comments:
Post a Comment