Seratus tahun yang lalu kita ini tidak ada, seorang pun diantara kita tidak ada di dunia ini, kemudian Allah SWT mengadakan kita, menciptakan kita menempatkan kita di dunia ini, dan 100 tahun yang akan datang Insya Allah juga tidak ada seorang pun diantara kita yang masih tinggal di dunia ini, begitu cepat manusia di dunia ini maka setiap orang perlu berfikir untuk apa sebetulnya Allah SWT mengirim kita ke dunia ini.
Untuk apa Allah SWT menciptakan kita, hari ini kebanya’an manusia yang difikirkan apa mau saya, apa mau saya, apa mau saya, apa maunya istri saya, apa maunya anak saya, apa maunya masyarakat saya, apa maunya komandan saya, apa maunya bos saya, apa maunya direktur saya, apa maunya nafsu saya. Sedikit sekali manusia yang berfikir apa maunya Allah untuk saya, ini apa! Nggak sempat berfikir itu, Mulai di TK kita sudah diajari oleh Bu guru, kamu pingin jadi apa? jadi pilot, jadi orang kaya, jadi presiden, jadi apa! Jadi pendekar, jadi orang sakti, jadi dukun, jadi apa. Guru-guru kita sedikit yang mengajari, Allah SWT itu maunya apa menciptakan kita ini untuk apa kita diciptakan oleh Allah SWT
Padahal semua orang itu tahu bahawa dirinya ini tidak pernah menciptakan dirinya sendiri semua orang tahu bahawa tidak pernah ada manusia yang menciptakan bumi menciptakan langit, menciptakan matahari, menciptakan bulan semua tahu, tapi anehnya manusia itu sedikiit yang berfikir untuk apa pencipta alam semesta ini menciptakan kita, untuk apa Allah SWT menciptakan kita, untuk apa Allah menciptakan alam semesta ini, Hari-hari kita ini melihat matahari terbit, matahari terbenam tapi sedikit manusia yang berfikir untuk apa Allah menciptakan matahari pokoknya kalo terbit matahari bawa pacul ke sawah itu aja yang difikirkan tiap hari, kalo terbenam matahari ya pulang terus tidur. Untuk apa Allah ciptakan matahari, untuk apa Allah benamkan matahari.
Untuk apa Allah SWT menciptakan kita dan menciptakan alam semesta ini. Yang bisa menjawab hanya Allah sendiri, yang bisa menjawab hanya Allah sendiri, yang bisa menjawab hanya pencipta sendiri siapa pun tidak berhak menjawab, raja-raja tidak berhak menjawab, karena raja-raja tidak pernah menciptakan Alam semesta ini mereka ini diciptakan, cendikiawan-cendikiawan, ahli-ahli filsafat juga tidak berhak menjawab karena mereka juga tidak pernah menciptakan manusia dan menciptakan alam semesta ini orang-orang pinter, orang-orang pandai, tokoh-tokoh masyarakat juga tidak berhak untuk menjawab, karena mereka juga tidak pernah menciptakan manusia, tidak pernah menciptakan alam semesta ini, yang menjawab hanya Allah sendiri yang menciptakan alam semesta ini.
Allah SWT tidak membiarkan kita didalam kebingungan. Allah mengutus para Nabi para Rasul mulai manusia pertama, Allah telah mengutus seorang Nabi seorang Rasul yaitu Nabi Adam a.s dan teruuus bersambung-sambung seorang Nabi wafat diganti Nabi yang lain, seorang Nabi wafat diganti Nabi, yang lain Nabi yang lain sampai yang terakhir adalah yang mulia baginda Muhammad s.a.w Nabi yang terakhir,
Para Nabi ini diutus oleh Allah untuk memberitahu manusia untuk manusia diciptakan dan untuk apa alam semesta ini diciptakan. “Allah SWT menciptakan tujuh lapis langit, tujuh lapis bumi dan aturan-aturan yang ada diantara langit dan bumi” matahari ada aturannya, bulan ada aturannya segala sesuatu di alam semesta ini ada aturan yang tertiiiib, yang diatas planet-planet yang berjuta-juta, bermilyar-milyar, bertriliun-triliun semua berjalan dengan aturan yang telah ditentukan oleh Allah tidak tabrakan satu sama lain tumbuh- tumbuhan ada aturannya, ini aturannya pohon mangga, ada tersendiri aturan untuk pohon durian ada sendiri, untuk ketela ada sendiri, rasanya ketela begini, rasanya durian bergini, rasanya apel begini semua tertiiib ada aturannya dalam diri kita ini juga ada aturannya Allah bikin aturan diginjal kita, di paru-paru kita, di jantung kita, di mata kita, di otak kita semua ada aturan yang tertiiib sampai setiap atom yang ada di alam semesta ini ada aturannya semuannya, untuk apa semua ini diciptakan “supaya kamu itu tahu bahawa Allah itu Maha kuasa”
Ini maksud penciptaan alam semesta yang pertama itu supaya manusia itu kenal kepada Allah maka kalo kita ini melihat matahari terbit Maha suci Allah, Maha Agung Allah yang telah menerbitkan matahari beribu-ribu tahun, mungkin berjuta-juta tahun berjalan tanpa pernah absen tanpa pernah mogok, tanpa mesin, tanpa bensin, diterbangkan tanpa perlu lapangan terbang, tanpa perlu sopir dengan kehendak Allah berjalan untuk kemanfaatan manusia, kita melihat tumbuh-tumbuhan Maha Suci Allah yang telah menciptakan macem-macem tumbuh-tumbuhan, ada yang untuk bahan pokok, ada yang untuk bumbu, ada yang untuk jamu, ada yang untuk ini, ada yang untuk itu ada yang manis, ada yang masam, ada yang pedas, ada yang hijau, ada yang kuning,
Kita melihat lautan yang bergelombang, Maha Suci Allah yang telah menciptakan lautan dengan segala macam-macam ikan di dalamnya, tambang-tambang di dalamnya untuk kemaslhatan manusia kita melihat lautan tenang... begitu tenang seolah-olah lautan itu tidak punya perasaan apa-apa padahal lautan itu punya perasaan dalam satu riwayat tiap hari lautan itu berteriak-teriak kapada Allah, ya Allah izinkan aku untuk menenggelamkan manusia yang selalu berbuat dosa ini tapi Allah mengatakan jangan dulu, kasih kesempatan untuk taubat dulu, tapi kadang-kadang permintaan izin itu dizinkan juga Bleeng! Tsunami satu juta orang hilang , karena lautan ini adalah ciptaan Allah dikendalikan oleh Allah, gelombangnya dikendalikan oleh Allah SWT, arusnya dikendalikan oleh Allah SWT, ikan-ikannya dikontrol oleh Allah SWT hati-hati kamu, kalau pencipta lautan ini marah kepada kamu lautan pun ikut marah juga nanti gunung-gunung yang menjulang tinggi yang mendatangkan pemandangan yang indah, sejuk sehingga jadi tempat turis bukan mengingati Allah tapi malah mendurhakai Allah, maka Allah bikin sebahagian gunung itu marah! Batuk sedikit langsung orang-orang baru tahu ini baru dahsyatnya letupan gunung, bagaimana murkanya yang menciptakan gunung,
Hadirin yang dimuliakan Allah ta’ala
Orang yang beriman ini faham.. bahawa dunia ini milik Allah ada yang memiliki ada yang menguasai tetapi orang-orang bodoh smuliakan mengatakan ini kejadian alam, ini bencana alam, ini adalah kejahilan. Bukankah alam ini ada yang menciptakan ini bencana dari yang menciptakan alam bukan bencana alam, ini hukum alam, bukan hukum alam? hukum dari yang menciptakan alam. Hukum alam itu benda mati, kok punya hukum segala, alam itu batu-batu kayu masak punya hukum, masak punya aturan ini bukan hukum alam? hukum dari yang menciptakan alam “Lailaha IllAllah” tapi syaitan itu menipu manusia ini tidak ada kaitannya dengan pencipta alam ini hanya sekedar hukum alam, ini sekedar bencana alam ini ditipu oleh syaitan manusia sehingga taaambah lupanya kepada Allah sehingga musibanya tambah banyak, ditipu. Maka hadirin yang dimuliakan Allah SWT, alam semesta ini diciptakan oleh Allah SWT untuk mengenalkan kita kepada Allah. maka orang beriman itu melihat alam, ingat yang menciptakan alam, melihat dunia ingat yang menciptakan dunia, melihta raja-raja teringat yang menciptakan raja-raja, melihat manusia teringat yang menciptakan manusia, ini orang beriman.
Hadirin yang dimuliakan Allah Swt Maka para ulama’mengatakan apa saja yang kamu lihat di alam semesta itu lhatlah awalnya lihatlah akhirnya nanti kamu akan mengingati Allah tetapi kamu itdak lihat awalnya tidak lihat akhirnya maka kamu akan tertipu dengan keadaan dunia ini, kamu melihat seorang raja yang perkasa, yang kaya. kalo kamu hanya itu saja yang kamu lihat yang kamu pandang maka kamu akan terkesan wah hebat ini raja ini tapi kalo kamu lihat awalnya, tidak ! raja itu awalnya apa sih? Bayi, bayi darimana dari stitis air mani, setitis air mani darimana, dari makanan. Jagung, tempe, dari tanah, maka kalo kita meihat raja-raja itu kita ingat kepada Allah Swt
Maha Suci Allah, Maha Kuasa Allah tempe kok bisa jadi raja, ketela kok bisa jadi jendral sekarang ini dulunya ketela lo ini, diproses oleh Qudrotullah jadi air mani, jadi bayi kemudian jadi jendral, jendral ketela. Kalo orang mengingati awalnya, mengingati akhirnya setelah itu bagaimana raja itu akan tua akan mati jadi tanah lagi, maka tidak terkesan dengan keadaan-keadaan makhluk, justru melihat makhluk ini tambah ingat kepada Allah melihat dunia tambah ingat kepada yang menciptakan dunia tidak terkesan tidak tergiur dengan dunia, tapi kalo orang tidak berfikir kalo sedang melihat dunia sibuk dengan dunia lupa kepada Allah, tapi kalo orang yang beriman tambah melihat dunia, tambah tahu dunia, tambah cinta kepada Allah akan tampak dimatanya itu keagungan Allah, kehebatan Allah, kekuasaan Allah di dalam alam semesta ini inilah kewajiban yang pertama semuliakan yang harus kita renungi betul-betul, selagi kita ini melihat makhluk tidak teringat Allah maka ini kita sebetulnya di dalam kelalaian dilatih smuliakan, melihat apa saja itu kemudian mengingati Allah
Hadirin yang dimuliakan Allah Swt
Inilah maksud diciptakannya alam semesta yang terpenting adalah untuk mengingatkan kita kepada Allah kemudian para Nabi para Rasul menyempurnakan pemahaman kita mengenai keagungan Allah bahawa Allah SWT itu adalah yang maha Rahman yang maha Rahim yang maha kasih sayang kepada hambanya yang maha adil yang maha melihat yang maha mendengar, Allah yang mengasih kita mata tentu maha melihat yang mengasih kita tentu maha mendengar, yang menciptakan alam semesta ini tentu maha kuasa Allah SWT itu tidak sama dengan apapun saja tidak bisa dibayangkan oleh otak keagungannya, tidak bisa diukur oleh otak kehebatannya apa saja yang terlintas dalam hati kamu ketahuilah Allah tidak seperti itu, Allah jauh-jauh-jauh lebih agung dari yang kamu bayangkan maka dimasjid masjid dikumandangkan Allahu Akbar Allah maha Agung, maha agung dari segala yang dibayangkan oleh otak manusia lebih agung dari segalanya Dialah Allah yang menciptakan alam semesta ini dengan “Kun Fayakun” jadilah, maka jadiAllah menciptakan alam semesta ini dengan cara yang mudah saja nggak perlu repot-repot Jadilah maka jadi, Allah menciptakan emas menciptakan debu caranya sama saja kun jadilah, maka jadi lihatlah di tambang-tambang emas itu Allah itu meletakkan emas itu campur jadi satu untuk memberikan pelajaran kepada orang-orang tinikap orang-orang irian sungguh manusia bahawa debu dengan emas disisi Allah itu sama saja jangan karena emas kamu lupa kepada Allah emas dengan debu bagi Allah sama saja kalo kamu taat kepada Allah.
No comments:
Post a Comment