Abu Ubaidah bin Jarra, ra. Gubernur Syam Yg Zuhud. Abu Ubaidah adalah seorg sahabat yg terpercaya dan dicintai Rasulullah saw. Dia ikut bnyk peperangan membela panji-panji Islam. Bahkan, menjadi panglima perang yg sgt memperhatikan keselamatan tenteranya. Bahkan Abdullah bin Masud bangga dgnnya. “Paman2ku yg paling setia sbg sahabat Rasulullah saw, cuma 3 org. Mrk adalah Abu Bakar, Umardan Abu Ubaidah,” begitu ujarnya. Rasulullah saw. sendiri mengakui kualitas Abu Ubaidah. “Bagi suatu kaum adalah seseorg yg paling mrk percayai dan bagi kaum ini adalah Abu Ubaidah bin Jarrah,” begitu sabda Rasulullah saw. Di masa pemerintahan Abu Bakar sbg Khalifah, Abu Ubaidah dipercaya sbgiKetua Pengawas Perbendaharaan Negara. Abu Bakar kemudian mengangkatnya menjadi Gubernur Syam. Jabatan ini diemban Abu Ubaidah hingga di masa pemerintahan Umar bin Khattab. Tak lama kemudian Umar mengangkat Abu Ubaidah sbg Panglima Perang tidak mahutikan Khalid bin Walid.
Suatu ketika, ketika di masa pemerintahan Abu Ubaidah, Syam dikepung musuh. Umar berkirim surah kpd Abu Ubaidah. Isinya, “Sesungguhnya tidak akan pernah ada seorg mukmin yg dibiarkan Allah dlm suatu penderitaan melainkan Dia akan melapangkan jlnnya, hingga kesulitan akan dibalasNya dgn kemudahan.” Surah itu dibalas oleh Abu Ubaidah dgn kalimat, “Sesungguhnya Allah swt. telah berfirman: Ketahuilah bahawa kehidupan dunia ini hanyalah main-main dan senda gurau, bermewah-mewahdan saling membanggakan kekayaan dan anak pinak di antaramu, ibarat hujan (menyirami bumi), tumbuh-tumbuhan (menjadi subur menghijau), mengagumkan para petani. Lalu tanaman itu mengering, tampak menguning, kemudian menjadi rapuh dan hancur. Sdg di akhirat kelak, ada azab yg berat (bagi mrk yg menyenangi kemewahan dunia) namun ada pula ampunan dan keridhaan Allah (bagi yg mau bertaubat). Kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yg palsu belaka.” (Al-Haddid: 20)
Surah balasan Abu Ubaidah ini oleh Umar dibacakan di dpn kaum muslimin seusai melaksanakan solat berjamah. “Wahai penduduk Madinah, sesungguhnya Abu Ubaidah mengharapkan aku dan kalian semua suka berjihad,” kata Umar. Mmg Abu Ubaidah dikenal org di zamannya sbg org yg zuhud. Umar pernah berkunjung ke Syam ketika Abu Ubaidah menjabat sbg gubernur. “Abu Ubaidah, utk apakah aku dtg ke rumahmu?” tanya Umar. Jawab Abu Ubaidah, “Utk apakah kau dtg ke rumahku? Sesungguhnya aku takut kau tak kuasa menahan air matamu begitu mengetahui keadaanku nanti.” Namun Umar memaksa. Akhirnya Abu Ubaidah mengizinkan Umar berkunjung ke rumahnya. Sungguh Umar terkejut. Ia mendpti rumah Sang Gubernur Syam kosong melompong. Tiada perabotan sama sekali. Umar bertanya, “Hai Abu Ubaidah, di manakah penghidupanmu? Mengapa aku tidak melihat apa-apa selain sepotong kain lusuh dan sebuah piring besar itu, padahal kau seorg gubernur?” “Adakah kau memiliki makanan?” tanya Umar lagi. Abu Ubaidah kemudian berdiri dari duduknya menuju ke sebuah ranjang dan memungut arang yg didlmnya.
Umar pun meneteskan air mata melihat kondisi gubernurnya spt itu. Abu Ubaidah pun berujar, “Wahai Amirul Mukminin, bukankah sudah kukatakan tadi bahawa kau ke sini hanya utk menangis.” Umar berkata, “Ya Abu Ubaidah, bnyk sekali di antara kita org2 yg tertipu oleh godaan dunia.” Suatu ketika Umar mengirimi wang kpd Abu Ubaidah sejumlah empat ribu dinar. Org yg diutus Umar melaporkan kpd Umar, “Abu Ubaidah membagi-bagi kirimanmu.” Umar berujar, “Alhamdulillah, puji syukur kpd-Nya yg telah menjadikan seseorg dlm Islam yg memiliki sifat spt dia.” Begitulah Abu Ubaidah. Hidup baginya adalah pilihan. Ia memilih zuhud dgn kekuasaan dan harta yg ada di dlm genggamannya. Baginya jabatan bukan sbb buat memperkaya diri. Tapi, kesempatan utk beramal lebih guna meraih syurga.
No comments:
Post a Comment