Saturday, June 18, 2016

ORGANISASI KEWALIAN (KITAB MAFAHIRUL ALIYAH HAL 15-17)

ﻓَﺎﺋِﺪَﺓٌ ﻓِﻰ ﺗَﻌْﺮِﻳْﻒِ ﺍْﻟﻘُﻄْﺐِ
ﺃَﺧْﺒَﺮَ ﺍﻟﺸَّﻴْﺦُ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺢُ ﺍْﻟﻮَﺭَﻉُ ﺍﻟﺰَّﺍﻫِﺪُ ﺍﻟْﻤُﺤَﻘِّﻖُ ﺍﻟْﻤُﺪَﻗِّﻖُ ﺷَﻤْﺲُ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦِ ﺑْﻦُ ﻛَﺘِﻴْﻠَﺔُ ﺭَﺣِﻤَﻪُ ﺍﻟﻠﻪُ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻭَﻧَﻔَﻊَ ﺑِﻪِ ﺁﻣِﻴْﻦَ ﻗَﺎﻝَ: ﻛُﻨْﺖُ ﻳَﻮْﻣًﺎ ﺟَﺎﻟِﺴًﺎ ﺑَﻴْﻦَ ﻳَﺪِﻱ ﺳَﻴِّﺪِﻱ ﻓَﺨَﻄَﺮَ ﺑَﺒًّﺎﻟِﻲْ ﺃَﻥْ ﺃَﺳْﺄَﻟَﻪُ ﻋَﻦِ ﺍْﻟﻘُﻄْﺐِ ﻓَﻘُﻠْﺖُ ﻟَﻪُ: ﻳَﺎﺳَﻴِّﺪِﻱ ﻣَﺎ ﻣَﻌْﻨَﻰ ﺍْﻟﻘُﻄْﺐُ ؟

(Faedah) mengenai definisi Wali Qutub: telah memberitahukan seorang guru yang sholih, wara`, Zuhud, seorang penyelidik, seorang yang teliti yakni Syekh Syamsuddin bin Katilah Rahimahullaahu Ta’ala menceritakan: “ suatu hari Saya sedang duduk di hadapan guruku, lalu terlintas untuk menanyakan tentang Wali Quthub. “Apa makna Quthub itu wahai tuanku?”

ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟِﻲْ: ﺍْﻷَﻗْﻄَﺎﺏُ ﻛَﺜِﻴْﺮَﺓٌ ، ﻓَﺈِﻥَّ ﻛُﻞَّ ﻣُﻘَﺪَّﻡِ ﻗَﻮْﻡٍ ﻫُﻮَ ﻗُﻄْﺒُﻬُﻢْ ﻭَﺃَﻣَّﺎ ﻗُﻄْﺐُ ﺍْﻟﻐَﻮْﺙِ ﺍْﻟﻔَﺮْﺩِ ﺍﻟْﺠَﺎﻣِﻊِ ﻓَﻬُﻮَ ﻭَﺍﺣِﺪٌ

Lalu beliau menjawab kepadaku, “Quthub itu banyak. Setiap muqaddam atau pemuka sufi bisa disebut sebagai Quthub-nya. Sedangkan al-Quthubul Ghauts al-Fard al-Jami’ itu hanya satu.

ﻭَﺗَﻔْﺴِﻴْﺮُ ﺫَﻟِﻚَ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻨُّﻘَﺒَﺎﺀَ ﻫُﻢُ ﺛَﻠَﺜُﻤِﺎﺋَﺔٌ ﻭَﻫُﻢُ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺍِﺳْﺘَﺨْﺮَﺟُﻮْﺍ ﺧَﺒَﺎﻳًّﺎ ﺍﻟﻨُّﻔُﻮْﺱ ﻭَﻟَﻬُﻢُ ﻋَﺸْﺮَﺓُ ﺃَﻋْﻤَﺎﻝٍ: ﺃَﺭْﺑَﻌَﺔٌ ﻇَﺎﻫِﺮَﺓٌ ﻭَﺳِﺘَّﺔٌ ﺑَﺎﻃِﻨَﺔٌ

Dan penjelasan tersebut: sesungguhnya bahwa Wali Nuqaba’ itu jumlahnya 300. Mereka itu yang menggali rahasia jiwa dalam arti mereka itu telah lepas dari reka daya nafsu dan mereka memilikki 10 amaliyah, 4 bersifat lahiriyah dan 6 bersifat batiniyah.

ﻓَﺎْﻷَﺭْﺑَﻌَﺔُ ﺍﻟﻈَّﺎﻫِﺮَﺓُ: ﻛَﺜْﺮَﺓُ ﺍْﻟﻌِﺒَﺎﺩَﺓِ ﻭَﺍﻟﺘَّﺤْﻘِﻖُ ﺑِﺎﻟﺰُّﻫَّﺎﺩَﺓَ ﻭَﺍﻟﺘَّﺠْﺮِﺩُ ﻋَﻦِ ﺍْﻹِﺭَﺍﺩَﺓَ ﻭَﻗُﻮَّﺓُ ﺍﻟْﻤُﺠَﺎﻫَﺪَﺓَ

Maka 4 `amaliyah lahiriyah itu antara lain: 1) Ibadah yang banyak, 2) Melakukan zuhud hakiki, 3) Menekan hasrat diri, 4) Mujahadah dengan maksimal.

ﻭَﺃَﻣَّﺎ ْ ﺍﻟﺒَﺎﻃِﻨَﺔُ ﻓَﻬِﻲَ ﺍﻟﺘَّﻮْﺑَﺔُ ﻭَﺍْﻹِﻧَﺎﺑَﺔُ ﻭَﺍﻟْﻤُﺤَﺎﺳَﺒَﺔُ ﻭَﺍﻟﺘَّﻔَﻜُّﺮُ ﻭَﺍْﻹِﻋْﺘِﺼَﺎﻡُ ﻭَﺍﻟﺮِّﻳَﺎﺿَﺔُ ﻓَﻬَﺬِﻩِ ﺍﻟﺜَّﻠَﺜُﻤِﺎﺋَﺔٌ ﻟَﻬُﻢْ ﺇِﻣَﺎﻡٌ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﻳَﺄْﺧُﺬُﻭْﻥَ ﻋَﻨْﻪُ ﻭَﻳَﻘْﺘَﺪُﻭْﻥَ ﺑِﻪِ ﻓَﻬُﻮَ ﻗُﺒْﻄُﻬُﻢْ

Sedangkan `amaliyah batinnya: 1) Taubat, 2) Inabah, 3) Muhasabah, 4) Tafakkur, 5) Merakit dalam Allah, 6) Riyadlah. Di antara 300 Wali ini ada imam dan pemukanya, dan ia disebut sebagai Quthub-nya.

ﺛُﻢَّ ﺍﻟﻨُّﺠَﺒَﺎﺀُ ﺃَﺭْﺑَﻌُﻮْﻥَ ﻭَﻗِﻴْﻞَ ﺳَﺒْﻌُﻮْﻥَ ﻭَﻫُﻢْ ﻣَﺸْﻐُﻮْﻟُﻮْﻥَ ﺑِﺤَﻤْﻞِ ﺃَﺛْﻘَﻞِ ﺍﻟْﺨَﻠْﻖِ ﻓَﻠَﺎ ﻳَﻨْﻈُﺮُﻭْﻥَ ﺇِﻟَّﺎ ﻓِﻰ ﺣَﻖِّ ﺍْﻟﻐَﻴْﺮِ ، ﻭَﻟَﻬُﻢْ ﺛَﻤَﺎﻧِﻴَﺔُ ﺃَﻋْﻤَﺎﻝٍ . ﺃَﺭْﺑَﻌَﺔٌ ﺑَﺎﻃِﻨَﺔٌ ، ﻭَ ﺃَﺭْﺑَﻌَﺔٌ ﻇَﺎﻫِﺮَﺓٌ ،

Sedangkan Wali Nujaba’ jumlahnya 40 Wali. Ada yang mengatakan 70 Wali. Tugas mereka adalah memikul beban-beban kesulitan manusia. Karena itu yang diperjuangkan adalah hak orang lain (bukan dirinya sendiri). Mereka memiliki 8 amaliyah: 4bersifat batiniyah, dan 4 lagi bersifat lahiriyah:

ﻓﺎﻟﻈﺎﻫﺮﺓ: ﺍﻟﻔﺘﻮﺓ ﻭﺍﻟﺘﻮﺍﺿﻊ ﻭﺍﻷﺩﺏ ﻭﻛﺜﺮﺓ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ ،

Yang bersifat lahiriyah adalah 1) Futuwwah (peduli sepenuhnya pada hak orang lain), 2) Tawadlu’, 3) Menjaga Adab (dengan Allah dan sesama) dan 4) Ibadah secara maksimal.

ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﺒﺎﻃﻨﺔ ﻓﺎﻟﺼﺒﺮ ﻭﺍﻟﺮﺿﺎ ﻭﺍﻟﺸﻜﺮ ﻭﺍﻟﺤﻴﺎﺀ ﻭﻫﻢ ﺃﻫﻞ ﻣﻜﺎﺭﻡ ﺍﻷﺧﻼﻕ

Sedangkan secara Batiniyah, 1) Sabar, 2) Ridla, 3) Syukur), 4) Malu. Dan meraka di sebut juga wali yang mulia akhlaqnya.

ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻷﺑﺪﺍﻝ ﻓﻬﻢ ﺳﺒﻌﺔ ﺭﺟﺎﻝ ، ﺃﻫﻞ ﻛﻤﺎﻝ ﻭﺍﺳﺘﻘﺎﻣﺔ ﻭﺍﻋﺘﺪﺍﻝ ، ﻗﺪ ﺗﺨﻠﺼﻮﺍ ﻣﻦ ﺍﻟﻮﻫﻢ ﻭﺍﻟﺨﻴﺎﻝ ﻭﻟﻬﻢ ﺃﺭﺑﻌﺔ ﺃﻋﻤﺎﻝ ﺑﺎﻃﻨﺔ ﻭﺃﺭﺑﻌﺔ ﻇﺎﻫﺮﺓ ،

Adapun Wali Abdal berjumlah 7 orang. Mereka disebut sebagai kalangan paripurna, istiqamah dan memelihara keseimbangan kehambaan. Mereka telah lepas dari imajinasi dan khayalan, dan Mereka memiliki 8amaliyah: 4 bersifat batiniyah, dan 4lagi bersifat lahiriyah:

ﻓﺄﻣﺎ ﺍﻟﻈﺎﻫﺮﺓ ﻓﺎﻟﺼﻤﺖ ﻭﺍﻟﺴﻬﺮ ﻭﺍﻟﺠﻮﻉ ﻭﺍﻟﻌﺰﻟﺔ

Adapun yang bersifat lahiriyah: 1) Diam, 2) Terjaga dari tidur, 3) Lapar dan 4) ‘Uzlah.

ﻭﻟﻜﻞ ﻣﻦ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﺭﺑﻌﺔ ﻇﺎﻫﺮ ﻭﺑﺎﻃﻦ

Dari masing-masing empat amaliyah lahiriyah ini juga terbagi menjadi empat pula: Lahiriyah dan sekaligus Batiniyah:

ﺃﻣﺎ ﺍﻟﺼﻤﺖ ﻓﻈﺎﻫﺮﻩ ﺗﺮﻙ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﺑﻐﻴﺮ ﺫﻛﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ

Pertama, diam, secara lahiriyah diam dari bicara, kecuali hanya berdzikir kepada Allah Ta’ala.

ﻭﺃﻣﺎ ﺑﺎﻃﻨﻪ ﻓﺼﻤﺖ ﺍﻟﻀﻤﻴﺮ ﻋﻦ ﺟﻤﻴﻊ ﺍﻟﺘﻔﺎﺻﻴﻞ ﻭﺍﻷﺧﺒﺎﺭ

Sedangkan Batinnya, adalah diam batinnya dari seluruh rincian keragaman dan berita-berita batin.

ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﺴﻬﺮ ﻓﻈﺎﻫﺮﻩ ﻋﺪﻡ ﺍﻟﻨﻮﻡ ﻭﺑﺎﻃﻨﻪ ﻋﺪﻡ ﺍﻟﻐﻔﻠﺔ

Kedua, terjaga dari tidur secara lahiriyah, batinnya terjaga dari kealpaan dari dzikrullah.

ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﺠﻮﻉ ﻓﻌﻠﻰ ﻗﺴﻤﻴﻦ: ﺟﻮﻉ ﺍﻷﺑﺮﺍﺭ ﻟﻜﻤﺎﻝ ﺍﻟﺴﻠﻮﻙ ﻭﺟﻮﻉ ﺍﻟﻤﻘﺮﺑﻴﻦ ﻟﻤﻮﺍﺋﺪ ﺍﻷﻧﺲ

Ketiga, lapar, terbagi dua. Laparnya kalangan Abrar, karena kesempurnaan penempuhan menuju Allah, dan laparnya kalangan Muqarrabun karena penuh dengan hidangan anugerah sukacita Ilahiyah (uns).

ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﻌﺰﻟﺔ ﻓﻈﺎﺭﻫﺎ ﺗﺮﻙ ﺍﻟﻤﺨﺎﻟﻄﺔ ﺑﺎﻟﻨﺎﺱ ﻭﺑﺎﻃﻨﻬﺎ ﺗﺮﻙ ﺍﻷﻧﺲ ﺑﻬﻢ:

Keempat, ‘uzlah, secara lahiriyah tidak berada di tengah keramaian, secara batiniyah meninggalkan rasa suka cita bersama banyak orang, karena suka cita hanya bersama Allah.

ﻭﻟﻸﺑﺪﺍﻝ ﺃﺭﺑﻌﺔ ﺃﻋﻤﺎﻝ ﺑﺎﻃﻨﺔ ﻭﻫﻲ ﺍﻟﺘﺠﺮﻳﺪ ﻭﺍﻟﺘﻔﺮﻳﺪ ﻭﺍﻟﺠﻤﻊ ﻭﺍﻟﺘﻮﺣﻴﺪ

Amaliyah Batiniyah kalangan Abdal, juga ada empat prinsipal: 1) Tajrid (hanya semata bersama Allah), 2) Tafrid (yang ada hanya Allah), 3) Al-Jam’u (berada dalam Kesatuan Allah, 3) Tauhid.

ﻭﻣﻦ ﺧﻮﺍﺹ ﺍﻷﺑﺪﺍﻝ ﻣﻦ ﺳﺎﻓﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﻘﻮﻡ ﻣﻦ ﻣﻮﺿﻌﻪ ﻭﺗﺮﻙ ﺟﺴﺪﺍ ﻋﻠﻰ ﺻﻮﺭﺗﻪ ﻓﺬﺍﻙ ﻫﻮ ﺍﻟﺒﺪﻝ ﻻﻏﻴﺮ ، ﻭﺍﻟﺒﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﻗﻠﺐ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺴﻼﻡ ،

Salah satu keistimewaan-keistimewaan wali abdal dalam perjalanan qoum dari tempatnya dan meninggalkan jasad dalam bentuk-Nya maka dari itu ia sebagai abdal tanpa kecuali

ﻭﻫﺆﻻﺀ ﺍﻷﺑﺪﺍﻝ ﻟﻬﻢ ﺇﻣﺎﻡ ﻣﻘﺪﻡ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻳﺄﺧﺬﻭﻥ ﻋﻨﻪ ﻭﻳﻘﺘﺪﻭﻥ ﺑﻪ ، ﻭﻫﻮ ﻗﻄﺒﻬﻢ ﻷﻧﻪ ﻣﻘﺪﻣﻬﻢ ،

Wali abdal ini ada imam dan pemukanya, dan ia disebut sebagai Quthub-nya. karena sesungguhnya ia sebagai muqoddam abdal-Nya.

ﻭﻗﻴﻞ ﺍﻷﺑﺪﺍﻝ ﺃﺭﺑﻌﻮﻥ ﻭﺳﺒﻌﺔ ﻫﻢ ﺍﻷﺧﻴﺎﺭ ﻭﻛﻞ ﻣﻨﻬﻢ ﻟﻬﻢ ﺇﻣﺎﻡ ﻣﻨﻬﻢ ﻫﻮ ﻗﻄﺒﻬﻢ ،

Dikatakan bahwa wali abdal itu jumlahnya 47 orang mereka disebut juga wali akhyar dan setiap dari mereka ada imam dan pemukanya, dan ia disebut sebagai Quthub-nya.

ﺛﻢّ ﺍﻷﻭﺗﺎﺩ ﻭﻫﻢ ﻋﺒﺎﺭﺓ ﻋﻦ ﺃﺭﺑﻌﺔ ﺭﺟﺎﻝ ﻣﻨﺎﺯﻟﻬﻢ ﻣﻨﺎﺯﻝ ﺍﻷﺭﺑﻌﺔ ﺃﺭﻛﺎﻥ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﺎﻟﻢ ﺷﺮﻗﺎ ﻭﻏﺮﺑﺎ ﻭﺟﻨﻮﺑﺎ ﻭﺷﻤﺎﻻ ﻭﻣﻘﺎﻡ ﻛﻞ ﻭﺍﺣﺪ ﻣﻨﻬﻢ ﺗﻠﻚ ﻭﻟﻬﻢ ﺛﻤﺎﻧﻴﺔ ﺃﻋﻤﺎﻝ ﺃﺭﺑﻌﺔ ﻇﺎﻫﺮﺓ ﻭﺃﺭﺑﻌﺔ ﺑﺎﻃﻨﺔ ،

Kemudian Wali Autad mereka berjumlah 4 orang tempat mereka mempunyai 4 penjuru tiang -tiang, mulai dari penjuru alam timur, barat, selatan dan utara dan maqom setiap satu dari mereka itu, Mereka memiliki 8amaliyah: 4 lagi bersifat lahiriyah, dan 4 bersifat batiniyah:

ﻓﺎﻟﻈﺎﻫﺮﺓ: ﻛﺜﺮﺓ ﺍﻟﺼﻴﺎﻡ ، ﻭﻗﻴﺎﻝ ﺍﻟﻠﻴﻞ ﻭﺍﻟﻨﺎﺱ ﻧﻴﺎﻡ ، ﻭﻛﺜﺮﺓ ﺍﻹﻳﺜﺎﺭ ، ﻭﺍﻹﺳﺘﻐﻔﺎﺭ ﺑﺎﻷﺳﺤﺎﺭ

Maka yang bersifat lahiriyah: 1) Banyak Puasa, 2) Banyak Shalat Malam, 3) Banyak Pengutamaan (lebih mengutamakan yang wajib kemudian yang sunnah) dan 4) memohon ampun sebelum fajar.

ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﺒﺎﻃﻨﺔ: ﻓﺎﻟﺘﻮﻛﻞ ﻭﺍﻟﺘﻔﻮﻳﺾ ﻭﺍﻟﺜﻘﺔ ﻭﺍﻟﺘﺴﻠﻴﻢ ﻭﻟﻬﻢ ﻭﺍﺣﺪ ﻣﻨﻬﻢ ﻫﻮ ﻗﻄﺒﻬﻢ

Adapun yang bersifat Bathiniyah: 1) Tawakkal, 2) Tafwidh, 3) Dapat dipercaya (amanah) dan 4) taslim.dan kepercayaan, pengiriman, dan dari mereka ada salah satu imam (pemukanya), dan ia disebut sebagai Quthub-nya.

ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻹﻣﺎﻣﺎﻥ ﻓﻬﻤﺎ ﺷﺨﺼﺎﻥ ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ ﻋﻦ ﻳﻤﻴﻦ ﺍﻟﻘﻄﺐ ﻭﺍﻵﺧﺮ ﻋﻦ ﺷﻤﺎﻟﻪ ﻓﺎﻟﺬﻱ ﻋﻦ ﻳﻤﻴﻨﻪ ﻳﻨﻈﺮ ﻓﻰ ﺍﻟﻤﻠﻜﻮﺕ ﻭﻫﻮ ﺃﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﺻﺎﺣﺒﻪ ، ﻭﺍﻟﺬﻯ ﻋﻦ ﺷﻤﺎﻟﻪ ﻳﻨﻈﺮ ﻓﻰ ﺍﻟﻤﻠﻚ ، ﻭﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﻴﻤﻴﻦ ﻫﻮ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺨﻠﻒ ﺍﻟﻘﻄﺐ ، ﻭﻟﻬﻤﺎ ﺃﺭﺑﻌﺔ ﺃﻋﻤﺎﻝ ﺑﺎﻃﻨﺔ ﻭﺃﺭﺑﻌﺔ ﻇﺎﻫﺮﺓ:

Adapun Wali Dua Imam (Imamani), yaitu dua pribadi, salah satu ada di sisi kanan Quthub dan sisi lain ada di sisi kirinya. Yang ada di sisi kanan senantiasa memandang alam Malakut (alam batin) - dan derajatnya lebih luhur ketimbang kawannya yang di sisi kiri –, sedangkan yang di sisi kiri senantiasa memandang ke alam jagad semesta (malak). Sosok di kanan Quthub adalah Badal dari Quthub. Namun masing-masing memiliki empat amaliyah Batin, dan empat amaliyah Lahir.

ﻓﺄﻣﺎ ﺍﻟﻈﺎﻫﺮﺓ ، ﻓﺎﻟﺰﻫﺪ ﻭﺍﻟﻮﺭﻉ ﻭﺍﻷﻣﺮ ﺑﺎﻟﻤﻌﺮﻭﻑ ﻭﺍﻟﻨﻬﻲ ﻋﻦ ﺍﻟﻤﻨﻜﺮ

Yang bersifat Lahiriyah adalah: Zuhud, Wara’, Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar.

ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﺒﺎﻃﻨﺔ ﻓﺎﻟﺼﺪﻭﺍﻹﺧﻼﺹ ﻭﺍﻟﺤﻴﺎﺀ ﻭﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ

Sedangkan yang bersifat Batiniyah: Sidiq (Kejujuran hati), Ikhlas, Mememlihara Malu dan Muraqabah.

ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﻘﺎﺷﺎﻧﻲ ﻓﻰ ﺍﺻﻄﻼﺣﺎﺕ ﺍﻟﺼﻮﻓﻴﺔ:

Syaikh Al-Qosyani dalam istilah kitab kewaliannya Berkata:

ﺍﻹﻣﺎﻣﺎﻥ ﻫﻤﺎ ﺍﻟﺸﺨﺼﺎﻥ ﺍﻟﻠﺬﺍﻥ ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ ﻋﻦ ﻳﻤﻴﻦ ﺍﻟﻘﻄﺐ ﻭﻧﻈﺮﻩ ﻓﻰ ﺍﻟﻤﻠﻜﻮﺕ

Wali Imam adalah dua orang, satu di sebelah kanan Qutub dan dan senantiasa memandang alam malakut (alam malaikat)

ﻭﺍﻵﺧﺮ ﻋﻦ ﻳﺴﺎﺭﻩ ﻭﻧﻈﺮﻩ ﻓﻰ ﺍﻟﻤﻠﻚ ،

, dan yang lainnya (satu lagi) di sisi kiri (wali Qutub) –, sedangkan yang di sisi kiri senantiasa memandang ke alam jagad semesta (malak).

ﻭﻫﻮ ﺃﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﺻﺎﺣﺒﻪ ﻭﻫﻮ ﺍﻟﺬﻯ ﻳﺨﻠﻒ ﺍﻟﻘﻄﺐ ،

dan derajatnya lebih luhur ketimbang kawannya yang di sisi kanan, Sosok di kiri Quthub adalah Badal dari Quthub

ﻗﻠﺖ ﻭﺑﻴﻨﻪ ﻭﺑﻴﻦ ﻣﺎ ﻗﺒﻠﻪ ﻣﻐﺎﻳﺮﺓ ﻓﻠﻴﺘﺄﻣﻞ

Syaikh Al-Qosyani berkata, diantara dirinya (yang sebelah kiri) dan antara sesuatu yang sebelumnya (sebelah kanan) memiliki perbedaan dalam perenungan

ﻭﺍﻟﻐﻮﺙ ﻋﺒﺎﺭﺓ ﻋﻦ ﺭﺟﻞ ﻋﻈﻴﻢ ﻭﺳﻴﺪ ﻛﺮﻳﻢ ﺗﺤﺘﺎﺝ ﺇﻟﻴﻪ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻋﻨﺪ ﺍﻻﺿﻄﺮﺍﺭ ﻓﻰ ﺗﺒﻴﻴﻦ ﻣﺎﺧﻔﻰ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﻠﻮﻡ ﺍﻟﻤﻬﻤﺔ ﻭﺍﻷﺳﺮﺍﺭ ، ﻭﻳﻄﻠﺐ ﻣﻨﻪ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﻷﻧﻪ ﻣﺴﺘﺠﺎﺏ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﻟﻮ ﺃﻗﺴﻢ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻷﺑﺮﻗﺴﻤﻪ ﻣﺜﻞ ﺃﻭﻳﺲ ﺍﻟﻘﺮﻧﻰ ﻓﻰ ﺯﻣﻦ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻌﻢ ، ﻭﻻﻳﻜﻮﻥ ﺍﻟﻘﻄﺐ ﻗﻄﺒﺎ ﺣﺘﻰ ﺗﺠﺘﻤﻊ ﻓﻴﻪ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﺼﻔﺎﺕ ﺍﻟﺘﻰ ﺍﺟﺘﻤﻌﺖ ﻓﻰ ﻫﺆﻻﺀ ﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺗﻘﺪﻡ ﺫﻛﺮﻫﻢ ﺍﻧﺘﻬﻰ ﻣﻦ ﻣﻨﺎﻗﺐ ﺳﻴﺪﻱ ﺷﻤﺲ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﺤﻨﻔﻰ

Wali Ghauts, yaitu seorang tokoh besar (agung) dan tuan mulia, di mana seluruh ummat manusia sangat membutuhkan pertolongannya, terutama untuk menjelaskan rahasia hakikat-hakikat Ilahiyah. Mereka juga memohon doa kepada al-Ghauts, sebab al-Ghauts sangat diijabahi doanya. Jika ia bersumpah langsung terjadi sumpahnya, seperti Uwais al-Qarni di zaman Rasul SAW. Dan seorang Qutub tidak bisa disebut Quthub manakala tidak memiliki sifat dan predikat integral dari para Wali. Demikian pendapat dari kitab manaqib Sayyidi Syamsuddin Al-Hanafi…

ﺍﻷﻣﻨﺎﺀ: ﻭﻫﻢ ﺍﻟﻤﻼﻣﺘﻴﺔ ، ﻭﻫﻢ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻟﻢ ﻳﻈﻬﺮ ﻣﻤﺎ ﻓﻰ ﺑﻮﺍﻃﻨﻬﻢ ﺃﺛﺮ ﻋﻠﻲ ﻇﻮﺍﻫﺮﻫﻢ ﻭﺗﻼﻣﺬﺗﻬﻢ ﻓﻰ ﻣﻘﺎﻣﺎﺕ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻔﺘﻮﺓ

Wali Umana: Mereka adalah kalangan Malamatiyah, yaitu orang-orang yang tidak menunjukkan dunia batinnya (mereka yang menyembunyikan dunia batinnya) dan tidak tampak sama sekali di dunia lahiriyahnya. Biasanya kaum Umana’ memiliki pengikut Ahlul Futuwwah, yaitu mereka yang sangat peduli pada kemanusiaan.

ﻭﻓﻰ ﺍﺻﻄﻼﺣﺎﺕ ﺷﻴﺦ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﺯﻛﺮﻳﺎ ﺍﻷﻧﺼﺎﺭﻱ: ﺍﻟﻨﻘﺒﺎﺀ ﻫﻢ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺍﺳﺘﺨﺮﺟﻮﺍ ﺧﺒﺎﻳﺎ ﺍﻟﻨﻔﻮﺱ ﻭﻫﻢ ﺛﻠﺜﻤﺎﺋﺔ

Dalam istilah Syaikh al-Islam Zakaria Al-Anshar ra.: Wali Nuqoba adalah orang-orang yang telah menemukan rahasia jiwa, dan mereka (wali Nuqoba) berjumlah tiga ratus orang

ﻭﺍﻟﻨﺠﺒﺎﺀ: ﻫﻢ ﺍﻟﻤﺸﻐﻮﻟﻮﻥ ﺑﺤﺒﻞ ﺃﺛﻘﺎﻝ ﺍﻟﺨﻠﻖ ﻭﻫﻢ ﺃﺭﺑﻌﻮﻥ ﺍﻫـ

Dan Nujaba mereka disibukan dengan tali beban-beban makhluk jumlah wali Nujaba Empat puluh orang

ﻗﺎﻝ: ﺍﻷﻓﺮﺍﺩ ﻫﻢ ﺍﻟﺮﺟﺎﻝ ﺍﻟﺨﺎﺭﺟﻮﻥ ﻋﻦ ﻧﻈﺮ ﺍﻟﻘﻄﺐ

Berkata Syekh Syamsuddin bin Katilah Rahimahullaahu Ta’ala: wali afrod adalah Orang-orang yang keluar dari penglihatan wali qutub artinya Wali yang sangat spesial, di luar pandangan dunia Quthub.

Para Quthub senantiasa bicara dengan Akal Akbar, dengan Ruh Cahaya-cahaya (Ruhul Anwar), dengan Pena yang luhur (Al-Qalamul A’la), dengan Kesucian yang sangat indah (Al-Qudsul Al-Abha), dengan Asma yang Agung (Ismul A’dzam), dengan Kibritul Ahmar (ibarat Berlian Merah), dengan Yaqut yang mememancarkan cahaya ruhani, dengan Asma’-asma, huruf-huruf dan lingkaran-lingkaran Asma huruf. Dia bicara dengan cahaya matahati di atas rahasia terdalam di lubuk rahasianya. Ia seorang yang alim dengan pengetahuan lahiriah dan batiniyah dengan kedalaman makna yang dahsyat, baik dalam tafsir, hadits, fiqih, ushul, bahasa, hikmah dan etika. Sebuah ilustrasi yang digambarkan pada Sulthanul Auliya Syeikhul Quthub Abul Hasan Asy-Syadzily-semoga Allah senantiasa meridhoi. BY: Tijani

No comments:

Post a Comment