Thursday, January 23, 2014

PENTINGNYA MENGUCAPKAN INSYA ALLAH

Kisah Pertama: 

Dlm hadits riwayat Bukhori dan Muslim, dikisahkan bahwa suatu hari, nabi Sulaiman a.s. berkata, “Mlm ini aku akan menyetubuhi 60 atau 70 istriku sehingga mrk hamil.
Lalu, setiap istriku melahirkan seorg anak lelaki yg akan menjadi mujahid penunggang kuda fisabilillah.” Namun, nabi sulaiman a.s. lupa mengucapkan insyaAllah. Malam itu Nabi Sulaiman a.s. berhasil menyetubuhi 60-70 istrinya, ttpi yg hamil hanya salah satu istrinya. Dan saat melahirkan, anak yg dilahirkannya tidak sempurna fisiknya, ia hanya berupa badan saja. Dlm riwayat lain, ia hanya sebelah manusia saja. Rasulullah SAW bersabda: “kalau saja nabi sulaiman a.s. mengucapkan insyaAllah niscaya mrk akan berjihad dijalan Allah sbg penunggang kuda semuanya.” Dlm riwayat Imam Muslim disebutkan: “Semua wanita itu akan hamil (dan melahirkan) putra yg berjihad dijln Allah.” (HR. Muslim).

Kisah Kedua: 

Di puncak pertarungan pemikiran antara Rasulullah SAW. Dgn kafir Quraisy, org2 Quraisy mengirimkan dua orang cendikiawannya sebagai utusan khusus kepada org2 yahudi di madinah. Tujuannya, agar org2 Quraisy mendapatkan dukungan ilmu baru dalam menghadapi Rasulullah SAW, yakni An-Nadhar bin Al Harits dan ‘Uqbah bin Abi Mu’ith. Org2 yahudi membekali dua orang cendikiawan itu dengan tiga pertanyaan yang harus mereka ajukan kepada Rosulullah SAW. Pertanyaannya adalah :

1. Bagaimana kisah Ashhabul Kahfi ?
2. Bagaimana kisah Zulkarnain?
3. Apa yang dimaksud dengan ruh?

Mendptkan 3 pertanyaan spt itu Rasulullah saw. Bersabda “besok akan saya ceritakan dan saya jwb.” Akan tetapi beliau lupa mengucapkan insyaAllah. Akibatnya wahyu yg biasanya turun kpd beliau setiap kali menghadapi masalah, terhenti selama lima belas hari. Sedangkan org2 Quraisy setiap hari selalu dtg menagih janji Rasulullah saw. “mana ceritanya? Besok...besok...besok...,” begitu kira2 ucapan org2 quraisy itu. Rasulullah SAW sangat sedih atas kejadian itu. Barulah setelah berlalu selama 15 hari Allah swt menurunkan surat Al kahfi yg berisi jawaban atas 2 pertanyaan yg diajukan kpd nabi Muhammad saw. Sedangkan pertanyaan yg ketiga disebutkan Allah. Dlm surat Al Isra’ ayat 85. Pada penghujung akhir kisah Ashhabul Kahfi, Allah swt. Berfirman: “Dan jgn sekali2 kamu mengatakan ttg sesuatu: “Sesungguh nya aku akan mengerjakan ini besok pagi, kecuali (dgn menyebut): “Insya Allah" dan ingatlah kpd Tuhan mu jika kamu lupa dan Katakanlah: "Mudah2an Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yg lebih dekat kebenarannya dari pada ini". (QS. Al Kahfi :23-24)

Kisah Ketiga: 

Pada suatu hari, ketika Nabi Musa a.s. sdg mengajar kaumnya timbul sebuah pertanyaan, “siapakah yg paling alim diantara kalian? nabi Musa menjawab, “saya”. Atas jawaban tersebut, Allah swt, menegurnya dan memberitahukan kpdnya bahwa ada seorg hamba Allah swt yg lebih alim. Singkat cerita, Nabi Musa a.s. ingin berguru kpd hamba Allah itu. Hamba Allah itu menerima lamaran Nabi Musa a.s., dgn syarat Nabi Musa tidak boleh bertanya, berkomentar, apalagi mengingkari apa yg akan dilihatnya seblm hal itu dijelaskan kepada nya. Nabi Musa a.s. menerima persyaratan itu. Hamba Allah itu, yg tiada lain adalah Nabi Khidir a.s., berkata, “akan ttpi kamu tidak akan mampu bersabar”. Spontan Nabi Musa menjawab , InsyaAllah kamu akan mendpti diriku sbg org yg sabar.” Musa berkata: "InsyaAllah kamu akan mendpti aku sebg org yg sabar, dan aku tidak akan menentangmu dlm sesuatu urusanpun." (QS. Al-Kahfi : 69). 

Dlm jawaban ini, Nabi Musa a.s. mengucapkan InsyaAllah. Akan ttpi jawaban itu menunjukkan bahwa Nabi Musa a.s. kurang tawadhu. Mengapa? Sebab, ia mengatakan “...saya sbg org yg sabar”. Beliau tidak mengatakan ”...saya sebagai bahagian dari org2 yg bersabar.” Artinya, jawaban Nabi Musa a.s seolah2 didunia ini tidak ada org yg sabar selain dirinya. Karena sedikit kurang tawadhu, terbuktilah bahwa Nabi Musa a.s. tidak bisa sabar dlm berguru kpd Nabi Khidir a.s.. mengapa? Sbb, setiap Nabi Khidir a.s. berbuat sesuatu, Nabi Musa a.s. selalu berkomentar, bahkan mengingkarinya. (kisah lengkapnya bisa dilihat di (QS. Al-Kahfi : 60-82). 

Rasulullah SAW. bersabda, Kita sangat senang kalau saja Nabi Musa bersabar, niscaya akan banyak kisah yang bisa kita dapatkan darinya.”(HR. Bukhori dan Muslim). Pada penghujung akhir kisah Ashhabul Kahfi, Allah SWT. Berfirman: “Dan jangan sekali2 kamu mengatakan tentang sesuatu: "Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi, Kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah" dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan Katakanlah: "Mudah2an Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini". (QS. Al Kahfi :23-24)

Kisah Keempat: 

Nabi Ibrahim a.s. berkata kpd anaknya yg dicintai itu, “Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dlm mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkan apa pendapatmu!.” Ia Menjawab, “Hai bapakku, kerjakanlah apa yg diperintahkan kpdmu, insy Allah kamu akan mendapatiku termasuk org2 yg sabar”.(QS. Ash-Shafat: 102). Jawaban Nabi Isma’il ini mengandung makna bahwa didunia ini banyak sekali org yg sabar dan ia insya Allah termasuk salah seorg dari mrk. Kemudian terbuktilah bahwa Nabi Isma’il a.s. mampu bersabar. Semoga Allah SWT. menjadikan kita semua sebagai hamba2Nya yang selalu mengembalikan sesuatu kepada Allah SWT, menjadi manusia2 yg tawadhu dan sabar. Amin.!

No comments:

Post a Comment